TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jadwal Imunisasi Anak Terbaru Rekomendasi IDAI Tahun 2023

Yuk, ketahui jadwal imunisasi terbaru berdasarkan rekomendasi IDAI tahun 2023, Ma!

Freepik

Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin melalui suntikan ataupun tetesan ke dalam mulut seseorang. Pemberian vaksin ditujukan untuk meningkatkan produksi antibodi penerimanya.

Peningkatan antibodi tersebut dapat memberikan manfaat untuk menangkal penyakit tertentu sesuai jenis vaksin yang diberikan. Sejak baru lahir, bayi telah mendapat vaksin. Vaksin diberikan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh para ahli.

Di Indonesia, orangtua bisa mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Baru-baru ini, IDAI kembali mengeluarkan jadwal imunisasi terbaru.

Berikut telah Popmama.com rangkum jadwal imunisasi anak terbaru rekomendasi IDAI tahun 2023. Yuk, disimak, Ma!

Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI Tahun 2023

Instagram.com/andamari

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa baru-baru ini IDAI kembali mengeluarkan rekomendasi jadwal imunisasi terbaru. Seperti apa rekomendasinya? Yuk, kita simak bersama di bawah ini, Ma!

1. Hepatitis B

Pexels/cottonbro studio

Hepatitis B merupakan jenis vaksin yang mengandung antigen virus hepatitis B yang dapat mencegah infeksi virus hepatitis B. Virus tersebut dapat mengganggu fungsi organ hati.

Oleh karena itu, vaksin hepatitis B atau HB monovalen diberikan segera kepada bayi setelah lahir sebelum berumur 24 jam melalui suntikan intramuskular. Namun, sebelum itu, bayi akan disuntikkan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.

Bagi bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2000 gram, vaksinasi HB sebaiknya ditunda sampai usia 1 bulan atau saat kepulangan bayi dari rumah sakit.

Penundaan tersebut lebih baik dilakukan, terkecuali untuk kondisi bayi dari ibu positif hepatitis B tampak bugar. Pada kondisi tersebut, bayi dapat diberikan vaksin HB segera setelah lahir, tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer. Kemudian, bayi juga akan diberikan tambahan 3 dosis vaksin.

Sementara itu, pada kasus bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis B tanpa dilihat berat lahirnya, bayi dapat diberikan vaksin HB dan HB imoglobulin pada paha berbeda dalam waktu sesegera mungkin dari 24 jam setelah lahir.

2. Polio

Freepik

Vaksin polio merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio pada bayi.

Vaksin polio oral (bOPV) diberikan pada bayi dengan cara diteteskan ke mulut. Pemberian vaksin polio lengkap terdiri dari bOPV saat lahir, 3 kali bOPV dan minimal 2x kali IPV, sesuai panduan Kemenkes pada usia 4 dan 9 bulan.

 

3. BCG

Freepik

Vaksin BCG merupakan vaksin yang dapat memberikan perlindungan kepada bayi dari penyakit tuberkolosis atau dikenal juga sebagai TBC.

Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikan pertama kali pada bayi setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Namun, bagi bayi dengan ibu tuberkolosis aktif, vaksin BCG akan ditunda sampai bayi dipastikan tidak terinfeksi.

Selagi mengidentifikasi kondisi bayi, bayi dengan ibu tuberkolosis aktif akan menerima terapi pencegahan TB. Setelah itu, bayi akan menerima vaksin BCG pada usia 3 bulan apabila uji TB dinyatakan negatif.

Namun, apabila uji tuberkulin tidak tersedia, bayi tetap dapat menerima vaksin BCG dengan pemantauan terhadap reaksi yang ditimbulkan. Munculnya sedikit reaksi saja menandakan bayi memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis TB.

4. DTP

Freepik

Vaksin DTP diberikan disuntikkan secara intramuskular. Artinya, suntikan akan dilakukan pada area otot yang cukup besar, mudah diakses, dan memiliki vaskularisasi yang baik. 

Pemberian vaksin tersebut dapat dilakukan mulai usia 6 minggu. Secara lengkapnya, pemberian vaksin ini dapat diberikan setiap bulannya pada usia 2, 3, 4 bulan atau setiap 2 bulan pada usia 2, 4, 6 bulan.

5. Hib

Freepik

Hib merupakan singkatan dari haemophilus influenzae B. Vaksin Hib merupakan vaksin inaktif yang diberikan untuk menangkal bakteri yang dapat menyebabkan penyakit Hib hingga berujung kematian.

Vaksin Hib diberikan dengan cara penyuntikkan intramuskular dalam bentuk kombinasi sesuai jadwal vaksin pentavalen atau heksavalen DTwP atau DTaP pada usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan dan usia 18 bulan.

6. PCV

Freepik

Vaksin PCV atau pneumokokus merupakan vaksin yang diberikan untuk menangkal bakteri pneumokokus. Bakteri tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi berat, seperti meningitis, pneumonia, dan spesis.

Vaksin PCV disuntikkan pada usia dua, empat dan enam bulan. Kemudian booster pada usia 12-15 bulan. Jika belum diberikan pada usia 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal satu bulan dan booster pada usia 12 -15 bulan dengan jarak dua bulan dari dosis sebelumnya.

Jika belum diberikan usia 1-2 tahun berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada usia 2-5 tahun, PCV10 diberikan dua kali dengan jarak dua bulan, PCV13 diberikan satu kali.

Untuk anak lebih dari lima tahun yang berisiko tinggi infeksi pneumokokus dan belum pernah mendapat vaksin PCV, sangat direkomendasikan mendapat satu dosis PCV13.

 

7. Rotavirus

Freepik

Vaksin rotavirus atau yang disingkat juga sebagai vaksin RV diberikan kepada bayi untuk mencegah penularan diare akibat rotavirus.

Pemberian vaksin ini dibedakan berdasarkan 2 jenis, yaitu vaksin RV monovalen dan pentavalen. Vaksin monovalen berisi 1 jenis rotavirus, sedangkan pentavalen berisi 5 jenis rotavirus.

Vaksin RV monovalen diberikan dengan cara diteteskan ke dalam mulut dalam 2 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, lalu dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu selambat-lambatnya pada usia bayi 24 minggu.

Sementara itu, vaksin RV pentavalen diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, lalu berjarak 4-10 minggu untuk dosis kedua. Setelahnya, barulah dosis ketiga diberikan selambat-lambatnya pada bayi usia 32 minggu.

8. Influenza

Freepik/jcomp

Vaksin influenza diberikan kepada bayi untuk melindunginya dari penyakit influenza. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan penyuntikan intramuskular.

Vaksin influenza disuntikkan mulai usia enam bulan. Untuk suntikan pertama pada usia enam bulan sampai delapan tahun, berikan dua dosis vaksin yang berisi antigen yang sama dengan interval empat minggu.

Untuk usia sembilan tahun ke atas cukup satu kali. Selanjutnya pengulangan setiap tahun satu kali pada bulan yang sama menggunakan vaksin yang tersedia.

 

9. MR dan MMR

Pixabay/qimono

Vaksin MR disuntikkan secara subkutan mulai umur 9 bulan, dosis kedua umur 15-18 bulan, dosis ketiga umut 5-7 tahun.

Jika sampai usia 12 bulan belum mendapat MR dapat diberikan MMR mulai usia 12-15 bulan, dosis kedua 5-7 tahun. MMRV diberikan pada usia dua tahun atau lebih untuk mengurangi risiko kejang demam, Ma.

    10. Japanese Encephalitis (JE)

    Pexels/Thirdman

    Vaksin JE disuntikkan secara subkutan. Untuk si Kecil yang tinggal di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis selama satu bulan atau lebih, dosis pertama diberikan mulai usia 9 bulan, dosis pengunat (untuk yang tinggal di daerah endemis) diberikan 1-2 tahun kemudian untuk perlindungan jangka panjang, Ma.

    11. Varisela

    Pexels.com/Karolina

    Vaksin varisela diberikan secara subkutan mulai usia 12-18 bulan. Pada usia 1-12 tahun diberikan dua dosis dengan interval enam minggu sampai tiga bulan, usia 13 tahun atau lebih interval 4 sampai 6 minggu.

    12. Hepatitis A

    Pexels/Thirdman

    Vaksin ini disuntikkan secara intramuskular mulai usia lebih dari 12 bulan diberikan dalam dua dosisi dengan interval 6-18 bulan, Ma.

    13. Tifoid

    Pexels/Thirdman

    Vaksin tifoid polisakarida disuntikkan secara intramuskular mulai usia dua tahun, dan diulang setiap tiga tahun, Ma.

    14. HPV

    Freepik

    Vaksin HPV disuntikkan intramuskular pada anak perempuan usia 9-14 tahun dua dosis interval 6-15 bulan, atau pada BIAS SD dosis pertama kelas 5 dan kedua kelas 6.

    Mulai usia 15 tahun dengan dosis dewasa, 3 dosis dengan jadwal vaksin bivalen 0,1,6 bulan, quadrivalen atau nonvalen 0,2,6 bulan.

    15. Dengue

    Pexels/Thirdman

    Vaksin Chimeric Yellow Fever Dengues (CYD) disuntikkan instramuskular, usia 9-16 tahun, 3 dosis, interval 6 bulan.

    Diberikan pada anak yang pernah sakit dengue yang dikonfirmasi dengan deteksi antigen atau tes serologi IgM anti dengue. Jika tidak pernah sakit dengue, dilakukan tes serelogi IgG anti dengue. Vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dapat diberikan pada seropositif maupun seronegatif usia 6-45 tahun, disuntikkan subkutan dua dosis dengan interval tiga bulan.

    Nah, itulah informasi mengenai jadwal imunisasi anak terbaru rekomendasi IDAI tahun 2023. Pastikan si Kecil mendapatkan vaksinasi sesuai jadwalnya agar selalu sehat.

    Semoga informasi di atas membantu, Ma!

    Baca juga:

    The Latest