Biasanya tahap perkembangan emosi anak berakhir pada saat usianya 4-5 tahun. Ada baiknya sebelum menerapkan pola floortime, kenali 6 tahap perkembangan emosi pada anak. Sebagai berikut:
Tahap 1: Mengatur diri dan minat terhadap lingkungan
Anak mampu mengolah rangsang dari lingkungan dan menenangkan dirinya sendiri. Jika tidak, anak belum mampu mengatur dirinya sendiri dan berusaha mencari rangsang yang dibutuhkan atau sebaliknya menghindari rangsang yang membuatnya tidak nyaman.
Tahap 2: Menjalin keakraban dan keintiman
Anak mampu terlibat dalam suatu hubungan yang hangat, akrab, dan menyenangkan dengan penuh cinta. Di sinilah peran orangtua atau pendamping anak.
Tahap 3: Komunikasi 2 Arah
Dalam komunikasi 2 arah anak akan menunjukkan aksi dan reaksi. Bentuk komunikasi belum tentu verbal, namun yang terpenting anak mampu menyampaikan keinginannya serta dapat mengenal konsep dan sebab akibat.
Tahap 4: Komunikasi semakin kompleks
Pada tahap ini anak mulai dapat mengekspresikan keinginan dan emosi dengan lebih berwarna dan kreatif.
Anak pun mulai memahami karakter orang lain dan mengerti bila sikapnya ditolak atau disetujui orang sekitarnya. Serta pada tahap ini, anak mulai mampu memecahkan masalah berdasarkan pemikiran logis.
Tahap 5: Ide emosional
Anak akan mampu menciptakan ide dengan bermain, misalnya bermain dengan menggunakan eksperimen yang ada. Bisa saja bereksperimen dengan perasaan, keinginan atau harapan. Anak pun akan mulai ada ide memberi nama pada benda-benda sekitarnya, dan paham akan penggunaan simbol bendar secara kongkrit.
Tahap 6: Berpikir emosional
Anak sudah mampu menciptakan kaitan beberapa ide sehingga dapat berpikir secara logis dan realistis. Mampu mengekspresikan berbagai emosi dalam bermain, memperkirakan perasaan dan akibat dari suatu aktivitas mengenal konsep ruang, waktu dan bisa mengemukakan pendapatnya. Pada tahap ini juga, anak siap belajar untuk berpikir abstrak.
Sebaiknya siapkan waktu khusus untuk melakukan kegiatan floortime dengan si Kecil, lakukan selama 20-30 menit sehari.
Semakin sering dilakukan, floortime juga meningkatkan kedekatan antara orang tua dengan si Kecil.
Seiring pertambahan usia si Kecil, konsep floortime tentu tidak perlu dilakukan di lantai saja.
Mama pun dapat mengubahnya menjadi diskusi panjang yang menyenangkan untuk menggali ide, minat, pendapat, dan cita-citanya.
Namun perlu dipahami juga bahwa kualitas kecerdasan kognitif dan emosi si Kecil merupakan perpaduan dari pola individual yang dimiliki (nature), dengan lingkungan yang mengasuh dan membesarkannya (nurture). Kedua hal tersebut pun saling terkait dan memengaruhi kepribadiannya.
Selamat bermain dengan si Kecil Ma!