TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jangan Sembarangan! Ini Etika Membagikan Foto Anak di Media Sosial

Foto anak berkaitan dengan privasi anak lho, Ma!

nypost

Kita tidak bisa memungkiri fakta bahwa media sosial telah mengubah kehidupan kita. Salah satunya, ia menciptakan tren untuk membagikan kehidupan kita di media sosial. Tidak hanya anak muda, orangtua pun mengikuti tren ini. Apalagi orangtua millennial yang sudah melek teknologi.

Selain kehidupan pribadi, orangtua millennial sering membagikan foto atau video anak di media sosial. Mungkin mereka hanya ingin membagikan kebahagiaan dirasakan. Tapi ternyata, tindakan ini bisa memicu tindak kriminal lho, Ma. Baik tindak kriminal langsung ataupun kejahatan siber.

Sebenarnya tidak ada yang salah jika Mama ingin membagikan kebahagiaan. Tapi supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, lebih baik Mama waspada dan memperhatikan etika-etika berikut sebelum membagikan foto atau video anak:

1. Hanya fokus pada kegiatan anak

Pexels/Pixabay

Jika Mama ingin membagikan foto atau video anak, lebih baik pilih yang menunjukan kegiatan anak dan bukan fisik mereka. Contohnya, foto atau video saat anak berhasil menyanyikan sebuah lagu atau berhasil membuat sebuah gambar.

Foto atau video seperti ini akan terasa lebih positif. Mungkin saja ada orang tua lain yang terinspirasi dengan keberhasilan anak Mama. Mama tentunya akan senang jika hal itu terjadi, bukan?

Selain menginspirasi, foto seperti ini menghindarkan anak dari perundungan online lho, Ma.

2. Pilih foto anak ketika sedang bersama keluarga

Pexels/Rawpixel.com

Selain foto atau video yang menunjukan kegiatan anak, Mama bisa membagikan foto anak ketika bersama keluarga.

Jenis foto ini lebih menunjukan kebersamaan keluarga Mama daripada individu anak itu sendiri. Ia pun akan memberikan kesan yang positif.

Selain itu, foto seperti ini lebih aman dari tindak kriminalitas. Meskipun foto tersebut diunduh oleh oknum tertentu, ia tidak bisa menggunakannya untuk tindak kriminal karena keberadaan anggota keluarga lainnya.

3. Perlihatkan wajah anak seminimal mungkin

Pexels/Pixabay

Lebih baik, foto yang Mama pilih tidak memperlihatkan wajah anak secara jelas. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pasalnya, kita tidak bisa membatasi siapa yang bisa melihat foto anak kita di media sosial.

Apalagi saat ini, foto di media sosial sangat mudah untuk diunduh. Mungkin saja ada oknum tertentu yang menggunakan foto anak Mama untuk hal-hal yang tidak menyenangkan. Tidak bermaksud paranoid, namun lebih baik mencegah daripada mengobati.

4. Izin ke anak sebelum membagikannya

Pexels/Daria Shevtsova

Anak juga punya perasaan lho, Ma. Akan ada saatnya mereka merasa keberatan atau tidak suka jika foto mereka dibagikan di media sosial. Untuk menjaga perasaan anak, lebih baik izin kepada mereka terlebih dahulu sebelum membagikan foto mereka.

Hal ini mungkin terlihat sepele, tapi bisa memengaruhi psikologis anak lho, Ma. Anak bisa saja kehilangan percaya diri jika tahu semua orang melihat foto yang tidak ia sukai.

Selain itu, meminta izin kepada anak adalah bentuk penghormatan orangtua kepada anak.

5. Hindari foto yang memperlihatkan atribut spesifik

Pexels/Naomi Shi

Poin ini berkaitan dengan keamanan anak. Di era digital sekarang ini, melacak seseorang adalah hal yang sangat mudah. Hanya dari sebuah foto, kita bisa mengetahui lokasi anak bersekolah ataupun lokasi rumah Mama.

Oleh karena itu, lebih baik Mama tidak membagikan foto anak yang menunjukan atribut tertentu, seperti seragam sekolah anak.

Jangan pula mencantumkan lokasi rumah ataupun lokasi sekolah. Hal ini untuk mencegah oknum tertentu melacak dan mendatangi anak saat Mama tidak bersamanya.

Itulah beberapa etika yang harus Mama perhatikan sebelum membagikan foto atau video anak di media sosial.

Sekali lagi, bukan berarti Mama menjadi paranoid. Tapi, lebih baik mencegah daripada mengobati kan, Ma? Yuk, lebih waspada dan bijak saat membagikan foto atau video anak!

Baca juga:

The Latest