Pengalaman berbagi tempat tidur dengan bayi menghadirkan beragam pro maupun kontra. Setiap orangtua memang punya alasan untuk memilih cara tidur anaknya. Ini pro dan kontranya:
Pro
- Untuk orangtua yang sibuk, tidur bersama bayi bisa menjadi cara termudah untuk mempererat bonding dengan Sang Bayi setelah seharian terpisah.
- Mama yang masih menyusui baik secara langsung (ASI) ataupun menggunakan botol susu, mengakui bahwa sleep sharing membuatnya lebih mudah untuk menyusui Sang Bayi yang tidur tepat di sebelahnya.
- Bayi tidur lebih nyaman.
Kontra:
- Bayi jadi lebih sulit disapih dan lebih sering menyusu di malam hari. Hal ini dikarenakan ia selalu bisa mencium bau ASI.
- Beberapa bayi lainnya terlihat lebih nyenyak tidur di tempat tidurnya sendiri. Tidur bersama orangtua mungkin membuat bayi terganggu dengan aktivitas orangtua, misalnya jika Mama dan Papa mengorok.
- Sebagian Mama dan Papa merasa bahwa tidur bersama bayi membuat mereka susah tidur dan kesulitan untuk menghabiskan waktu berdua saja, termasuk dalam kehidupan seks. Namun orangtua yang lain berpendapat kalau ini justru membuat mereka jadi lebih kreatif untuk tetap memiliki waktu berdua saja.
Keputusan setiap orangtua untuk tidur bersama ataupun terpisah dengan anaknya, tentunya memiliki alasan. Namun tentunya, setiap keputusan yang diambil, harus mempertimbangkan tak hanya kenyamanan, namun juga kesehatan dan keamanan si Kecil.
American Academy of Pediatrics (AAP), sebenarnya merekomendasikan para orangtua untuk tidak berbagi tempat tidur yang sama dengan bayinya demi keamanan sang Bayi. Selain AAP, U.S. Consumer Product Safety Commission (CPSC) juga merekomendasikan para orangtua untuk tidak berbagi tempat tidur dengan anak dibawah usia 2 tahun.
Alasannya adalah meningkatnya risiko kematian akibat mati lemas, SIDS (sindrom kematian bayi mendadak), tercekik, tertindih, dan penyebab lainnya. Namun beberapa pakar dan kelompok parenting lainnya tidak setuju, menurut mereka, sleep sharing aman dan bermanfaat jika dilakukan dengan benar.