TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jangan Asal Gendong, Ma, Dampaknya Panggul Bayi Bisa Miring

Cara menggendong yang tidak tepat, dapat berakibat fatal pada perkembangan fisik bayi.

Pexels.com/Josh Wilink

Menggendong bayi adalah hal yang sangat lazim dilakukan oleh orangtua sejak zaman dahulu hingga kini. Jika dulunya bayi digendong menggunakan selendang, kini telah hadir berbagai macam gendongan bayi dalam berbagai model dan bentuk.

Namun tahukah Mama, meski sudah ada berbagai macam model gendongan bayi, Mama perlu memperhatikan dengan jeli cara menggendong yang tepat. Jika salah melakukannya, bayi bisa terkena risiko panggul miring atau hip dysplasia.

1. Apa itu hip dysplasia?

Pexels.com

Hip dysplasia merupakan sebuah kondisi di mana formasi panggul bayi yang keluar dari persendiannya. Kondisi ini memang tak terlalu kentara terlihat, namun banyak kasus yang akhirnya tidak terdiagnosa dan terlambat ditangani hingga akhirnya baru disadari di usia anak-anak atau dewasa.

2. Penyebab hip dysplasia

Pexels.com

Penyebab hip dysplasia beragam. Salah satunya adalah posisi menggendong dan bedong yang tidak benar. Bayi yang digendong hadap depan atau dibedong dengan sangat kencang rentan mengalami hip dysplasia karena tekanan pada tulang punggung bayi yang menyebabkan bergesernya sendi tulang paha dan panggul.

Penyebab lain yang bisa memicu hip dysplasia adalah lahir sungsang, bayi dengan berat tubuh berlebih dan uterus ibu yang sempit sehingga panggul bayi tertekan.

3. Ciri-ciri anak dengan hip dysplasia

Pexels.com

Bayi dengan hip dysplasia memang tak dapat dilihat secara kasat mata tanpa diperhatikan baik-baik. Tetapi ada ciri yang bisa tampak kok, Ma, yaitu kaki yang tidak simetris atau salah satu kaki yang tidak sama panjang dengan kaki yang lain. 

4. Tes untuk mengetahui adanya hip dysplasia

Pexels.com

Ada tiga tes yang dilakukan untuk mendeteksi hip dysplasia, yaitu:

  1. Tes Barlow, dengan memegang kaki anak dan membukanya ke arah samping. Jika anak kesakitan, bisa terindikasi adanya hip dysplasia
  2. Tes Galeaze, yaitu menekuk lutut bayi untuk melihat apakah sama panjang
  3. Tes Ortolani, yaitu menekuk kedua kaki bayi dan membukanya. Jika terdengar suara 'klik', terindikasi bayi mengalami hip dysplasia
     

5. Apakah hip dysplasia bisa dikoreksi?

Pexels.com

Bisa. Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan sesuai usianya. Untuk bayi di usia kurang dari 6 bulan, biasanya dipasang harness yang disebut pavlik harness. Harness ini akan digunakan minimal 3 bulan dan tidak boleh dibuka. 

Untuk anak di atas usia 6 bulan yang mulai aktif bergerak, bisa dilakukan terapi, pemasangan alat penahan di bagian tulang yang mengalami gangguan. Jika tingkat pergeserannya parah, tidak menutup kemungkinan dilakukan pembedahan.

Bila Mama melihat adanya kecenderungan di atas, sebaiknya segera bawa anak ke dokter ya, Ma. Karena jika terlambat ditangani, anak akan kesulitan merangkak, berjalan bahkan bisa pincang saat ia besar nanti. 

Baca Juga:

The Latest