TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Cara Mengajarkan Anak untuk Mengenal Berbagai Macam Emosi

Mengenalkan anak pada berbagai emosi bisa bantu mengurangi perilaku agresif

Freepik/shurkin_son

Mama tentu ingin si Kecil bisa mengatakan, “Aku marah”, daripada memukul, atau berkata "Aku sedih," daripada tantrum.

Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang lah tidak mudah, karena emosi adalah konsep yang cukup abstrak. Sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya sedih, takut, atau bersemangat.

Namun, penting untuk mulai mengajari anak tentang emosi sedini mungkin, karena perasaannya dapat memengaruhi setiap pilihan yang dibuat.

Lantas bagaimana cara mengajarkan balita tentang emosi?

Yuk simak beberapa caranya yang telah Popmama.com rangkum dalam 7 cara mengajarkan anak untuk mengenal berbagai macam emosi, di bawah ini!

1. Menyebutkan macam-macam nama perasaan

Freepik/gpointstudio

Penting untuk mengenalkan si Kecil pada kata-kata perasaan dasar, seperti senang, marah, sedih, dan takut. Untuk balita yang lebih besar ia dapat mempelajari kata-kata perasaan yang lebih kompleks seperti frustrasi, kecewa, dan gugup.

Cara yang bagus untuk membantu anak belajar tentang perasaan adalah, dengan mendiskusikan bagaimana perasaan karakter dalam buku atau acara TV.

Ketika Mama dan balita sedang menonton televisi atau membaca dongeng, berhentilah sejenak untuk bertanya, “Menurutmu, bagaimana perasaannya saat ini?” Kemudian, diskusikan berbagai perasaan yang mungkin dialami karakter tersebut dan alasannya.

Membicarakan perasaan orang lain juga mengajarkan empati. Ini bisa menjadi pengalaman yang membuka mata bagi anak untuk mengetahui bahwa orang lain juga memiliki perasaan.

Jika balita tahu bahwa mendorong temannya ke tanah dapat membuat temannya marah dan sedih, ia cenderung tidak melakukannya lagi.

2. Ajarkan lagu yang berbicara tentang perasaan

Freepik/lookstudio

Banyak orangtua yang suka bernyanyi dengan balitanya, dan tak sedikit juga balita yang suka bernyanyi. Manfaatkan momen ini untuk mengenalkan berbagai perasaan pada anak.

Ada lagu berjudul 'If You're Happy and You Know It!', ini adalah cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengajarkan emosi kebahagiaan kepada anak.

Ingin menyanyikan lagu ini bersama si Kecil? Yuk nanyikan dan menari bersama!

3. Mengajarkan anak cara mengatasi emosi negatif

Freepik

Setiap anak perlu belajar bahwa hanya karena ia merasa marah, itu tak berarti ia bisa memukul seseorang. Maka itu anak perlu mempelajari keterampilan manajemen kemarahan, agar ia dapat menyelesaikan konflik secara damai.

Secara proaktif ajari anak bagaimana menghadapi emosi yang tidak nyaman. Mama bisa mendorong anak untuk mengambil waktu sendiri, dengan pergi ke kamar atau tempat lain yang tenang ketika merasa marah.  Ini dapat membantunya tenang sebelum melanggar aturan.

Ajari juga cara yang sehat untuk mengatasi perasaan sedih. Seringkali, balita tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika merasa sedih, sehingga ia menjadi agresif atau menunjukkan perilaku mencari perhatian.

4. Berikan penguatan positif

Freepik/prostooleh

Perkuat perilaku baik si Kecil dengan apresiasi positif. Pujilah anak karena mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai secara sosial.

Misalnya Mama bisa mengatakan, "Mama sangat suka cara kamu menggunakan kata-kata yang sopan ketika memberi tahu kakak bahwa kamu marah padanya."

Cara hebat lainnya untuk memperkuat kebiasaan sehat adalah dengan menggunakan sistem penghargaan.

Misalnya, setiap anak menunjukkan perilaku positif atau keterampilan mengatasi yang baik, Mama dapat memberikannya stiker dan menempelkannya pada bagan.

Ini dapat membantu balita berlatih menggunakan strategi koping yang sehat ketika ia merasa marah alih-alih menjadi agresif.

5. Menggunakan gambar atau emoji

Pexels/ROMAN ODINTSOV

Cara hebat lainnya untuk mengajari si Kecil tentang perasaan dan emosi adalah melalui gambar dan emoji. Pertama-tama Mama mungkin perlu membahas masing-masing emoji dan menjelaskan apa artinya.

Lalu ketika Mama memerhatikan adanya perubahan perasaan pada balita, Mama dapat menunjukkan emoji dan bertanya, “Perasaan apa yang kamu rasakan sekarang? Bisakah kamu memilih salah satu dari ini?”

Ini tak hanya akan membantu Mama mengajari anak tentang topik penting, tetapi juga akan memberikan waktu bonding yang baik.

6. Bagikan cerita Mama tentang emosi dan memori

Freepik/bearfotos

Emosi berhubungan erat dengan memori. Terkadang, bermain dengan anak atau melakukan kegiatan sehari-hari di rumah bersama-sama, dapat membangkitkan kenangan masa kecil Mama sendiri.

Ini bagus, dan ini adalah cara yang lebih baik untuk menjalin ikatan dengan anak dan mengajarinya lebih banyak tentang perasaan!

Ketika Mama dan si Kecil melakukan sesuatu bersama-sama, bagikan kenangan ketika Mama melakukan hal serupa ketika masih kecil dulu. 

Misalnya, saat makan, Mama bisa mengomentari bagaimana perasaan Mama terhadap makanan tertentu. “Nenek dulu sering membuatkan sup ini saat Mama masih kecil, itu membuat Mama merasa bahagia, hangat, dan diperhatikan.”

Intinya adalah untuk mengakui perasaan Mama secara jujur ​​dan terbuka dengan anak, sehingga ia dapat belajar untuk melakukan hal yang sama.

7. Tunjukkan ketika Mama merasa marah dan cara mengatasi kemarahannya

Freepik/Senivpetro

Jika Mama memberi tahu anak untuk menggunakan kata-katanya dengan sopan ketika merasa marah, pastikan agar anak tidak menyaksikan Mama sedang melempar telepon setelah panggilan terputus. Karena nasihat Mama tidak akan efektif.

Contohkan cara yang sehat untuk menghadapi emosi yang tidak nyaman. Tunjukkan saat-saat ketika Mama merasa marah atau frustrasi dan katakan dengan lantang.

Misalnya Mama dapat mengatakan, "Wow, Mama sangat marah karena mobil di depan tidak bergerak di lampu hijau.".

Kemudian tarik napas dalam-dalam atau contohkan keterampilan mengatasi yang sehat lainnya, sehingga anak dapat belajar mengenali keterampilan yang Mama gunakan saat ia merasa marah.

Kini Mama telah mengetahui apa saja cara mengajarkan anak untuk mengenal berbagai macam emosi. Ingatlah bahwa Mama perlu mengajarkan anak untuk mengenalkan sekaligus mengelola emosinya di sepanjang masa kanak-kanak, termasuk tahun-tahun remaja.

Sehingga penting untuk terus melakukan percakapan berkelanjutan untuk membantunya menemukan cara yang sehat untuk mengenalkan anak pada perasaan dan mengatasi perasaan yang mengganggunya.

Baca juga:

The Latest