TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Cara Pendeteksian dan Pencegahan Diabetes Melitus pada Anak Sejak Dini

Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi penyintas diabetes, orangtua perlu lakukan ini

Freepik/spukkato

Diabetes melitus pada anak kembali menjadi perhatian pemerhati kesehatan karena jumlahnya yang terus bertambah. Dimana rata-rata usia anak yang terkena diabetes melitus adalah usia lima hingga sembilan tahun serta 10-14 tahun.

Prof. Aman B. Pulungan MD, Ph.D, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada usia anak di luar kriteria tersebut. Sehingga perlunya pendeteksian sejak dini guna menghindari resiko terburuk imbas diabetes melitus.

Ia juga menambah apabila penyakit diabetes melitus pada anak tidak ditangani secara serius maka tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa masuk jajaran empat besar sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi di dunia. Imbasnya akan meningkat pula kasus obesitas pada si Kecil.

“Pada tahun 2010, data Internasional Pediatric Association  menunjukkan Indonesia ada di peringkat 10 besar. Saya memperkirakan pada tahun 2030 mendatang apabila kita tidak melakukan apa-apa maka besar kemungkinan masuk ke jajaran enam besar,” tuturnya.

Dalam acara yang diselenggarakan Prodia bertajuk “Masyarakat Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja”, profesor pediatrik ini menyampaikan tiga faktor risiko yang perlu Mama tahu sebagai cara pendeteksian dan pencegahan diabetes melitus pada anak.

Simak ulasan lengkapPopmama.comdi bawah ini ya, Ma!

Cek Riwayat Penyakit Anggota Keluarga

Freepik/jannoon028

Faktor risiko diabetes pada anak salah satunya dari riwayat keluarga. Mama perlu mengecek atau mencari tahu apakah ada anggota keluarga yang mengidap diabetes melitus. Jika ada maka kemungkinan besar, si Kecil bisa mewarisi gen diabetes tersebut.

Khususnya diabetes tipe 2. Faktor genetik ini menyebabkan menurunkan fungsi sel beta sehingga terjadi tubuh kekurangan insulin. Kondisi ini akan mengakibatkan resistensi insulin atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efektif.

Cek pula beberapa penyakit pada anggota keluarga yang bisa meningkatkan faktor risiko diabetes melitus pada anak, yaitu:

  • Intoleransi glukosa atau mengidap diabetes tipe 2
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Hipertensi
  • Sindrom metabolik
  • Hiperurisemia atau gout
  • Penyakit jantung koroner
  • Stroke
  • Diabetes gestasional
  • PCOS atau hirsutisme
  • Nonalcoholic fatty liver disease

Menelaah Kondisi Kesehatan Anak

Freepik/maophotostocker

Faktor risiko yang kedua adalah dari riwayat pasien sendiri atau kondisi kesehatan anak. Sebagai orangtua, sepatutnya Mama dan Papa memperhatikan tumbuh kembang si Kecil. Mulai dari tinggi badan, berat badan, kemampuan motorik dan sensorik, bagaimana keseharian anak serta lain sebagainya.

Nah, terdapat beberapa indikasi yang bisa membantu Mama mendeteksi apakah anak mengidap diabetes melitus atau tidak, meliputi:

  • Anak berat badan lahir rendah (bblr)
  • Mengalami pubertas dini
  • Evolusi obesitas atau kenaikan berat badan yang signifikan
  • Rendahnya aktivitas fisik
  • Mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi nafsu makan atau metabolisme glukosa maupun lemak

Aware terhadap Perubahan Tubuh si Kecil

Dok. Prodia

Mama juga perlu aware terhadap setiap perubahan pada fisik anak. Setiap perubahan ada si Kecil perlu Mama waspadai, apakah ini ke arah yang positif atau justru menjadi akar gangguan kesehatan.

Salah satunya adalah kondisi akantosis nigrikans, yaitu area kulit yang menggelap di bagian leher, ketiak, dan ruas-ruas jari. Prof. Aman menuturkan 75 persen anak dengan DM tipe 2 mempunyai tanda-tanda tersebut. Beberapa kondisi fisik pada anak sebagai tanda diabetes melitus, yaitu:

  • Genu valgum, kaki bengkok berbentuk O atau X
  • Akantosis nigrikans
  • Striae atau stretch marks di belakang leher
  • Adipomastia, lemak yang berlebih pada bagian payudara anak laki-laki
  • Hipertensi
  • Jerawat
  • Hirsutisme, tumbuhnya rambut yang berlebih di pada anak perempuan di area bibir atas, dagu, cambang, dada, dan punggung
  • Perawakan tinggi
  • Pubertas dini (prekoks)

Rutin Melakukan Kontrol Gula Darah

Freepik/pressmaster

Selain itu, perlunya para orangtua mempunyai kesadaran tentang ancaman diabetes melitus pada anak. Misalnya dengan mengenai gejala-gejala diabetes pada anak, seperti sering makan dan minum, banyak Buang Air Kecil (BAK), masih mengompol, terjadinya penurunan berat badan anak secara drastis, cepat lelah, serta tanda kedaruratan lainnya.

“Mencurigai diabetes melitus diperlukan guna memulai skrining pada anak dan remaja sehingga bisa menurunkan risiko tinggi atau angka KAD. Skrining dapat membantu deteksi sejak dini,” imbuh Prof. Aman.

Akan jauh lebih baik apabila Mama rutin mengajak si Kecil melakukan kontrol gula darah paling sedikit satu tahun sekali atau enam bulan sekali.

Menurut Prof. Aman pengecekan tersebut wajib dilakukan oleh Mama dan Papa yang mempunyai anak berbadan gemuk karena potensi DM-nya cukup tinggi.

“Jangan tunggu sakit dulu. Lebih pekalah mengenai kesehatan anak, periksakan kesehatan jika gejala seringan mungkin terjadi, serta sediakan lingkungan dan makanan sehat untuk anak. Perhatikan kandungan gula yang dikonsumsi, jangan melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” tuturnya.

Kontrol Metabolik yang Baik Jadi Kunci Pencegahan dan Penanganan Diabetes pada Anak

Freepik

Kontrol metabolik adalah upaya Mama untuk menjaga kadar gula darah anak dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan anak malah menjadi kekurangan glukosa dalam darah.

Untuk mencapai kontrol metabolik yang optimal ini dibutuhkan penanganan yang menyeluruh baik oleh keluarga, ahli endokrinologi anak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikologi anak, pekerja sosial, pemerintah, dan sebagainya.

Dengan kontrol metabolik yang baik maka bisa menurunkan kasus diabetes pada si Kecil. Anak penderita diabetes juga dapat beraktivitas layaknya anak normal.

Pengelolaan kontrol metabolik, meliputi:

  • Pemberian tatalaksana yang sesuai baik insulin maupun obat-obatan,
  • Pengaturan makan yang baik,
  • Rutin melakukan aktivitas fisik seperti olahraga,
  • Edukasi kepada anak dan keluarga
  • Pemantauan gula darah secara mandiri.

Demikianlah ulasan terkait cara pendeteksian dan pencegahan diabetes melitus pada anak. Kesadaran orangtua tentang penyakit ini memegang kendali besar sebagai tindakan preventif. Pahami gejala dan tandanya serta lakukan kontrol gula darah secara teratur, ya!

Baca Juga:

The Latest