TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Masalah Psikologis Anak Usia 2 Tahun: Membantah

Masih kecil kok sudah bisa membantah? Aduh, meniru siapa ya?

Freepik/preechab

Mama mungkin takkan menyangka, tetapi, ya, anak usia 2 tahun sudah bisa mengungkapkan emosinya lewat kata-kata. Salah satunya adalah membantah atau menjawab balik apa yang dikatakan orangtua padanya. Ini adalah wujud rasa kesal atau kemarahan anak, selain tantrum.

Anak Mama mungkin tidak membanting dirinya ke lantai, menangis meraung-raung dan memukul-mukul, tetapi ia bisa mengatakan, "Aku nggak suka!" atau usiran, "Pergi!". Mengejutkan memang, Ma. Mama mungkin bertanya-tanya, dari mana ia belajar hal-hal yang agresif seperti ini. Sama seperti tantrum, ini hanyalah bentuk pelampiasan emosi anak akan hal yang membuatnya merasa kecewa atau marah. Ia masih belum bisa memberi label emosinya dengan tepat, pun ia masih belum bisa mengendalikan perasaannya.

Kabar baiknya, fase ini akan berlalu dengan sendirinya kok, Ma, walaupun tak bisa dihindari. Menurut psikolog, membantah atau menjawab balik merupakan fase penting menuju kemandirian. Jika anak Mama melewati fase ini, itu artinya perkembangan psikologisnya sudah sesuai.

Menghadapi Anak Usia 2 Tahun yang Mulai Bisa Membantah

amazonaws.com

Anak membantah terus, orangtua mana yang bisa tahan? Tetapi, tetap jaga ketenangan Anda saat anak mulai mengeluarkan jurus bantahannya. Jika dia tahu Anda mudah terpancing emosi, ia justru akan terus memancing. 

Meski begitu, Mama harus menjelaskan dan tegas jika ia kelewat batas. Lakukan dengan tenang dan tawarkan alternatif. Misalnya, "Bilang 'pergi' ke Nenek dengan membentak seperti itu tidak baik, Nak. Nenek pasti sedih kalau kamu bersikap seperti itu. Katakan saja kalau kamu sekarang sedang pengen bermain sendiri." 

Jangan berharap anak bisa segera patuh. Perlu waktu untuk Mama bisa menjelaskan aturan tentang mana yang pantas dan tidak pantas. Pada akhirnya anak akan mengingat dan memahami tentang bagaimana caranya bersikap.

Baca Juga:

The Latest