TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa yang Menyebabkan ASI Berbau Asam? Cari Tahu Faktanya Ma!

Selain aktivitas enzim, ASI berbau asam juga bisa disebabkan proses penyimpanan yang kurang tepat

Freepik.com/wirestock

Sebagai Mama menyusui, hampir setiap hari tentunya kita berhubungan dengan Air Susu Ibu (ASI).

Tapi selama ini, pernahkah Mama mendapati aroma ASI berubah menjadi asam atau berbau tidak enak? Kondisi ini biasanya terjadi ketika Mama selesai memompa ASI dan meninggalkannya selama beberapa jam di ruangan terbuka.

Kira-kira apa yang menyebabkan ASI berbau asam sehingga bayi tidak mau meminumnya? Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya dilansir dari berbagai sumber.

1. Apa yang menyebabkan ASI berbau asam?

Freepik.com/drobotdean

Dilansir dari Breastfeeding.support, ASI berbau asam kemungkinan disebabkan oleh kelebihan lipase dalam susu. Lipase merupakan enzim dalam ASI yang memecah lemak susu, sehingga bayi bisa lebih mudah dalam mencernanya.

Beberapa penelitian menemukan bahwa, kelebihan enzim lipase menyebabkan susu jadi berbau, berasa asam, dan berbusa seperti sabun. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, meskipun Mama telah menyimpan ASI dengan baik.

2. Proses penyimpanan ASI yang kurang tepat juga bisa sebabkan bau asam

Freepik/atlascompany

ASI berbau asam atau biasa disebut ‘tengik’ juga bisa disebabkan karena proses penyimpanan yang kurang tepat. Ini sering terjadi biasanya setelah ASI disimpan di lemari es atau freezer.

Mengapa demikian?

  • Karena adanya aktivitas dari enzim lipase saat proses penyimpanan. Dimana ini terjadi akibat adanya perbedaan suhu dan kontak udara pada ASI.
  • Proses pembekuan pada ASI bisa sebabkan membran pada lemak susu menjadi rusak, sehingga kualitasnya menurun yang ditandai dengan bau asam atau tengik.
  • Adanya oksidasi kimiawi dari unsur-unsur tertentu dalam ASI, yang mungkin disebabkan oleh paparan udara atau kontaminasi air yang Mama minum.
  • ASI telah terkontaminasi oleh bakteri, sehingga aroma dan rasanya berubah.

3. Apakah ASI yang berbau asam, aman untuk diminum bayi?

Freepik/Jcomp

Bayi biasanya tetap meminum ASI, meski telah lama disimpan, dibekukan dan dicairkan.

Menurut buku berjudul ‘The Womanly Art of Breastfeeding’, bau asam pada ASI bukan jadi satu masalah dan bayi masih boleh meminumnya.

Hanya saja, jika kita tahu kualitas ASI sudah mulai menurun, tentu lebih baik untuk tidak memberikan ASI tersebut kepada bayi ya.

4. Bagaimana jika bayi tidak mau minum ASI yang berbau asam?

Pexels/Sarah Chai

Terkadang bayi mungkin menolak ASI karena bau atau rasanya yang asam. Apabila hal ini terjadi, akan lebih baik jika Mama memberikan ASI yang baru langsung dari payudara, atau mencairkan stok ASIP yang terbaru.

Selain itu, menurut para ahli, jika bayi menolak minum susu karena aroma dan rasanya, Mama bisa coba cara berikut ini:

  • Biasakan untuk menguji penyimpanan susu dengan mencium atau mencicipi susu yang sudah dicairkan, sebelum diberikan kepada bayi.
  • Panaskan ASI yang diperah, sebelum didinginkan atau dibekukan. Panas susu akan mencegah aktivitas lipase selama penyimpanan, dan menghindari perubahan rasa maupun aroma ASI.

5. Lantas bagaimana bau dan rasa ASI yang normal?

Freepik/valeria-aksakova

Pada umumnya ASI yang normal memiliki rasa yang sedikit manis, tanpa aroma apapun. Namun terkadang, ASI juga bisa memiliki rasa yang sama persis seperti apa yang Mama konsumsi.

Misalnya ketika Mama mengonsumsi makanan yang mengandung bawang putih, maka ini akan terserap ke dalam ASI, sehingga rasa dan baunya akan mirip seperti bawang putih.

Selain itu, beberapa hal lain juga bisa menyebabkan bau dan rasa ASI berubah. Misalnya jika Mama menyusui mengonsumsi obat-obatan, minum minuman beralkohol dan berkafein, merokok, stres, hingga menjalani pola hidup yang tidak sehat.

Nah demikianlah tadi penjelasan mengenai apa yang menyebabkan ASI berbau asam. Jika hal ini menghambat proses menyusui si Kecil, ada baiknya Mama segera lakukan konsultasi medis atau kunjungi konselor laktasi ya. Tetap semangat dalam menyusui Ma!

Baca juga:

The Latest