TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Efek Samping Konsumsi Minyak Jarak sebagai Induksi Persalinan

Jangan gunakan sembarangan juga ya, Ma

Pexels/Mareefe

Minyak jarak atau castor oil diketahui bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan, salah satunya kerap digunakan sebagai obat pencahar alami. Selain itu, minyak jarak juga disebut-sebut bisa membantu induksi persalinan. Benarkah demikian?

Meskipun sebenarnya bukti ilmiah tentang manfaat ini masih sedikit, sebagian ibu hamil meyakini teori tersebut, Ma.

Namun demikian, hendaknya tetap berhati-hati dan tidak sembarangan dalam menggunakan minyak jarak saat hamil, ya. Terutama jika usia kehamilan Mama belum cukup matang untuk persalinan. Yuk simak dulu rangkuman informasi Popmama.com berikut ini:

1. Apa itu minyak jarak?

Freepik

Castor oil atau minyak jarak adalah minyak kental yang berasal dari biji tanaman jarak (Ricinus communis). Minyak jarang memiliki aroma yang khas dan rasanya kurang enak, namun kerap dimanfaatkan untuk kesehatan.

Salah satunya sebagai obat pencahar yang kuat dan untuk mengobati sembelit. Minyak jarak juga dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi, gangguan kulit, radang dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Namun karena aroma dan rasanya yang kurang enak, penggunaan minyak jarak seringkali bisa memicu rasa mual dan bahkan dehidrasi.

2. Benarkah minyak jarak bisa untuk induksi persalinan?

Freepik/pch.vector

Dikutip dari Being The Parent, minyak jarak mampu merangsang gerakan peristaltic pada usus yang memicu kontraksi. Selain itu, minyak jarak juga mengurangi penyerapan cairan di usus halus, yang juga memicu kontraksi.

Selain itu, minyak jarak juga disebut-sebut mampu mendorong pelepasan reseptor prostaglandin, sehingga memicu pelebaran leher rahim dan induksi persalinan. Namun untuk melakukan ini, tahap kehamilan harus sudah siap lahir dan serviks sudah melebar.  Ini jelas berarti bahwa minyak jarak dapat dianggap berpotensi menginduksi persalinan asalkan tubuh Mama sudah benar-benar siap untuk persalinan.

Penggunaan minyak jarak sebelum waktu penuh, yaitu sebelum usia kehamilan mencapai minggu ke-38, tidak dianjurkan sama sekali.

Beberapa peneliti menyebutkan bahwa minyak jarang kurang efektif digunakan induksi, sebab kontraksi yang ditimbulkan seringkali tidak teratur dan cenderung menyakitkan, sehingga justru membuat ibu hamil serta bayi jadi stres. Terutama karena efek dehidrasi akibat mual dan muntah, serta kelelahan.

Apabila Mama ingin mencoba minyak jarak sebagai induksi alami, sebaiknya diskusikan dulu dengan dokter dan jangan sembarangan, ya.

3. Risiko penggunaan minyak jarak berlebihan sebagai induksi

Freepik/Dragana_Gordic

Ada beberapa efek samping yang bisa muncul jika ibu hamil sembarangan mengonsumsi minyak jarak, termasuk dengan untuk menginduksi persalinan. Hal ini terutama karena sifat pencahar kuat yang dimiliki oleh minyak jarak.

Konsumsi minyak jarak sembarangan dan berlebihan dapat menimbulkan risiko efek samping seperti diare, muntah, mual, dehidrasi, kram perut, kram otot dan nyeri.

Meski masih sedikit bukti ilmiah, namun ada juga klaim yang menyebutkan konsumsi minyak jarak juga memberikan efek pencahar pada bayi dan meningkatkan memengaruhi mekonium (feses pertama yang dilewati oleh bayi selama persalinan).

Jika bayi menghirup mekonium ke dalam paru-parunya, hal ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan juga risiko pneumonia.

Minyak jarak pun sebaiknya dihindari oleh ibu hamil dengan risiko tinggi atau sedang sakit.

Risiko lain yang terkait dengan mengonsumsi minyak jarak untuk menginduksi persalinan adalah menyebabkan kontraksi tidak teratur. Bukan persalinan yang sesungguhnya, tetapi kontraksi yang tidak teratur dapat membuat Mama kelelahan.

Penting untuk dicatat bahwa minyak jarak hanya boleh digunakan untuk menginduksi persalinan, bukan mempercepat persalinan. Perlu diketahui bahwa ada beberapa metode medis lain untuk menginduksi persalinan, selain dari penggunaan minyak jarak saat hamil.

Sebelum menggunakan metode alami apa pun untuk menginduksi persalinan, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter atau bidan terlebih dahulu.

Ingat Ma, tetap utamakan keselamatan dan kesehatan Mama serta bayi, ya.

Baca juga:

The Latest