TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jaga Keselamatan, Ini 5 Posisi Tidur yang Baik untuk Bayi

Bayi berusia 0-6 bulan umumnya belum bisa membolak-balikkan badannya sendiri saat tidur

Freepik/mdjaff

Bagi Mama yang baru memiliki anak, mungkin Mama bingung ketika melihat bayi selalu tidur. Bayi yang baru lahir memang akan menghabiskan sebagian waktunya untuk tidur. Bayi berusia 4-6 bulan bahkan bisa menghabiskan waktu 12-14 jam dalam sehari untuk tidur. 

Itulah sebabnya, Mama perlu memerhatikan posisi tidur bayi agar tidak membahayakan kesehatannya. 

Lantas, bagaimana posisi tidur yang aman dan baik untuk bayi? Simak rangkuman pembahasan seputar posisi tidur bayi dari Popmama.com seperi berikut.

1. Posisi telentang

Freepik/user13216326

Mama sebaiknya memposisikan bayi untuk tidur telentang. Tidur telentang adalah posisi tidur terbaik untuk bayi karena posisi ini bisa mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) hingga 50 persen. 

Mama sebaiknya memposisikan bayi untuk tidur telentang hingga usianya satu tahun. Apabila Mama khawatir kepala si Kecil akan peyang saat tidur telentang, maka Mama bisa memiringkan kepalanya ke kanan atau atau kiri setiap 1-2 jam. 

2. Hindari tidur miring

Freepik/user13216326

Posisi tidur yang harus dihindari adalah tidur miring. Sebuah penelitian kesehatan bahkan menunjukkan bahwa bayi yang tidur miring memiliki risiko meninggal dunia di tempat tidur. 

Saat bayi tidur miring, saluran pernapasan akan menyempit atau terhalang sehingga aliran oksigen akan terhambat. Ketika aliran oksigen mulai terhambat, bayi akan kekurangan oksigen dan kesulitan untuk bernapas.

Oleh karena itu, Mama sebaiknya selalu memantau posisi tidur bayi agar si Kecil tidak tidur miring. 

3. Hindari tidur tengkurap

Freepik/pedrolunaguillen

Posisi tidur lainnya yang harus dihindari adalah tidur tengkurap. Sama seperti tidur miring, tidur dengan posisi tengkurap bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Meski Mama sudah memposisikan bayi untuk tidur telentang, si Kecil akan bergerak dengan sendirinya hingga tidur tengkurap. 

Ketika bayi sudah tidur tengkurap, Mama sebaiknya mengubah posisinya menjadi telentang. Posisi tengkurap memang boleh saja dilakukan ketika bayi sudah mampu membolak-balikkan badannya sendiri sehingga tidak mengganggu sistem pernapasannya. 

4. Tidak berbagi kasur dengan orangtua

Pexels/william-fortunato

Bayi juga sebaiknya tidak berbagi tempat tidur atau tidur satu kasur dengan orangtua. Bagi sebagian mama, tidur berpisah dengan bayi mungkin sulit untuk dilakukan. Namun, hal itu harus dilakukan guna menghindari risiko bayi tertindih badan orangtua ketika tidur. 

Mama bisa meletakkan tempat tidur bayi tepat di samping kasur mama sehingga si Kecil masih tidur dalam pengawasan. Sebuah studi bahkan pernah menyatakan bahwa bayi yang tidur satu kasur dengan orangtua akan lebih sering terbangun dibanding bayi yang tidur sendiri. 

5. Bayi tidak tidur dengan boneka atau mainan

Freepik/tan4ikk

Meski bayi bisa tidur terpisah dengan orangtua, Mama harus memastikan kondisi sekitar tempat tidur bayi telah aman. Jangan letakkan boneka atau mainan di kasur bayi karena bisa menimpa tubuh si Kecil yang berisiko menghambat sistem pernapasannya. 

Mama juga sebaiknya tidak meletakkan bantal di sisi ranjang bayi atau selimut tebal karena benda-benda tersebut juga bisa menimpa tubuh si Kecil. Terpenting adalah pastikan suhu ruangan tetap sejuk agar si Kecil bisa tidur lebih nyenyak. 

Itulah posisi tidur yang baik untuk bayi. Perlu diketahui bahwa bayi berusia 0-6 bulan umumnya belum bisa membolak-balikkan badannya sendiri saat tidur. Oleh karena itu, Mama harus membalikkan posisi tidur mereka ketika si Kecil tidak sengaja tidur miring atau tengkurap. 

Baca juga:

The Latest