TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Perbedaan Trauma Bonding dengan Kasih Sayang Sesungguhnya

Korban dari hubungan ikatan trauma sering tidak menyadari bahwa mereka berada di hubungan toxic

Freepik

Sering sekali banyak orang yang heran kenapa banyak perempuan bertahan menjalin hubungan dengan seseorang yang telah melakukan kekerasan kepada dirinya. Bahkan, sebagian dari korban memilih untuk melindungi pelaku meski mereka sadar hubungan tersebut tidak sehat.

Keluar dari hubungan toxic tidak semudah seperti Mama berjalan keluar dari pintu. Seiring berjalannya waktu, banyak berbagai kekhawatiran muncul dalam benak, seperti tentang berpikir di mana tempat untuk tinggal setelah hubungan berakhir, cara menghidupi diri sendiri, atau bahkan merasa terikat sehingga tidak dapat melepaskan diri dengan pasangan.

Keterikatan emosional ini yang disebut sebagai trauma bonding atau ikatan trauma. Beberapa trauma kekerasan mungkin menciptakan perasaan kuat yang sulit banyak orang pahami, terutama ketika pelaku kekerasan masih memberikan perhatian dan kasih sayang sebagai bukti dari rasa penyesalan.

Ketika pasangan mulai melakukan kekerasan, mungkin awalnya Mama akan terkejut. Setelah itu, pasangan akan meminta maaf, bersumpah untuk berubah, atau bersikeras mengatakan bahwa saat itu dia hanya sedang kesal.

Mirisnya, upaya manipulasi ini sering berhasil terjadi dalam kehidupan rumah tangga banyak orang. Sebab, korban percaya bahwa pasangan mereka bisa kembali seperti dulu.

Mengingat pentingnyapermasalahan ini, berikut Popmama.com telah menyiapkan ulasan terkait perbedaan trauma bonding dengan kasih sayang sesungguhnya dalam suatu hubungan dikutip dari unggahan InstaStory akun @candacevandell.

1. Perbedaan ciri permulaan hubungan trauma bonding dan kasih sayang sesungguhnya

Freepik/wayhomestudio

Dalam suatu hubungan, selalu ada cara untuk mengenali hubungan Mama dan pasangan termasuk trauma bonding atau tidak. Salah satunya yakni, dengan cara mengenali ciri hubungan dimulai.

Jika Mama terjerat dalam ikatan trauma (trauma bonding), biasanya hubungan yang terjalin diawali dengan ketertarikan dalam waktu cepat. Meski waktu yang dihabiskan bersama terbilang singkat, namun Mama akan merasa chemistry hubungan begitu kuat.

Berbanding terbalik dengan permulaan hubungan yang terjalin karena rasa sayang sesungguhnya (true love). Dalam ciri ikatan ini, hubungan dimulai dengan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang dibangun dari waktu ke waktu.

Dengan begitu, maka akan membuat kedua belah pihak membutuhkan waktu lebih lama untuk mengenal satu sama lain sebelum meresmikan hubungan mereka lebih jauh.

2. Berbedanya ungkapan kasih sayang antara trauma bonding dan rasa cinta sesungguhnya

Freepik/freepik

Ketika masuk dalam hubungan yang sering melibatkan kekerasan, maka kebanyakan orang masih ragu apakah hubungan yang mereka rasakan termasuk ikatan trauma atau tidak. Mengingat masih banyaknya limpahan afeksi atau kasih sayang yang diberikan pasangan kepada kita.

Untuk mengetahui hal tersebut, Mama mungkin juga perlu tahu perbedaan pasangan yang terjalin antara hubungan ikatan trauma dan kasih sayang sesungguhnya. Dalam trauma bonding, pasangan cenderung akan melampiaskan rasa sayang mereka dalam sentuhan fisik dan seksual secara berulang.

Berbeda dengan perasaan cinta sesungguhnya, yang tidak hanya melibatkan hubungan fisik dan seksual saja, tetapi juga ikatan emosional serta intelektual.

3. Kenali siklus hubungan yang terjalin antara Mama dan pasangan

Freepik/yanalya

Melewati pasang surut hubungan merupakan hal yang wajar ditemukan dalam kehidupan percintaan banyak orang.

Namun bila Mama telah mengalami siklus pasang surut hubungan yang begitu ekstrem, kemudian siklus tersebut berulang tidak ada hentinya. Mungkin Mama harus kembali mempertanyakan hubungan yang terjalin dengan pasangan termasuk kategori toxic atau tidak.

Pasalnya, salah satu ciri suatu hubungan termasuk trauma bonding adalah terjadinya siklus pasang surut hubungan secara ekstrem. Berbanding terbalik dengan sebuah hubungan yang didasari oleh kasih sayang kedua belah pihak.

Mereka yang menjalin hubungan atas dasar cinta cenderung akan mengalami hubungan stabil dan melibatkan rasa saling percaya.

4. Berdiskusi bersama pasangan menjadi hal terpenting dalam suatu hubungan

Freepik/freepik

Percakapan menjadi salah satu cara sederhana agar kedua orang bisa saling terhubung. Sebab, sebuah kecocokan dalam hubungan dapat tercipta melalui percakapan yang Mama lakukan dengan pasangan.

Tidak hanya membangun keakraban, berdiskusi dengan pasangan juga bisa menjadi solusi dari setiap permasalahan yang dialami dalam kehidupan rumah tangga.

Tanpa disadari, pasangan yang menghindari percakapan penting justru akan membuat hubungan semakin rumit karena belum adanya penyelesaian. Ini juga menjadi salah satu ciri dari hubungan ikatan trauma.

Kedua insan yang terhubung karena rasa sayang sesungguhnya, akan menganggap percakapan penting merupakan prioritas bagi mereka.

Sebisa mungkin, mereka akan mengusahakan agar percakapan berjalan lancar demi keberlangsungan hubungan yang sehat dan menyenangkan bagi kedua belah pihak.

5. Perasaan yang Mama rasakan dalam hubungan perlu menjadi pertimbangan

Freepik/master1305

Saat terikat hubungan dengan pasangan, apa yang Mama rasakan? Merasa menjadi seseorang yang istimewa? Atau justru merasa tidak berdaya saat bersamanya?

Jika hubungan terasa seperti kecanduan yang membuat Mama tidak berdaya untuk memutuskan hubungan tersebut, ada baiknya Mama perlu berhati-hati.

Hubungan toxic akan membuat dirimu merasa bersalah dan mengalami kesulitan untuk pergi meninggalkan pasangan. Jika melakukannya, pikiran Mama tidak akan sepenuhnya terpisah dan tetap merasa bersalah karena telah meninggalkan pasangan yang telah melakukan kekerasan.

Sementara itu, bila Mama sungguh menemukan pasangan yang tepat dan menjalin hubungan atas dasar kasih sayang yang sesungguhnya. Mama akan merasa hubungan ini sebagai sesuatu yang istimewa dan terhormat, sehingga layak untuk dipertahankan.

Nah, jadi itulah beberapa perbedaan antara hubungan yang terjalin karena trauma bonding dan kasih sayang yang sesungguhnya.

Sayangnya, di luar sana banyak korban ikatan trauma tidak menyadari bahwa mereka sedang berada di hubungantoxic yang membahayakan diri sendiri, baik dari segi fisik maupun mental.

Semoga informasi ini bisa menjadi ilmu baru untuk Mama, ya. 

Baca juga:

The Latest