TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

IMS 2020: Nadiem Makarim Beberkan Cara Tumbuhkan Minat Baca pada Anak

Literasi sebaiknya ditanamkan sejak dini dimulai dari peran orangtua di rumah

Popmama/FX Dimas Prasetyo

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan bahwa, "Menumbuhkan minat baca seorang anak sebenarnya bukan tugas guru atau tenaga pendidik saja, peran orangtua pun menjadi suatu hal yang penting."

Secara lebih lanjut, literasi sejak dini sebaiknya dipupuk dari dalam keluarga terlebih dahulu. "Ajarkan anak untuk jatuh cinta pada proses membaca sehingga minat mereka dalam membaca dapat tumbuh," ujar Nadiem pada acara Indonesia Millenial Summit 2020 pada Jumat (17/01/2020) di The Tribrata, Jakarta. 

Minat baca merupakan salah satu hal penting yang menyangkut pendidikan di Indonesia. Dengan membaca, anak dapat memiliki banyak wawasan serta cara berpikir kreatif.

Namun, Nadiem juga menjelaskan beberapa hal lain yang dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia. Berikut Popmama.com rangkum selengkapnya: 

1. Literasi bisa dipupuk sejak dini

IDN Times

Literasi pada anak sebenarnya dapat dipupuk dengan cara yang sederhana. Misalnya, dengan membacakan cerita-cerita sebelum tidur.

"Sejak usia 2 tahun ibu saya mengenalkan pada buku dengan cara menceritakan cerita setiap malam sebelum tidur. Dengan membalikkan halaman dan ada gambar-gambar yang menarik pada buku, secara psikologis maka anak akan timbul rasa penasaran dan tertarik," kata Nadiem. 

Selain itu, Nadiem juga menjelaskan bahwa perpustakaan juga dapat mendukung literasi. Namun, perpustakaan sebaiknya diperbarui sesuai dengan buku-buku yang memang anak ingin membacanya.

"Misalnya komik, cerita detektif, cerita romance, dan lain-lain. Sebenarnya, konten buku apa yang dibaca anak bukan poin utamanya, yang terpenting adalah anak menyukai membaca. Dalam hal ini orangtua tetap harus memerhatikan jenis bacaan sehingga sesuai dengan umurnya," jelas Nadiem.

2. Inovasi dalam pendidikan terus berkembang

Dok. IDN Times

Pendidikan di Indonesia cenderung masih menjalankan sistem yang telah diterapkan oleh pemerintah saja.

Padahal, masalah pendidikan seharusnya menjadi perhatian berbagai lapisan masyarakat. Nadiem mengatakan, "Pendidikan merupakan suatu hal yang sulit diubah karena ada banyak persepsi jenis pembelajaran apa yang tepat, akan tetapi pendidikan seharusnya diterapkan dengan melihat ke arah masa depan."

Nadiem menjelaskan secara lebih lanjut, sebaiknya pendidikan di Indonesia menciptakan budaya pembelajaran dan inovasi.

Bukan hanya menjalankan sistem pemerintahan. Dalam hal ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggerakan program merdeka belajar sehingga lapisan masyarakat mendapatkan pendidikan dapat terus berkembang dan relevan dengan perkembangan zaman. 

3. Dalam pendidikan butuh banyak skill

Dok. IDN Times

Menurut Nadiem Makarim, pendidikan di Indonesia juga seharusnya memerhatikan masalah skill sehingga Indonesia dapat mencapai SDM yang unggul.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini pun menegaskan untuk mengasah skill atau keterampilan yang dibutuhkan.

"Pendidikan harus melihat ke masa depan, apa yang di depan. Butuh skill yang jelas seperti kreatifitas, kolaborasi, berpikir kritis sehingga menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan teknologi yang semakin canggih," jelas Nadiem. 

Baca juga:

The Latest