TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Persiapan Sekolah Tatap Muka Tahun 2021, Berikut Tips dari WHO!

Pastikan anak mama selalu memathui protokol kesehatan dengan benar

Unsplash/Kelly Sikkema

Setelah diizinkan pembukaan kembali sekolah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang akan dilakukan mulai Juli 2021, banyak pihak melakukan berbagai persiapan guna menyambut kembalinya para siswa ke sekolah.

Bukan tanpa alasan berbagai persiapan dilakukan, ini guna memastikan semua protokol kesehatan yang diperlukan para siswa nantinya sudah berjalan baik dan bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Meski berbagai persiapan sekolah tatap muka telah dilakukan, masih banyak orangtua yang tak menyetujui pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi. Hal ini karena banyak dari orangtua yang merasa khawatir akan keselamatan anak mereka.

Lantas, apa yang bisa orangtua dan siswa lakukan menyambut pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi? Nah, berikut ini Popmama.com telah merangkum tips yang diberikan WHO untuk para orangtua dan siswa yang akan kembali ke sekolah.

Disimak baik-baik yuk tips persiapan sekolah tatap muka berikut ini!

1. Tips yang bisa dilakukan orangtua

Pexels/August de Richelieu

Berikut tips yang bisa Mama dan Papa lakukan dalam mempersiapkan sekolah tatap muka yang akan dimulai pada Juli 2021 mendatang. Diantaranya adalah:

  • Pantau kesehatan anak mama dan jauhkan mereka dari sekolah jika mereka sedang dalam keadaan tidak sehat.
  • Jadi panutan bagi anak dalam menerapkan protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker ketika keluar rumah, mencuci tengan dengan sabun dan air mengalir sesering mungkin, selalu memastikan air minum dan toilet di rumah bersih, memastikan lingkungan rumah bersih dan bebas dari sampah, mengajarkan anak untuk batuk dan bersin menggunakan tisu atau sikunya, dan menghindari menyentuh wajah, mata, mulut, hidung.
  • Bantu anak untuk mengungkapkan perasaan yang sedang mereka rasakan guna menghindari terjadinya stres. Jika anak mudah stres, maka imun tubuhnya pun akan menurun dan lebih mudah terserang penyakit.
  • Jangan termakan berita palsu atau hoaks. Sebagai orangtua, cobalah mencegah stigma tentang Covid-19 dengan menggunakan fakta dari sumber terpercaya agar anak dapat mempertimbangkannya juga.
  • Berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mempersiapkan kembalinya anak ke sekolah, dan tanya apa yang bisa Mama dan Papa lakukan dalam mendukung upaya keamanan dan keselamatan anak di sekolah.

2. Tips yang bisa dilakukan siswa atau anak-anak

Unsplash/CDC

Sebelum mengetahui langkah apa saja yang bisa anak lakukan dalam mempersiapkan diri kembali ke sekolah, anak perlu lebih dulu memahami informasi dasar sesuai dengan usianya terkait virus Covid-19 yang tengah mewabah ini.

Itu termasuk dengan gejala, komplikasi, cara penularan, dan cara mencegah penularan virus tersebut. Mama bisa memberi tahu anak informasi mengenai Covid-19 melalui sumber terpercaya seperti UNICEF, WHO dan kementerian kesehatan nasional. Waspadai selalu informasi palsu yang mungkin beredar secara online.

Kemudian, setelah anak mengetahui informasi dasar seputar Covid-19, berikut tips yang bisa mereka lakukan dalam menyambut pembukaan kembali sekolah tatap muka:

  • Normal jika anak merasa sedih, kecewa, stres disituasi seperti ini. Ajak anak untuk berani mengungkapkan perasaannya pada orang disekitarnya seperti orangtua, guru, atau temannya.
  • Selalu menjaga kesehatan diri dan sekitar dengan menggunakan masker ketika berada di lingkungan sekolah, sesering mungkin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol, selalu pastikan untuk tidak menyentuh bagian wajah, dan tidak berbagi alat makan dan makanan kepada teman-teman di sekolah.
  • Jadilah pemimpin dalam menjaga kesehatan diri di sekolah atau di rumah. Misalnya dengan berbagi pengetahuan tentang Covid-19 dengan keluarga atau teman, namun tetap menurut sumber terpercaya ya! Selain itu, mempraktikan contoh baik seperti seperti bersin atau batuk menggunakan tisu atau pada bagian siku.
  • Jangan menstigmatisasi teman atau orang sekitarnya yang sedang sakit. Perlu diingat bahwa virus Covid-19 tak mengenal batasan geografis, etnis, usia, kemampuan atau jenis kelamin.
  • Beri tahu orangtua jika ada anggota keluarga lain atau pengasuh sedang tidak sehat. Pastikan untuk tetap berada di rumah jika dalam keadaan seperti itu.

3. Tips pihak sekolah sesuai usia anak

BBC.com Ilustrasi

Selanjutnya tips untuk pihak sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan anak dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 dan virus lainnya.

Kegiatan ini tentunya harus dikontekstualisasikan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan khusus anak-anak seperti bahasa, kemampuan, jenis kelamin, dan lain-lain.

Untuk anak-anak sekolah TK:

  • Fokus pada perilaku kesehatan yang baik seperti menutup dengan tisu atau siku ketika batuk dan bersin, serta sesering mungkin mencuci tangan.
  • Ajak anak-anak menyanyikan lagu sambil mencuci tangan untuk berlatih durasi 20 detik yang disarankan. 
  • Buat semenarik mungkin kegiatan mencuci tangan, misalnya dengan memberikan pengharagaan kepada mereka yang sering atau tepat waktu dalam mencuci tangannya.
  • Gunakan boneka tangan sebagai panduan dasar mengajarkan informasi Covid-19 kepada anak. Misalnya dengan menjadikan boneka untuk menunjukkan gejala (bersin, batuk, demam) dan apa yang harus dilakukan jika mereka merasa sakit (yaitu kepala mereka sakit, perut mereka sakit, mereka merasa panas atau sangat lelah) serta bagaimana caranya menghibur seseorang yang sakit (menumbuhkan empati dan perilaku perawatan yang aman).
  • Ajak anak untuk tetap menjaga jarak aman dengan duduk saling berjauhan. Gunakan cara menyenangkan dengan beraltih merentangkan tangannya antar teman satu dengan teman lainnya. Pastikan ruangan kelas cukup agar mereka bisa tetap menjaga jarak aman ya.

Untuk anak-anak sekolah SD:

  • Pastikan untuk selalu mendengarkan dan menjawab semua kekhawatiran yang siswa rasakan sesuai dengan usia mereka. Tipsnya, jangan membanjiri mereka dengan terlalu banyak informasi, dorong siswa untuk selalu mengekspresikan dan mengkomunikasikan perasaannya, ajak siswa diskusi terkait perbedaan reaksi yang terjadi dan beri tahu bahwa itu adalah reaksi normal dalam menghadapi situasi di tengah pandemi ini.
  • Selalu ingatkan bahwa mereka dapat melakukan berbagai cara dalam menjaga keamanan diri mereka dan orang lain. Misalnya dengan memperkenalkan konsep menjaga jarak aman, selalu menggunakan masker, mencuci makan sesering mungkin, dan mengajarkan etika batuk dan bersin di tempat umum.
  • Bantu anak-anak memahami konsep dasar pencegahan dan pengendalian penyakit. Para guru bisa menggunakan visualisasi menyemprotkan air berwarna ke selembar kertas putih. Amati seberapa jauh tetesan tersebut bergerak. Ini bisa menjadi panduan anak mengetahui bagaimana virus menyebar, tentunya cara ini agar anak dapat memahami sesuai dengan usianya.
  • Tunjukkan pada mereka pentingnya mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air mengalit. Misalnya dengan bereksperimen menaruh sedikit glitter di tangannya, lalu ajak mereka mencuci tangan seama 20 detik dengan sabun dan air guna membersihkan sisa gliter yang menempel. Ini bisa menjadi visualisasi bagaimana virus menempel di tangan.
  • Minta siswa menganlisis teks untuk mengidentifikasi perilaku berisiko tinggi dan menyarankan untuk memodifikasi perilaku tersebut. Misalnya, saat seorang guru tengah flu datang ke sekolah lalu bersin dan menutup dengan tangannya. Kemudian sang guru berjabat tangan dengan rekan guru lainnya, kemudia menyeka tangannya menggunakan saputangan dan pergi ke kelas untuk mengajar. Apa yang dilakukan guru itu berisiko? Apa yang seharusnya ia lakukan ketika seperti itu? Latihan ini bisa membuat anak lebih memahami konsep dasar pencegahan dan pengendalian virus.

Untuk anak-anak sekolah SMP dan SMA:

  • Pastikan untuk mendengarkan kekhawatiran siswa dan menjawab pertanyaan mereka. 
  • Tekankan pada siswa bahwa mereka bisa melakukan berbagai cara guna kesehatan mereka dan orang sekitar dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan. 
  • Ajak siswa untuk tidak termakan informasi palsu terkait Covid-19 dengan memberikan informasi valid sesuai sumber terpercaya dan sesuai dengan usia anak. 
  • Memasukkan pendidikan kesehatan yang relevan ke dalam mata pelajaran lain guna menambahkan pengetahuan dasar mereka seputar penyakit yang sedang mewabah.
  • Buat kelompok dan minta mereka mempromosikan fakta tentang kesehatan masyarakat sebagai cara mengingatkan mereka seputar penyakit tersebut.
  • Minta siswa membuat informasi layanan masyarakat mereka sendiri melalui media sosial, radio atau bahkan siaran TV lokal. Pelajaran literasi media dapat memberdayakan siswa untuk menjadi pemikir dan kritis, komunikator yang efektif, dan warga negara yang aktif dalam menjaga kesehatan diri dan orang sekitarnya dari berbaga virus yang ada.

Nah, itu dia tips-tips dari WHO yang bisa dilakukan baik dari pihak sekolah, orangtua, ataupun siswa yang bersangkutan dalam persiapan sekolah tatap muka. Semoga informasinya bermanfaat dan tetap jaga kesehatan keluarga Mama selama pandemi ini ya!

Baca juga:

The Latest