TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Tips dan Cara Mengatasi Anak Takut Disunat, Jangan Dipaksa!

Bujuk anak dengan perlahan agar tidak membuatnya trauma untuk disunat, persiapan itu penting

Pexels/Kindel Media

Hukum khitan atau sunat dalam agama Islam adalah wajib. Dari sisi medis sendiri, sunat memiliki banyak manfaat karena mencegah terjadinya penyakit seksual menular, mencegah infeksi saluran kemih, mencegah penyakit pada penis, dan membantu menjaga kesehatan penis.

Di awal tahun 2023 viral berita anak yang menghilang karena takut disunat dan kembali setelah 25 tahun.

Dalam berita tersebut, Agus Ahmadi adalah anak yang saat tahun 1998 kabur karena takut disunat, saat itu usianya 10 tahun.

Khitan atau sunat adalah proses pelepasan kulit yang ada di ujung penis. Dalam masyarakat kita, khitan biasa dilakukan ketika seseorang masih berusia anak-anak, atau saat duduk di bangku sekolah dasar, sekitar usia 6 sampai 10 tahun.

Adanya berita tersebut tentu bisa menjadi pembelajaran. Bagaimana cara mengatasi anak takut disunat dan mau melakukannya. Tentunya jangan sampai memaksa dan membuatnya trauma.

Berikut Popmama.com rangkum cara mengatasi anak takut disunat, jangan dipaksa ya!

1. Pendekatan orangtua ke anak tentang sunat harus perlahan

Pexels/Julia M Cameron

Jika mama memiliki anak laki-laki dan mempersiapkannya untuk disunat maka ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Pertama, cara menjelaskan orangtua ke anak mengenai hukum sunat sesuai tradisi dan agama harus dipahami anak dari kacamatanya.

Anak-anak jika sudah paham, biasanya akan mengerti jika mama ingin mengajaknya sunat. Peran orangtua sangat penting dalam hal ini, karena kita harus bisa meyakinkan si Kecil bahwa sunat itu tidak begitu menyeramkan seperti yang ia bayangkan.

2. Cara menjelaskan ke anak agar mau disunat

Pexels/Ketut Subiyanto

Pendekatan pertama bisa mengajaknya dengan mengobrol santai. Coba ajak si Kecil bicara berdua sambil bermain atau sebelum tidur. Beritahukan padanya tentang sunat, manfaat sunat dan mengapa sunat wajib dalam agama atau tradisi tertentu.

Pendekatan personal ini bisa dilakukan jauh-jauh hari. Istilahnya, mama bisa sounding kalau anak laki-laki harus disunat di umur tertentu. Ini akan membantu membuat si Kecil yakin pada akhirnya ia mau disunat pada waktunya.

Mama bisa memberitahu manfaat sunat dari sisi medis, misalnya mencegah dari infeksi saluran kemih yang dijelaskan dalam bahasa anak-anak. Mama juga bisa mengatakan padanya kalau sunat itu bisa membuat si Kecil sehat dan terhindar dari penyakit berbahaya lainnya.

3. Alasan anak takut disunat, jangan membuatnya trauma duluan

Freepik/Karlyukav

Ketika anak akan disunat, ada beberapa orangtua atau orang sekitar yang justru menakut-nakuti. Nah, hal ini jangan sampai terjadi ya. Karena anak bisa menganggap kalau sunat adalah sebuah ancaman baginya.

Meski maksudnya bercanda, dengan menakuti anak akan membuatnya menjadi semakin trauma dengan sunat. Oleh karena itu, mama bisa menggantinya dengan melontarkan kalimat-kalimat positif tentang sunat pada si Kecil, agar ia bisa merasa nyaman dan aman.

4. Cara memahamkan pentingnya anak untuk disunat

Pexels/Helena Lopes

Bagi anak-anak, mengetahui hal baru yang belum pernah dialaminya bisa sangat menyeramkan. Apalagi jika berkaitan dengan proses pembedahan, meskipun tidak besar layaknya sunat.

Pertama yang harus dilakukan adalah mengajaknya bicara empat mata. Mama bisa menjelaskan manfaat kesehatan dari sunat seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Ketika sudah memberikan penjelasan itu dan si Kecil tetap tidak mau disunat maka mama harus tetap sabar. Jangan lelah untuk terus mengulang kalimat positif tentang sunat agar ia benar-benar mau atas keinginannya sendiri.

Jangan memaksa si Kecil sunat karena hal ini hanya akan membuatnya lebih takut. Jika ia tetap tidak mau sunat, maka bisa memberikan contoh temannya atau kerabat yang sudah sunat.

Misalnya ada sepupu anak atau kakaknya yang sudah disunat untuk menceritakan pengalamannya. Imbau agar pihak yang menceritakan pengalaman itu tidak menakut-nakutinya ya.

5. Manfaat sunat untuk anak

Freepik/Asier-relampagoestudio

Khitan atau sunat ini sudah umum, bahkan wajib dilakukan di agama Islam. Di Indonesia sendiri sunat ini dilakukan saat anak di usia SD atau sekitar umur 6-12 tahun.

Sudah disebutkan juga kalau secara medis ada banyak manfaat sunat. Sehingga banyak orang di luar negeri yang sudah melakukan sunat sejak kecil layaknya tradisi yang berkembang di Indonesia. Berikut adalah beberapa manfaat sunat:

  • Mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual, seperti herpes atau sifilis.
  • Mencegah terjadinya penyakit pada penis, seperti nyeri pada kepala atau kulup penis yang disebut fimosis.
  • Mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih, yang berkaitan dengan masalah ginjal.
  • Mengurangi risiko terjadinya kanker penis dan kanker serviks pada pasangan saat ia dewasa.
  • Membuat kesehatan penis lebih terjaga, karena penis yang disunat lebih mudah dibersihkan.

6. Risiko jika anak tidak disunat, dari infeksi hingga peradangan

Freepik/alexxxis

Bagi anak laki-laki yang tidak disunat mungkin orangtua bisa membantu untuk merawat dan membersihkan. Namun, seiring bertambahnya usia dan ketika ia sudah dewasa penis yang tidak disunat membutuhkan perawatan ekstra.

Anak nantinya harus benar-benar menjaga kebersihan penis dengan benar. Penis anak laki-laki yang tidak disunat lebih rentan terhadap bakteri atau agen penyakit tertentu. Jika tidak dijaga maka bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, misalnya berikut ini:

  • Penyakit menular seksual, karena penis anak laki-laki yang tidak disunat lebih berisiko mengalami gonore dan peradangan pada uretra. Penyakit menular seksual lainnya seperti sifilis, human papillomavirus, herpes simplex, juga lebih sering terjadi pada laki-laki yang tidak disunat ketika kecil. Selain itu, kulit kulup pada laki-laki yang tidak disunat juga merupakan faktor risiko utama dari infeksi HIV.
  • Kanker penis dan kanker prostat biasa terjadi pada laki-laki yang tidak disunat. Penelitian juga menunjukkan kanker penis 20 kali lebih jarang ditemukan pada laki-laki yang disunat dibandingkan mereka yang tidak. Studi pada tahun 2012, laki-laki yang melakukan sunat sebelum hubungan seksual pertama kali memiliki penurunan risiko 15 persen terhadap kanker prostat nantinya.
  • Penis bisa mengalami berbagai peradangan seperti peradangan pada kepala penis (balanitis), peradangan pada kulup (posthitis), dan peradangan pada kepala penis dan kulup (balanoposthitis).
  • Risiko fimosis dan parafimosis. Fimosis yaitu ketidakmampuan kulit kulup untuk ditarik kembali ke belakang. Sementara parafimosis, yaitu kondisi penis terjepit karena kulup yang tidak dapat kembali ke posisi normal.

Itulah tadi cara mengatasi anak takut disunat. Ingat, orangtua perlu meyakinkan anak bahwa sunat tidak mengerikan. Berikan pemahaman ini perlahan-lahan dan jauh-jauh hari ya!

Baca juga:

The Latest