TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Sapto Djojokartiko Luncurkan Koleksi Terbaru yang Elegan dan Bermakna

Koleksi S/S 21 Sapto Djojokartiko diluncurkan secara virtual

Dok. Sapto Djojokartiko

Meski pandemi virus corona belum usai tak menurunkan semangat dari desainer Tanah Air, Sapto Djojokartiko untuk tetap berkarya dan mengeluarkan koleksi terbaru. Pada Sabtu, 10 Oktober 2020 pagi, Sapto kembali dengan karya teranyar bertajuk Koleksi Spring/ Summer 2021. 

Berkaca pada seluruh rangkaian kejadian yang terjadi di berbagai pelosok dunia saat ini, virus Covid-19 mengubah seluruh ritme kerja dan rencana untuk menampilkan koleksi terbaru Sapto Djojokartiko melalui fashion show seperti yang biasanya dilakukan.

Dalam proses menggali kreatifitas yang dibutuhkan, Sapto Djojokartiko memilih untuk tetap menampilkan koleksi terbaru ini meskipun menggunakan cara yang baru dan tidak biasa. melalui www.saptodjojokartiko.com dan kanal media sosial @saptodjojokartiko.

Seperti apa koleksi terbaru Sapto Djojokartiko yang diluncurkan secara virtual? Cek informasinya di Popmama.com!

1. Diadakan secara virtual dengan sinematografi yang begitu luar biasa

Disutradarai oleh Reuben Torino, Sapto Djojokartiko mengajak penonton untuk mendalami proses meditasi di masa karantina yang berujung dengan lahirnya koleksi ini. Koleksi yang terlahir di masa pandemi ini, menghadirkan banyak momen untuk merefleksikan diri, perasaan kebingungan, kemarahan yang membutakan namun juga diimbangi dengan semangat dan jiwa kreatifitas yang berlimpah ruah.

2. Sebagai seorang introvert, Sapto menikmati waktu sendiri untuk menghasilkan karya saat pandemi

Bagi Sapto, masa karantina benar-benar seperti menaiki roller coaster bagi para desainer di mana pun
termasuk dirinya. Ia bersama dengan pekerja seni harus memikirkan aspek bisnis sekaligus harus konsisten untuk menyelamatkan jiwa kreatif karena hidup harus tetap berjalan.

"Tidak mengherankan bagi introvert seperti saya, memiliki waktu sendiri selama ini benar-benar mengizinkan saya untuk menggali lebih dalam proses kreatif yang sudah lama tidak saya dalami. Lingkungan yang damai dan tenang di dalam rumah saya sendiri ternyata menjadi berkah yang indah. Saya dapat benar-benar fokus dan melakukan hal-hal yang biasanya tidak saya lakukan karena saya tidak punya waktu yang cukup,” kata Sapto Djojokartiko dalam siaran pers. 

3. Warna nude yang lembut mendominasi setiap koleksi terbarunya

Dok. Sapto Djojokartiko

Dengan menjiwai semua wadah inspirasi yang ditemukan dalam koleksi S/S 21, Sapto
Djojokartiko banyak terilhami dari hal-hal yang sebetulnya sudah lama ia kagumi dan sukai,
Contohnya seperti penggunaan berbagai jenis lace dengan detail yang rumit menggunakan
warna-warna nude yang cenderung lembut dikombinasikan dengan warna plum, fuschia dan
terracotta yang elegan.

Mayoritas warna yang dapat ditemukan di koleksi ini seperti merah muda dan
juga coral sangat terinspirasi dari keceriaan yang hadir ketika musim panas tiba. Untuk
melengkapi detil busana, Sapto Djojokartiko juga menghadirkan warna-warna mencolok
seperti merah ke dalam palet utama koleksi ini.

Diharapkan dengan hadirnya detil-detil tersebut, akan menampilkan unsur elegan yang sangat lekat dengan brand Sapto Djojokartiko selama ini.

4. Tradisi sabung ayam di Bali juga ia tumpahkan dalam koleksi terbarunya

Dok. Sapto Djojokartiko

Budaya Indonesia memiliki berbagai kekayaan yang bisa diulik menjadi sebuah persembahan karya seni, termasuk dalam koleksi bertajuk “A Conversation With Oneself” yang dipersembahkan oleh Sapto Djojokartiko. 

Dalam koleksi ini, “sabung ayam” yang merupakan tradisi dari Bali dan keranjang anyaman diterjemahkan ke dalam detail cross stitching yang kemudian menjadi satu kesatuan khusus yang seluruhnya terbuat dari kain organza yang dipotong secara individu.

Cross stitching secara manual dengan tangan terinspirasi dari bentuk tenunan keranjang serta teknik tambal sulam, sulaman berbentuk ayam jago , pola acak yang dinamis dan guratan yang menyerupai sapuan kuas. Palet cerah yang dapat ditemui di koleksi ini juga terinspirasi oleh lukisan sabung ayam.

Bertolak belakang dengan koleksi Sapto Djojokartiko sebelumnya yang menghadirkan banyak ornamen dan embellishment, kali ini Sapto Djojokartiko memilih untuk menghadirkan siluet yang lebih dinamis dan bentuk yang cocok untuk dikenakan saat bersantai dirumah dengan narasi yang cukup minimalis.

5. Sapto Djojokartiko juga mengeluarkan koleksi aksesoris simple penuh dengan makna

Dok. Sapto Djojokartiko

Untuk memahami seni sabung ayam di Bali, yang dalam bahasa lokalnya disebut tajen,  perlu diketahui bahwa praktik tersebut berakar pada keyakinan agama Hindu. Banyak budaya
di Indonesia yang mengakui sabung ayam sebagai seni tradisional, tetapi kemudian diangkat
menjadi tradisi agama di Bali.

Inilah salah satu alasan mengapa setelah dinyatakan ilegal, sabung ayam masih lebih sering dipraktikan di Bali dibandingkan di tempat lain. Di Bali, sabung ayam telah ilegal sejak tahun 1981, tetapi otoritas lokal 'mentolerir' dengan ketat untuk tujuan keagamaan. Sampai saat ini praktek sabung ayam dilestarikan lebih sebagai aktivitas sosial, menyatukan banyak elemen penting dalam kehidupan: hiburan, ekonomi, hobi, adat istiadat, dan kehormatan.

Hal Ini juga diterjemahkan ke dalam bentuk aksesoris yang sengaja dibuat praktis dan
fungsional, mulai dari dompet bersulam multifungsi, tas selempang, selendang berbulu dan
"selendang", tas maxi tote, anting mutiara dengan gaya barok berbalut teknik macramé,
hingga sandal dan selop dengan anyaman rafia dan bentuk bordir yang menyerupai keranjang
anyaman.

Itulah informasi terkait dengan koleksi terbaru dari Sapto Djojokartiko. Dalam peluncuran koleksinya ini, Sapto berharap kedepannya, karya yang ia balut dalam film pendek ini bisa menjadi kenang-kenangan baginya dan semua orang yang terlibat saat kita semua harus berjuang untuk bertahan hidup.

"Tetapi itu juga harus berfungsi sebagai pengingat bahwa bahkan di masa-masa tersulit
sekalipun, jangan pernah membiarkan pikiran kamu mengalahkan kamu. Roda akan selalu
berputar, jaga kreativitas tetap hidup karena tanpa itu tidak akan ada yang berarti di dalam
hidup ini. ” Sapto Djojokartiko menyimpulkan.

Baca juga:

The Latest