TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Patuhi Jadwalnya, Ini Imunisasi Dasar Lengkap untuk Bayi Terbaru 2020

Penundaan imunisasi dapat menimbulkan risiko cacat hingga kematian, Ma

Freepik/wavebreakmedia

Imunisasi merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia terhadap agen penyakit dengan cara menyuntikkan bahan antigen. Lewat imunisasi, sistem kekebalan tubuh manusia dapat bekerja aktif sehingga tubuh melindungi dirinya sendiri. 

Imunisasi dilakukan sejak bayi berusia 0 bulan hingga anak berusia 18 tahun. Tak sembarangan, imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai dengan jadwalnya, Ma.

Agar tidak melewatkan jadwal imunisasi si Kecil, Popmama.com merangkum imunisasi dasar lengkap terbaru 2020 beserta jadwalnya. Ayo disimak, Ma!

Imunisasi Dasar Lengkap yang Harus Dipenuhi

Pixabay/qimono

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan jadwal imunisasi dasar lengkap terbaru yang harus dipenuhi oleh si Kecil. Imunisasi penting untuk dilakukan, tujuannya agar seseorang terhindar dari penyakit, cacat, atau bahkan kematian yang disebabkan oleh virus tertentu.

Menghindari pemberian imunisasi dapat menimbulkan risiko bagi si Kecil maupun lingkungan tempat tinggalnya, Ma. Bayi dan anak mudah tertular penyakit karena tidak ada kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Imunisasi dasar lengkap apa saja yang wajib dipenuhi? Berikut daftarnya yang dilansir dari laman IDAI:

1. Vaksin Hepatitis B (HB)

Vaksin HB monovalen sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer.

Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir.


2. Polio (OPV + IPV)

Vaksin Polio 0 (0PV) sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya, vaksin IPV diberikan di bulan ke 2, 3, dan 4. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun
 

3. BCG

Vaksin ini sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.


4. DPT-Hb-Hib

Dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.


5. MR/MMR

Pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR.

Manfaat Imunisasi Dasar

Pexels/Cottonbro

Lewat imunisasi, bayi dapat terhindar dari penyakit yang menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Berikut fungsi macam-macam imunisasi yang diberikan pada bayi dan anak-anak:

  • Vaksin Hepatitis B mencegah penyakit hepatitis B. Ini adalah  penyakit pada organ hati yang dapat berlangsung selama beberapa minggu, bahkan seumur hidup.
  • Vaksin Polio diberikan pada bayi agar ia terhindar dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Meski Indonesia sudah dinyatakan bebas polio oleh WHO, pemberian vaksin ini tetap dianjurkan, Ma.
  • Vaksin BCG mencegah bayi terkena penyakit tuberkulosis (TB).
  • Vaksin DPT untuk mencegah penyakit mematikan pada bayi yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri adalah penyakit yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, lumpuh, serta gagal jantung. Tetanus dapat mengakibatkan kaku otot dan mulut mengunci, rasio kematian 1 berbanding 5. Dan pertusis adalah batuk rejan yang dapat menyebabkan bayi mengalami batuk yang sangat parah. Bayi berisiko kesulitan bernapas hingga menyebabkan kematian.
  • Vaksin Hib, mencegah meningitis, infeksi pada telinga, paru-paru, darah, maupun persendian.
  • Vaksin MR mencegah penyakit campak dan rubella.

Tips untuk Orangtua

freepik.com/freepik

Karena imunisasi sangat penting bagi bayi, maka sebaiknya orangtua tidak melewati jadwal pemberian imunisasi. Ada beberapa hal yang membuat orangtua enggan membawa bayi untuk imunisasi, salah satunya adalah efek samping setelah imunisasi.

Terkadang setelah imunisasi, bayi mengalami efek samping seperti demam, rewel, atau bengkak di bagian tubuh yang disuntik. Hal ini biasanya akan hilang dalam waktu 3-4 hari, Ma. Jika bayi mengalami demam, Mama dapat memberikan obat penurun demam, kompres air hangat, dan sering diberi ASI.

Efek samping ini tidak sampai menyebabkan kematian atau kelumpuhan, jadi Mama tidak perlu khawatir. Namun jika masih berlanjut, Mama dapat membawa si Kecil ke dokter.

Apakah bayi boleh dimandikan setelah mendapatkan imunisasi? Hal ini seringkali menjadi perdebatan. Jawabannya adalah ya dan tidak. Ini tergantung pada kondisi bayi, beberapa bayi mungkin lebih mudah sakit dibandingkan dengan bayi lainnya. Ada beberapa alasan mengapa bayi sebaiknya tidak dimandikan setelah imunisasi. Alasan tersebut antara lain:

  • Memiliki risiko infeksi
  • Kekebalan tubuh bayi berbeda-beda dan ada efek samping setelah imunisasi
  • Bayi terlihat lelah setelah imunisasi

Bagaimana jika Terlambat Imunisasi?

Freepik

Pandemi Covid-19 membuat Mama dan si Kecil harus diam di rumah untuk menghindari tertular virus corona. Ini mungkin dapat menyebabkan Mama kesulitan untuk mengikuti jadwal imunisasi bayi dengan tepat waktu. Padahal jadwal ini sebaiknya ditepati sehingga bayi terhindari dari risiko penularan penyakit.

Namun bagaimana jika imunisasi tertunda? Apabila situasi tidak memungkinkan bagi Mama dan si Kecil untuk melakukan imunisasi, jadwal dapat ditunda hingga paling lama 1 bulan. Dan bila kondisi sudah memungkinkan, jangan ditunda, Ma.

Nah, itu informasi mengenai imunisasi dasar yang wajib dipenuhi oleh bayi. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.

Baca juga:

The Latest