Menyusui nggak hanya menciptakan ikatan antara Mama dan bayi, tetapi juga memberinya nutrisi yang mendorong pertumbuhan lebih sehat.
Sedangkan LDR akan sulit terjadi apabila Mama merasa cemas, sangat lelah, sedang marah atau kesakitan. Tapi bukan berarti Mama tidak bisa menyusui dalam kondisi tersebut.
Ingatlah, menyusui merupakan proses yang luar biasa. Dukungan dari pasangan, keluarga, sahabat maupun lingkungan dapat membantu ibu mengatasi berbagai stressor dan tetap menyusui dengan sukses. Selain itu perlu menerapakan beberapa langkah seperti:
- Berpikir positif. Bahwa kecemasan akan sedikitnya jumlah ASI yang dihisap bayi maupun yang dipompa dapat semakin menekan produksi ASI. Fokuslah pada yang dapat dihasilkan dan bersyukur Mama dapat menyusui.
- Rileks atau relaksasi dan kehangatan. Rilekskan tubuh dan pikiran, sehingga Mama merasa tenang dan bebas dari stres. Saat menyusui atau memerah, bernapaslah perlahan dan dalam. Tarik napas perlahan dan dalam saat menyusui maupun memompa. Sebagian ibu terbantu dengan minum air hangat atau mendengarkan musik yang menenangkan. Mandi air hangat atau mengompres payudara menggunakan air hangat sebelum menyusui dapat membantu.
- Cobalah minum minuman hangat.
- Suplai ASI biasanya dapat ditingkatkan melalui pijat payudara. Pijat payudara dengan lembut. Genggam payudara dengan tangan seperti membentuk huruf C, kemudian pijat ke arah puting dengan gerakan seperti menggulung. Lakukan ini beberapa menit sebelum menyusui atau memompa.
- Pikirkan bayi Mama. Umumnya ASI akan lebih mudah keluar ketika Mama dekat dengan bayi. Saat Mama berada jauh darinya, foto, video atau suara tangisan bayi dapat membantu menstimulasi.
- Lebih sering memompa. Semakin sering memompa (2-3 jam sekali), LDR akan lebih mudah dicapai.
- Dukungan. Pijatan pada bahu dan punggung oleh suami atau orang lain akan membantu untuk rileks ketika menyusui maupun memompa.
Ma, itulah kelima tentang 5 fakta let-down reflex yang membuat ASI mengalir. Jika Mama merasa haus, ini merupakan cara tubuh mempersiapkan diri untuk menggantikan ASI yang dikeluarkan selama sesi menyusui.