TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa itu Strawberry Generation? Ini Penjelasan dan Karakteristiknya

Anak-anak generasi sekarang mendapat istilah lain, yaitu "strawberry generation"

Pexels/Pixabay

Setiap generasi memiliki istilah masing-masing, mulai dari generasi baby boomers, milenial, X, Y, Z, dan Alpha. Namun, apakah Mama pernah mendengar istilah "strawberry generation"?

Istilah yang konon diperuntukkan bagi orang-orang yang lahir setelah tahun 1981 di Taiwan ini sedang menjadi perbincangan lagi. Kali ini, strawberry generation merujuk pada generasi di bawah milenial yang terlihat "lunak seperti stroberi".

Generasi muda yang memiliki ketergantungan dengan teknologi dan kemajuan sosial, berikut kata orang-orang terkait strawberry generation.

Sebenarnya kenapa generasi sekarang bisa disebut sebagai strawberry generation?

Berikut Popmama.com rangkum penjelasan dan karakteristikstrawberry generation. Penasaran? Langsung saja dibaca yuk, Ma!

1. Apa sih yang dimaksud dengan Strawberry Generation?

Pexels/Ylanite Koppens

Dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation, Guru Besar FEUI Prof. Rhenald Kasali menjabarkan definisi dari strawberry generation.

Strawberry generation atau generasi stroberi adalah generasi yang memiliki banyak ide cemerlang, tapi sayangnya mereka mudah sekali menyerah, sakit hati, lamban, egois, dan pesimis terhadap masa depan.

Seperti buah stroberi yang indah tetapi cepat rusak ketika diberi tekanan, strawberry generation pun mudah menyerah dan hancur ketika ada tekanan.

Semakin ke sini, banyak orang yang beranggapan kalau strawberry generation tidak terpatok pada tahun kelahiran. Namun, beberapa setuju strawberry generation ini merujuk pada karakteristik beberapa orang dari generasi belakangan ini.

2. Karakteristik negatif Strawberry Generation

Pexels/Monstera

Seperti yang tadi disebutkan, strawberry generation mudah rapuh. Ketika harus menghadapi tekanan sosial di sekitar, mereka akan langsung mengeluh bahkan menyerah.

Kita harus memahami kalau terkadang harapan yang kita miliki tidak akan selalu terwujud. Namun, bagi strawberry generation seringkali ada harapan yang tidak realistis dan terlalu memaksa. Semuanya harus terwujud dalam sekejap.

Selain itu, mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab atau enggan menerima konsekuensi atas apa yang dilakukan secara sadar. Beberapa di antara mereka bahkan menjatuhkan kesalahan mereka pada orang lain.

3. Karakteristik positif Strawberry Generation

Pexels/Zen Chung

Di balik karakteristik negatif tadi, strawberry generation juga memiliki karakteristik positif, lho. Dikenal sebagai generasi dengan banyak ide cemerlang, mereka menyukai hal yang dinilai baru dan menantang.

Mereka juga tak segan melakukan pekerjaan untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Malah menurut strawberry generation bekerja itu bukan hanya sekadar demi memiliki uang.

Kemampuan public speaking, keberanian mereka dalam menyampaikan pendapat atau mengutarakan ide-ide yang dimiliki pun sangat berguna dalam dunia kerja.

Kemajuan jaman dan perkembangan teknologi juga bukanlah masalah bagi strawberry generation. Mereka dapat beradaptasi dengan hal-hal tersebut. Bahkan, tak jarang memanfaatkan teknologi secara maksimal.

4. Yang memicu kemunculan Strawberry Generation

Pexels/RODNAE Productions

Sebenarnya apa sih yang membuat anak-anak jaman sekarang bersikap lunak seperti stroberi?

Melalui bukunya, Prof. Rhenaldi Kasali menyebutkan beberapa faktor pemicu kemunculan strawberry generation, antara lain:

  1. Didikan atau pola asuh (parenting) orangtua yang terlalu memanjakan, overprotective, dan terus ikut campur dengan apa yang sedang dihadapi anak
  2. Panggilan yang diberikan oleh orangtua, seperti "si pemalas", lamban, susah diatur, dan lainnya
  3. Self-diagnose kesehatan mental melalui pencarian di Google atau atas validasi netizen media sosial

Dari ketiga faktor tersebut, kita melihat bahwa orangtua memiliki peranan dalam membantu anak memahami karakteristiknya sendiri.

5. Solusi agar Strawberry Generation bisa lebih tangguh

Pexels/RODNAE Productions

Kalau begitu, bagaimana supaya anak-anak yang disebut sebagai strawberry generation dapat lebih tangguh?

Nah, Prof. Rhenald Kasali juga memberikan beberapa solusi yang dapat dilakukan yaitu membekali diri dengan literasi, pemberian dukungan dari orangtua, dan sistem pendidikan. Berikut kesimpulan yang diambil:

  1. Jangan menelan informasi yang diterima secara mentah-mentah. Cari tahu terlebih dahulu melalui referensi terpercaya atau seorang profesional
  2. Orangtua khususnya Mama harus adalah panutan bagi anak, maka dari itu perlu bersikap tegas dan ajarkan cara bertanggung jawab dengan benar
  3. Selain itu, Mama juga bisa mencari sekolah dengan sistem pendidikan yang tepat untuk anak

Dengan melakukan hal-hal tersebut, "strawberry generation" diharapkan bisa melaju setinggi langit dan meninggalkan karakteristik negatif.

Itu dia penjelasan dan karakteristik strawberry generation. Didik anak mama untuk tetap tangguh sekaligus berani dalam mengutarakan ide, ya!

Baca juga:

The Latest