TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Terlalu Keras Gunakan Pompa ASI, Kapiler Payudara Aktris Ini Pecah!

Agar tak terjadi pada Mama, ketahui cara aman memompa ASI

Instagram.com/ppanward

Dilansir dari worldofbuzz.com, baru-baru ini, seorang aktris asal Thailand bernama Panward Hemmanee sedang viral di media sosial.

Kejadian ini berlangsung pada Sabtu (7/9/19) yang lalu, Panward atau Pae diketahui membagikan kisahnya yang mengerikan di laman Instagram.

Perempuan berusia 39 tahun tersebut mengunggah sebuah video yang menunjukkan cairan merah susu dalam botol pompa ASI nya.

Selain itu, ia juga mengunggah foto gumpalan darah di sebuah piring sekaligus bertanya pada pengikutnya di Instagram. 

"Mengapa ada gumpalan darah yang keluar," tulis Pae.

Mengetahui hal tersebut, sontak saja beberapa penggemarnya saling saut memberikan tanggapan dalam kolom komentar.

Beberapa dari mereka mengatakan pernah mengalami hal tersebut. Sementara yang lain hanya bisa terkejut dan mendesaknya untuk segera berkonsultasi pada dokter.

Setelah pergi ke dokter, Mama dari seorang putra dan putri itu kemudian dijelaskan oleh sang Dokter bahwa ia telah salah dalam menggunakan pompa ASI. 

"Karena cara menghisap dari pompa yang terlalu kuat, menyebabkan kapiler di payudaranya pecah dan putingnya luka," terang dokter.

"Akibatnya, pembuluh darah kapiler pecah hingga membuat ASI menjadi merah," tambahnya.

Saat memompa ASI, perempuan malang itu sebenarnya telah merasakan tekanan pompa yang terlalu kuat hingga membuatnya sakit.

Namun, ia hanya menghiraukannya karena Pae berpikir itu adalah hal yang normal. 

"Saya salah paham bahwa memompa dengan tekanan yang kuat akan memberikan ASI lebih cepat dan mencegah penyumbatan," katanya.

"Saya berusaha menahan sakit, karena saya pikir normal. Saya sekarang tahu jika itu adalah kesalahan," tambah Mama dari dua anak tersebut.

Ia juga mengakui meskipun telah memiliki dua anak, aktris Thailand itu masih belum mengetahui banyak hal untuk menjadi sosok Mama yang sempurna.

Setelah berkonsultasi dengan dokter, ia juga menjelaskan bahwa dirinya masih boleh melakukan pompa ASI, karena itu bukanlah hal yang serius. 

Mengetahui kasus yang terjadi pada Panward, berikut Popmama.com telah merangkum cara aman memompa ASI beserta beberapa alasan yang membuat ASI Mama tercampur darah.

1. Cara aman memompa ASI dengan pompa elektrik

breastmilkcounts.com

Bagi Mama yang baru pertama kali memompa ASI dengan pompa elektrik mungkin akan merasa sedikit kesulitan. 

Oleh karena itu, disarankan bagi Mama untuk membaca buku petunjuk penggunaan terlebih dahulu. Jangan lupa juga untuk mencuci tangan dan pastikan semua bagian pompa payudara bersih.

Setelah itu, lakukan beberapa langkah berikut ini:

  • Pilih tempat pribadi di mana Mama merasa santai. 
  • Pasang pompa ASI dengan benar di payudara, kemudian pegang pelindungnya. Pastikan pompa ASI terpusat di atas puting.
  • Nyalakan mesin. ASI biasanya akan mulai mengalir dalam dua menit. 
  • Aturlah kecepatan yang nyaman dan efisien bagi Mama, karena memompa seharusnya tidak menyakitkan.
  • Agar lebih rileks, Mama bisa memompa sambil mendengarkan musik, memeriksa email, atau melakukan hal-hal lain.
  • Saat aliran ASI sudah melambat dan Mama merasa seolah-olah selesai, matikan pompa.
  • Lepaskan pelindung payudara.
  • Buka botol dengan hati-hati dan tutup.
  • Cuci setiap bagian pompa ASI dengan air hangat dan sabun, biarkan kering.

2. Cara aman memompa ASI menggunakan alat pompa manual

parents.com

Selain menggunakan pompa ASI elektrik, Mama juga dapat menggunakan pompa ASI manual.

Tetapi, apakah cara menggunakannya sama dengan penggunaan pompa ASI elektrik?

Masih dilansir dari Parents.com, berikut beberapa langkah yang dapat Mama lakukan:

  • Cuci tangan  dan pastikan semua bagian pompa payudara bersih.
  • Pilih tempat pribadi di mana Mama merasa santai. 
  • Pasang pompa ASI dengan benar di payudara, kemudian pegang pelindungnya. Pastikan pompa ASI terpusat di atas puting.
  • Mulailah memompa. Mungkin perlu beberapa menit agar ASI mulai mengalir.
  • Setelah ASI keluar, ganti payudara setiap lima menit. Pastikan setiap payudara mendapat sekitar 15 menit stimulasi total. Jangan khawatir jika satu payudara menghasilkan lebih banyak susu daripada yang lain, karena ini sangat normal.
  • Setelah selesai memompa, lepaskan pelindung payudara.
  • Buka botol dengan hati-hati dan letakkan tutup di atasnya.
  • Jika ada bagian pompa payudara manual yang menyentuh payudara atau ASI, cucilah dengan air hangat dan sabun.
  • Biarkan mengering dengan sendirinya.

3. Beberapa alasan mengapa ASI bisa bercampur dengan darah

Instagram.com/ppanward

Beberapa Mama yang memiliki ASI berdarah mungkin sering ragu untuk menyusui bayinya karena takut darah tersebut akan merusak kandungan nutrisi ASI.

Namun, ASI yang bercampur sedikit darah tidak apa untuk dikonsumsi bayi, aman-aman saja.

Selama darahnya tidak terlalu banyak yang tercampur ke ASI, Mama masih bisa memberikan ASI tersebut ke bayi.

Namun perhatikan juga reaksi si Kecil saat menyusu. Jika bayi sampai menolak menyusu, ini mungkin tandanya rasa ASI tersebut sudah berubah karena tercampur dengan banyak darah.

Untuk menyiasatinya, Mama bisa membuang ASI tersebut dan memerahnya lagi untuk mendapatkan pasokan ASI yang baru.

Dilansir dari laman Boldsky, berikut beberapa alasan mengapa ASI bisa bercampur dengan darah:

  • Dinding kapiler pecah

Pada fase menyusui, terdapat kemungkinan pembuluh darah disekitar payudara atau bahkan puting pecah.

Hal ini bisa disebabkan jika Mama tealu keras dalam memerah susu atau si Kecil yang terlalu keras saat menghisap puting Mama.

  • Puting lecet

Puting lecet di bagian kulit luar bisa menjadi penyebab utama ASI bercampur dengan darah. Tentu saja hal ini membuat Mama dan bayi jadi merasakan sesuatu yang tidak nyaman.

Walaupun lecet hanya terdapat pada luar puting, tapi jika ASI di sedot maka permukaan akan bercampur dengan darah.

  • Paparan intraductal

Beberapa perempuan bisa memiliki tumor jinak pada lapisan saluran susu. Hal ini bisa menyebabkan pendarahan dan menyebabkan aliran darah ke dalam ASI.

Hal ini ditandai dengan benjolan kecil atau pertumbuhan di belakang puting susu.

  • Mastitis

Mastitis adalah jenis infeksi pada payudara yang umum terjadi saat menyusui. Hal ini biasanya terjadi jika Mama telat makan atau memiliki jam tidur yang tidak teratur.

Perempuan yang bekerja hingga larut malam biasanya sering mengalami gangguan matitis, jadi hati-hati ya!

  • Fibrocystic breast

Fibrocystic breast atau tumbuhnya benjolan pada payudara biasanya terjadi pada perempuan yang berusia 30 tahun.

Hal ini ditandai dengan kelainan pada salah satu atau kedua payudara. Perempuan yang melahirkan bayi mereka setelah usia 30 tahun akan cenderung memiliki ASI yang bercampur dengan darah.

Jika Mama mengalami hal ini, maka segera konsultasikan dengan dokter.

Nah, itulah ketiga informasi penting terkait kasus Panward yang telah alami kapiler payudara pecah saat terlalu kencang memompa ASI.

Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, ya!

Baca juga:

The Latest