TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Tanda Tantrum pada Anak yang Melebihi Batas Normal

Tenang, Ma, jangan terpancing emosi saat si Kecil tantrum

Freepik/Vasiliybudarin

Temper tantrum pada anak merupakan suatu keadaan ketika mereka mengeluarkan emosi yang berlebihan dengan cara marah, menangis hingga mengamuk.

Ya. Kondisi tersebut sangat mungkin terjadi pada setiap balita. Namun saat anak sudah tantrum biasanya orangtua jadi kewalahan.

Apabila sudah berlebihan, itu artinya ada masalah pada perkembangan emosional si Kecil.

Berikut 5 tanda tantrum pada anak yang sudah melewati batas normal. Langsung cek ulasan dari Popmama.com, yuk!

1. Belum bisa menenangkan diri

Rawpixel/84342

Sebenarnya saat tantrum, itu artinya anak ingin menyatakan bahwa mereka membutuhkan perhatian sehingga meluapkan emosi yang berlebihan.

Sering kali episode tantrum bertujuan karena mereka sedang lapar, lelah atau menginginkan suatu benda yang tidak orangtua kabulkan.

Tanda tantrum yang melebihi batas normal ialah ketidak mampuan anak untuk menenangkan dirinya sendiri setelah meluapkan emosinya, sehingga mereka melebihi batas seperti berteriak dan semakin menjadi-jadi dalam meluapkan marahnya.

Setelah anak selesai tantrum, yang harus Mama lakukan yakni memeluk dia dengan penuh kasih sayang. Lalu ajari cara menyampaikan sesuatu dengan tepat ketika menginginkan sesuatu.

2. Frekuensi tantrumnya sering terjadi

Rawpixel/Roungroat

Tahukah Ma? Tantrum adalah respon dari anak-anak dalam ketidakmampuannya mengatur impuls emosionalnya.

Dikatakan anak tantrum di luar batas normal apabila dalam sehari lebih dari lima kali dengan meluapkan kekesalannya secara berlebihan seperti berteriak dan membanting barang.

Sebagai orangtua harus waspada akan masalah terhadap perkembangan jiwanya jika mendapati sang buah hati mengalami tantrum sekitar 10 sampai 20 kali dalam satu bulan.

Apabila terdapat tanda-tanda ini, kemungkinan anak berisiko mengalami masalah kejiwaan yang serius dan harus berkonsultasi dengan ahlinya.

Sampaikan mengenai keadaan yang dialami anak agar psikolog dapat menilai penyebab tantrum yang berbahaya pada si Kecil.

3. Melakukan kontak fisik dengan orang lain

Rawpixel/Teddy Rawpixel

Temper tantrum adalah problem normal pada prilaku anak kecil dalam mengungkapkan kekesalannya.

Bentuk tantrum yang berlebihan di luar batas normal yakni bertindak melebihi batas dengan melakukan kontak fisik pada orang lain, seperti memukul atau menendang-nendang orang terdekat.

Tantrum pada anak yang tidak normal dengan perilaku tersebut biasanya membuat orangtua kewalahan.

Waspada akan hal ini, sebab kemungkinan bisa jadi tanda bahwa si Kecil memiliki gangguan emosional pada dirinya. 

4. Marah hingga melukai diri sendiri

Rawpixel/11470

Tantrum yang terjadi pada anak tak hanya berteriak atau menangis saja. Tapi jika sampai si Kecil menyakiti diri sendiri, maka ia sudah melewati batas normal.

Ketika anak marah dengan membenturkan kepala ke lantai atau mencakari wajahnya, tentu sangat berbahaya dan segera dampingi agar tidak terjadi hal yang lebih fatal.

Balita yang melakukan tindakan seperti itu, tindakan tersebut sebagai salah satu cara untuk mendapatkan perhatian orangtuanya. Apalagi setelah ia merasa tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.

Nah, anak yang suka menyakiti dirinya biasa terjadi mulai usia 16 bulan sampai 2 tahun saat keterbatasannya berbahasa dan kesulitan menyampaikan maksudnya.

Sedangkan usia 3 tahun, mereka mulai meninggalkan kebiasaan menyakiti dirinya sendiri.

Di sisi lain jika anak yang mengalami tantrum dan menyakiti dirinya merupakan tanda bahwa mereka memiliki tekanan psikologis yang berat pada levelnya.

5. Waktu mengamuknya lebih lama

Freepik/asier_relampagoestudio

Reaksi dari tantrum pada balita bermacam-macam, yakni ada yang menangis kencang, memukul orang terdekat hingga menjatuhkan diri ke lantai.

Sementara durasi paling lama tantrum pada anak bisa mencapai 15 menit atau kurang dari lima kali per hari. Setelah meluapkan kekesalannya reda, suasana hati anak akan kembali normal seperti biasa.

Namun apabila ia tantrum dalam durasi yang lebih dari 25 menit, orangtua patut waspada akan masalah perkembangan jiwanya. Dengan tantrum yang cukup lama anak, suasana hatinya pun tak langsung kembali normal dan malah terus menerus buruk.

Sedangkan pada anak yang normal, mereka biasanya akan mengamuk selama 20-30 detik saja.

Kewaspadaan orangtua perlu ditingkatkan apabila reaksi tantrum secara berlebihan berlanjut setelah usia 4 tahun ke atas.

Tak selamanya anak mengalami tantrum. Biasanya sikap anak akan berubah seiring bertambah usia dan adanya dukungan dari keluarga dalam perubahan baik pada sikapnya.

Baca juga:

The Latest