TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Sering Disepelekan, 5 Langkah Ini Bantu Antisipasi Risiko Luka Bakar

Hindari risiko luka bakar pada anak-anak yuk, Ma!

Freepik/Arrow_smith2

Selama masa PSBB dan masa transisi new normal masih banyak keluarga yang menjalani segala aktivitas di rumah. Momen di rumah memang sangat berdampak positif karena orangtua lebih memiliki kedekatan bersama anak-anaknya. 

Hanya saja tanpa disadari ada hal buruk yang bisa terjadi di rumah yakni peningkatan risiko cedera, salah satunya mengalami luka bakar. Kejadian cedera luka bakar ini juga bisa terjadi pada anak-anak jika lengah memberikan pengawasan.

Mengingat banyak orang yang menemukan hobi baru yakni memasak di dapur selama pandemi ini, maka kemungkinan mengalami luka bakar bisa tinggi apabila tidak dijalani dengan hati-hati. 

Menurut data Riskesdas 2018, angka kasus luka bakar menempati urutan ke-5 jenis cedera tidak sengaja dan secara keseluruhan mengalami kenaikan 0,6 persen menjadi 1,3 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 3 juta kasus.

Saat webinar bersama dengan PT Combipnar pada Rabu (22/7/2020) diketahui bahwa penyebab paling umum dari cedera luka bakar yakni api, benda panas, listrik dan zat kimia. 

Perbedaan penyebab dan tingkat luka bakar, tentu saja berpengaruh terhadap cara penanganan. Jika penangannya tepat, maka luka bakar yang terjadi di area kulit tidak akan menjadi parah dan bisa lekas pulih. 

“Sayangnya, masyarakat seringkali keliru dalam melakukan tindakan penanganan pada luka bakar ringan saat di rumah, seperti mengoleskan kecap dan pasta gigi. Hal ini justru akan memperburuk luka bakar, meningkatkan kemungkinan infeksi dan menimbulkan jaringan parut," jelas dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar. 

Berdasarkan penjelasan dr. Sandi, penanganan yang aman dan efektif di rumah bagi luka bakar ringan yakni dengan membasuh area yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-20 menit. 

Setelah itu, Mama dapat mengoleskan salep luka bakar secara tipis dengan ketebalan sekitar 1 mm, setiap 4-6 jam.

Demi terhindar dari luka bakar saat berada di dalam rumah, termasuk menjaga kesehatan anak-anak perlu sekali meningkatkan kewaspadaan. 

Jika Mama ingin mengetahui beberapa langkah untuk mengantisipasi risiko luka bakar sebagai bentuk kewaspadaan, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.  

1. Usahakan tidak meninggalkan kompor tanpa pengawasan

Pixabay/stevepb

Ketika memasak seringkali orangtua melakukan aktivitas lain tanpa mematikan kompor. Padahal meninggalkan kompor tanpa pengawasan bisa meningkatkan risiko buruk terjadi pada anak-anak. 

Si Kecil yang bermain di sekitar kompor yang menyala dapat mengalami luka bakar. Sebelum hal buruk terjadi, alangkah baiknya mematikan kompor apalagi ketika harus perlu menerima telepon atau mengurus keperluan yang lain. 

Sebuah survei menunjukkan, bahwa ada 70 persen orang cenderung meninggalkan dapur tanpa pengawasan saat tengah memasak.

Mulai sekarang pastikan kompor dalam keadaan padam ya, Ma. 

2. Periksa suhu air panas sebelum digunakan 

Pexels/Pixabay

Pendampingan orangtua sangat diperlukan untuk mengantisipasi risiko terjadinya luka bakar pada anak-anak. Maka dari itu, cobalah untuk selalu memeriksa suhu air panas sebelum digunakan. 

Usahakan tidak membiarkan anak-anak menyentuh air panas tersebut sebelum orangtua memeriksa suhu airnya terlebih dahulu. Pastikan jika memang suhu tidak panas dan bisa digunakan untuk anak-anak.

3. Gunakan atau pasang pengaman agar anak-anak tetap aman

Pixabay/MoteOo

Rasa penasaran dan ingin tahu anak-anak yang tinggi seringkali membuatnya senang melakukan eksplorasi. Tak jarang ada hal-hal buruk, termasuk luka bakar terjadi jika anak tidak mendapatkan pendampingan dari orangtuanya. 

Demi menghindari risiko terjadinya luka bakar, alangkah baiknya pasang pengaman pada bagian tertentu. Mama bisa memasang pengaman pada outlet listrik dan jauhkan kabel listrik dari jangkauan. 

Pengaman pada outlet listrik yang terpasang dengan baik dapat mencegah anak-anak memasukkan jari atau benda lainnya ke dalam outlet. Mengingat ini berpotensi menimbulkan sengatan listrik yang menyebabkan luka bakar.

4. Matikan berbagai peralatan yang menghasilkan panas

Freepik/Valya_svirido

Demi menghindari risiko buruk anak-anak mengalami luka bakar, alangkah baiknya untuk selalu mematikan berbagai peralatan yang menghasilkan panas. Lakukan ini sebelum si Kecil berpindah-pindah dari satu sisi ke sisi lainnya hanya untuk melakukan eksplorasi.

Beberapa barang yang sering lupa untuk dimatikan yakni kompor, setrika dan catok rambut. 

Ketiga benda tersebut cenderung tetap panas untuk waktu yang lama, maka dari itu tetaplah berhati-hati agar anak tidak menyentuhnya.

5. Selalu siapkan obat luka bakar di rumah

Shopee.co.id/makeupdiarys.id

Anak-anak memang lebih berpotensi mengalami kecelakaan dibanding orang dewasa, meski sedang berada di dalam rumah. Pengalaman luka bakar pada anak-anak perlu diminimalisir agar kesehatannya tetap terjaga. 

Namun, Mama perlu menyiapkan obat luka bakar di rumah untuk berjaga-jaga ada kejadian buruk.

Jika terjadi luka bakar ringan, maka langsung bersihkan dengan air mengalir selama 10-20 menit. Setelah bersih, segera oleskan obat luka bakar sebagai pertolongan pertama.

“Penting bagi setiap masyarakat untuk memastikan ada salep luka bakar di kotak P3K di rumah. Salep untuk mengobati luka bakar sebaiknya memiliki kandungan yang berfungsi sebagai anti radang, anti mikrobial serta dapat membantu regenerasi jaringan kulit baru,” kata dr. Sandi.

Dalam memilih salep luka bakar juga harus bijak agar tidak meningkatkan tingkat keparahan.

Carilah salep yang memang memberikan kelembapan pada area luka dan menyerap sisa panas. Hal ini dilakukan membantu mengurangi tingkat keparahan luka dan tetap aman saat digunakan di kulit. 

Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi risiko luka bakar pada anak-anak di rumah. 

Semoga informasi ini membantu agar para orangtua lebih waspada terdapat kesehatan dan keselamatan anak. 

Baca juga: 

The Latest