Dita Oepriarto adalah kepala keluarga yang membawa istri dan keempat anaknya melakukan aksi bom bunuh diri. Puji Kuswati, sang istri, berusia 43 tahun. Anak mereka, Yusuf Fadhil (17 tahun), Firman Halim (15 tahun), Fadhila Sari (12 tahun), dan Famela Rizqita (8 tahun).
Mereka berbagi tugas untuk melakukan teror di 3 gereja di Surabaya. Sang ayah bergerak sendiri melakukan teror di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno. Ibu dan kedua anak perempuannya melakukan bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro. Sementara kedua anak laki-laki mereka menuju ke Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.
Bom meledak pukul 06.15 di Ngagel, bom di Jalan Diponegoro meledak pukul 07.15 dan yang di Arjuno meledak pukul 07.53.
Menurut keterangan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, Dita diketahui membawa bom di dalam mobil. Sebelum menuju GPPS, Dita mengantarkan istri dan kedua anak perempuannya ke Jalan Diponegoro. Sementara itu, kedua anak laki-laki Dita diketahui membawa bom dengan mengendarai motor.
Bom menyebabkan 9 orang meninggal dunia dan 45 orang terluka.