Tak sekadar perayaan tahun baru pada penanggalan Tionghoa, Imlek sendiri menjadi tradisi tertua dan juga penting bagi kehidupan komunitas Tionghoa. Ada pun tujuan dari perayaan tersebut di antaranya adalah:
- Sebagai rasa syukur menyambut musim semi
Sesuai dengan penanggalan Tionghoa, perayaan Imlek dilakukan pada saat musim semi tiba. Perayaan ini dilakukan sebagai bentuk syukur masyarakat Tionghoa dalam melakukan cocok tanam di musim semi sebagai pemenuh kebutuhan hidup mereka.
Itulah mengapa mereka menyambut musim semi dengan penuh syukur, karena mereka dapat melakukan cocok tanam dan menghasilkan keuangan yang baik. Sehingga masyarakat Tionghoa akan mengucapkan kata "Sin Chun Kiong Hi" atau selamat datang musim semi kepada satu sama lain.
- Dipercaya sebagai perayaan untuk melawan monster
Mengutip artikel chinahighlights.com, Hari Raya Imlek dalam bahasa Tiongkok yakni Guo Nian (过年). Di mana artinya yakni "merayakan tahun baru" atau "mengalahkan Nian."
Nian sendiri digambarkan sebagai monster berkepala panjang, yang juga disertai dengan tanduk yang tajam. Disebutkan bahwa monster tersebut akan muncul pada perayaan Imlek untuk memakan orang dan ternak sekitar.
Cerita lebih lanjut menyebutkan bahwa Nian ini takut akan warna merah. Mengetahui legenda tersebut, masyarakat pun akhirnya menempelkan kertas merah pada pintu, serta mengenakan baju merah yang menjadi ciri khas Imlek.
Itulah mengapa perayaan Imlek dilakukan sebagai bentuk kegiatan dalam melawan makhkluk buas Nian atau monster sebagaimana legenda menceritakan.
- Harapan baru untuk keberuntungan
Sama seperti kepercayaan lainnya yang juga melakukan ibadah pada perayaan tertentu sebagai bentuk syukur. Pada perayaan ini, masyarakat akan melakukan sembahyang sebagai rasa syukur dan terima kasih mereka.
Melalui perayaan Imlek, mereka berharap dan berdoa agar di tahun baru ini menjadi orang yang beruntung dan lebih baik lagi, juga berdoa untuk kelenacaran rezeki dan hubungan yang lebih baik antar sesama.