Menurut Tafsir Al-Muyassar, diceritakan bahwa Allah menciptakan suatu penghalang di depan orang-orang kafir, dan juga di belakang mereka. Dengan demikian, mereka terhalang seperti seseorang yang tidak mampu melihat jalan di depannya dan juga di belakangnya. Kemudian, Allah membuat mereka buta secara lahiriah karena kekafiran dan kesombongan mereka. Mereka tidak mampu melihat jalan yang lurus dan tidak mendapatkan petunjuk menuju kebenaran. Setiap orang yang menolak dakwah Islam dan menghadangnya, maka dia berhak mendapatkan azab yang demikian.
Kemudian, menurut Tafsir Ringkas Kementerian Agama, Allah menciptakan suatu sekat di hadapan orang-orang kafir, yaitu dinding penghalang yang memisahkan mereka dari kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Di belakang mereka, juga terdapat sekat yang diciptakan oleh Allah. Selain itu, Allah menutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran. Hal ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang enggan melakukan kebaikan dan selalu menolak kebenaran.
Hal ini menunjukkan bahwa peringatan yang diberikan tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap orang-orang kafir. Bagi mereka, tidak ada perbedaan apakah Nabi Muhammad memberikan peringatan tentang adanya azab atau tidak memberikan peringatan sama sekali. Pada akhirnya, mereka tetap tidak akan beriman. Semua ini terjadi karena mereka enggan menerima petunjuk Allah yang disampaikan melalui para rasul.