TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Langkah Penyelamatan saat Anak Tenggelam yang Harus Diketahui

Kemampuan berenang jadi cara paling efektif untuk menyelamatkan dan menghindari kejadian tenggelam

Freepik/rawpixel.com

Peristiwa tenggelam sangat mungkin terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan, angka kematian akibat drowning relatif tinggi dibandingkan kecelakaan lainnya. Mayoritas korban kasus tenggelam adalah anak usia di bawah lima tahun, tepatnya 1-4 tahun.

DR. dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A(K) selaku Ketua UKK ERIA IDAI  mengatakan kejadian tenggelam atau terseret air sejatinya tidak perlu terjadi. Karena ada beberapa tindakan preventif yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan korban tenggelam tersebut. Kemampuan ini lebih dikenal water survival skill.

“Keahlian ini sangat penting dimiliki oleh setiap orang sehingga orangtua perlu mempunyai kemampuan ini lalu mengajarkannya kepada si Kecil,” tambah dr. Ririe.

Kekhawatiran tersebut membuat World Health Organization menetapkan setiap tanggal 27 Mei untuk memperingati World Emergency Day. Atas dasar itulah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengadakan briefing media tentang pentingnya langkah penyelamatan saat tenggelam yang harus Mama dan Anak tahu.

Simak ulasan Popmama.com di bawah ini ya.

Tenggelam di Air Tawar Lebih Berbahaya daripada Air Asin

parenting.firstcry.com

Peristiwa tenggelam erat kaitannya dengan kegiatan berenang maupun bermain air. Dimana aktivitas tersebut kerap Mama dan Papa lakukan sebagai ajang rekreasi bersama si Kecil. Belum lagi menjamurnya tempat-tempat kolam renang yang menyediakan berbagai wahana bermain air yang memanjakan si Anak.

dr. Ririe mengatakan ada dua kondisi kecelakaan di air, yaitu tenggelam dan hampir tenggelam. Hampir tenggelam adalah kematian akibat asfiksia yang disebabkan oleh aspirasi cairan yang terjadi dalam 24 jam setelah peristiwa tenggelam di air.

Sementara kondisi tenggelam merupakan seseorang yang masih dalam keadaan hidup lebih dari 24 jam setelah peristiwa tenggelam di air.

Tahukah Mama bahwa potensi tenggelam di air tawar lebih besar dari pada di laut. dr. Ririe menjelaskan ketika anak maupun orang dewasa tenggelam di air tawar makan akan langsung masuk ke paru-paru. Alhasil, paru-paru akan dipenuhi air dan akhirnya collabs. Saat itu, tidak ada udara sehingga menyulitkan untuk bernapas.

“Sementara tenggelam terjadi di air laut, air akan menyebabkan paru-paru mengembang atau membengkak. Sehingga masih ada sedikit ruang untuk kesempatan bernapas. Oleh karena itu, kejadian hampir tenggelam lebih banyak terjadi di air laut,” tambahnya.

Selain itu, kondisi air laut lebih aman dari bahaya tenggelam ada hubungannya dengan Hukum Archimedes.  Dimana setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.

“Jadi, kalau massa (berat) benda kurang dari air laut akan mengambang. Jika lebih berat akan tenggelam. Nah, umumnya berat badan manusia lebih rendah jadi biasanya akan mengambang,” tutur dr. Ririe.

Meskipun begitu, bukan berarti Mama dan Papa membiarkan si Kecil bebas berenang di pantai atau laut tanpa pelampung maupun life jacket ya.

Faktor Penyebab Seseorang Tenggelam

Freepik

Dokter spesialis anak juga menuturkan faktor terbesar kasus tenggelam karena korban tidak mempunyai kemampuan berenang yang baik.

Ia sangat menyarankan setidaknya setiap orangtua mampu berenang secara baik. Sehingga mereka bisa melakukan penyelamatan atau drowning prevention ketika anaknya hampir tenggelam. Dengan begitu, angka kematian akibat tenggelam bisa menurun.

Tak hanya itu, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan tenggelam antara lain:

  • Tidak mempunyai keahlian berenang dengan baik
  • Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
  • Ketidakmampuan seseorang akibat hipotermia, syok, cedera, serta kelelahan. Paling sering terjadi adalah keram pada bagian kaki mengingat kaki merupakan tumpuan saat seseorang berenang
  • Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang
  • Perahu atau kapal tenggelam secara tiba-tiba
  • Terperangkap atau terjerat di dalam air
  • Menenggelamkan tubuh dengan sengaja sebagai upaya Bunuh diri

Pentingnya Anak dan Orangtua Punya Kemampuan Berenang yang Baik

Freepik/wombatzaa

Mengingat sebagian besar kasus tenggelam terjadi pada anak-anak maka dr. Ririe sangat menganjurkan setidaknya Mama dan Papa mempunyai keahlian berenang yang baik. Atau bisa juga memasukkan si Kecil ke les berenang sedini mungkin.

Pasalnya, berenang merupakan water survival skill yang seyogyanya dimiliki setiap individu. Apalagi, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau. Belum lagi bencana alam seperti banjir yang sering melanda jadi alasan kuat untuk mampu berenang secara baik.

dr. Ririe menjelaskan, “Usia yang aman untuk anak mulai mengikuti sekolah renang adalah sekitar 4-6 bulan. Atau ketika si Kecil sudah bisa mengangkat kepalanya.”

Water survival skill  sendiri adalah bagaimana seseorang bisa menyelamatkan diri dari kondisi tenggelam  maupun hampir tenggelam. Kemampuan ini meliputi:

  • Mampu melompat dalam air dan mengusahakan kepala berada di permukaan air
  • Gerakan berbalik di dalam air
  • Mampu mengapungkan diri ke permukaan air
  • Mempunyai kemampuan bernapas sambil bergerak di dalam air atau snorkeling
  • Keluar dari air

Prinsip Penyelamatan Anak atau Korban Tenggelam di Air

Freepik/wavebreakmedia_micro

Dalam acara Media Briefing, dr. Ririe turut memaparkan cara yang bisa Mama dan Papa lakukan dan ajarkan kepada si Kecil tentang cara penyelamatan korban tenggelam. Secara sederhana prinsip penyelamatan  di air terdiri dari empat tahap, yaitu:

  • Raih korban tenggelam dengan maupun tanpa alat
  • Lemparkan alat apung, seperti ban atau papan, ke arah korban tenggelam
  • Dayung atau gunakan perahu untuk mendekati korban tersebut
  • Renang ke arah korban dan tarik korban menggunakan satu tangan dari belakang. Jangan lupa untuk membawa pelampung untuk keselamatan. Opsi ini bisanya hanya dilakukan oleh penyelamat yang sudah mahir berenang.

Langkah-langkah Penanganan Korban Tenggelam

Freepik/zenstock

Setelah korban sampai di area yang cukup safety, ada beberapa tata laksana yang mesti dilakukan, yaitu:

  • Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman
  • Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus.
  • Buka jalan nafas penderita dengan menekan bagian dada.
  • Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
  • Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
  • Berikan oksigen bila ada. g. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
  • Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
  • Segera bawa ke fasilitas kesehatan

dr. Ririe menambahkan ada perbedaan cara terkait cara membuka jalan napas pada anak dan bayi. “Kalau anak cukup tekan dada menggunakan satu atau dua telapak tangan. Sementara pada bayi cukup dengan 2 jari saja,” tuturnya.

Selain itu, pada anak tekan tepat di bagian tengah dada. Sedangkan pada balita, batita, atau bayi di bagian pertemuan garis horizontal bagian puting dan vertikal dada sedalam. Tekan sedalam 2-3 cm saja. Pada anak dan bayi, CPR ini dilakukan sebanyak 15 kali selama 2 menit dan pada orang dewasa 30 kali selama 2 menit.

Demikianlah ulasan tentang langkah penyelamatan saat tenggelam yang mesti orangtua dan anak tahu. Hal ini guna mengurangi kejadian tenggelam pada si Kecil yang berpotensi mengakibatkan kematian. Pengawasan dan kemampuan berenang jadi faktor sangat penting dalam upaya preventif drowning ini.

Baca Juga:

The Latest