Faktanya adalah hampir setiap anak pernah mendengar kata-kata kasar dan menggunakannya. Tetapi Mama dapat memberi penjelasan dengan tenang dan tegas mengapa kata-kata itu tidak baik untuk diucapkan.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh Mama untuk menghentikan kebiasaan ini:
Sangat penting untuk tetap tenang. Reaksi berlebihan dan tertawa dapat memperparah kebiasaan ini terutama jika penyebab bersumpah adalah untuk menarik perhatian. Jelaskan kepada anak bahwa berkata kasar itu tidak pantas dan tidak dapat diterima.
Hindari bertengkar dengan anak karena berkata kasar terutama ketika emosi sedang tinggi. Hal ini hanya akan memperburuk situasinya. Cobalah untuk mengidentifikasi alasan yang mendasari anak mengucapkan kata-kata kasar dan diskusikan masalah ini bila emosi sudah reda.
Bila masalah ini menjadi serius, Mama dapat membuat aturan di rumah soal pengucapan kata-kata kasar. Bila Mama harus memberikan peringatan atau hukuman, cari tahu dari mana anak belajar kata-kata itu dan apakah mereka mengerti artinya. Anak yang lebih kecil biasanya belum mengerti dan masih dalam tahap memperkaya kosakata.
Anak akan mencontoh dari orangtuanya. Usahakan tidak mengucapkan kata-kata kasar terutama di depan anak. Bila tidak sengaja terucap, segera koreksi dan minta maaf ya, Ma.
Terkadang anak mengucapkan kata-kata kasar karena kurangnya komunikasi dan keterampilan sosial yang efektif. Di sinilah peran orangtua untuk mengajarkan kepada anak bagaimana meluapkan emosi, memilih kata-kata bila mereka sedang kesal atau sedih.
Dampingi anak saat menonton TV atau video. Mama juga bisa memberi batasan mengenai mana yang boleh ditonton dan mana yang tidak.
Beri penghargaan atau pujian bila anak berhasil mengungkapkan emosi atau kemarahannya tanpa kata-kata kasar.
Yang terpenting adalah memberi penjelasan kepada anak mengapa berkata kasar tidak baik. Selain itu, orangtua juga harus memberi contoh yang baik kepada anak.
Itulah cara mengatasi anak suka berakata kasar. Semoga bermanfaat.