TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Berapa Jeda Waktu yang Tepat Hamil Lagi setelah Mengalami Stillbirth?

Yang penting adalah kesiapan Mama secara psikis dan emosional

healthgrades.com

Stillbirth atau lahir mati merupakan kejadian yang tak ingin dialami oleh siapapun. Namun, sama seperti kelahiran, kematian merupakan jalan hidup seseorang yang hanya bisa ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

Setelah mengalami stillbirth, sebagian Mama mungkin ingin segera memiliki bayi lagi. Tetapi ada pula yang perlu waktu mengobati kesedihan setelah kehilangan bayinya. Terlepas dari itu, bagaimana kacamata medis melihat waktu yang tepat hamil lagi setelah mengalami stillbirth?

Berikut Popmama.com merangkum informasi pentingnya, dilansir dari verywellfamily.com:

Mengetahui Penyebab Stillbirth di Kehamilan Sebelumnya

freepik.com/biancoblue

Pada beberapa kasus, stillbirth memang tidak bisa dijelaskan. Tetapi, faktor penyebab yang seringkali terjadi adalah karena infeksi, masalah genetik pada bayi, atau masalah dengan plasenta (misalnya solusio plasenta). Kondisi kesehatan sang Ibu juga turut menjadi faktor penyebabnya, misalnya jika sang Ibu mengidap diabetes, tekanan darah tinggi, atau masalah penyakit autoimun. 

Dengan mengetahui faktor penyebab stillbirth di kehamilan sebelumnya, maka dapat meminimalisasi risiko terjadinya stillbirth di kehamilan selanjutnya.

Bagaimana dengan Risiko Mengalami Stillbirth Lagi di Kehamilan Selanjutnya?

Freepik/Biancoblue

Sebagian besar masalah yang berhubungan dengan stillbirth tidak terulang lagi di kehamilan berikutnya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko lebih tinggi terjadi stillbirth lagi pada kehamilan berikutnya. 

Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, dokter mungkin akan menganjurkan menunda kehamilan dan memberitahukan risikonya mengalami stillbirth lagi apabila faktor penyebab di kehamilan berikutnya sudah dapat teridentifikasi. 

Penting untuk memastikan Mama mendapatkan perawatan prenatal dari awal kehamilan berikutnya, bahkan sebelum hamil. Dengan mendapatkan perawatan yang intensif, Mama dan dokter dapat memahami cara terbaik untuk menjaga kehamilan di masa depan dan mendiskusikan segala risiko yang mungkin terjadi.

Mencegah Terjadinya Stillbirth

Freepik

Mencegah terjadinya stillbirth sebetulnya tidak ada bedanya dengan pantangan-pantangan yang harus dijalani ibu hamil pada umumnya. Dilarang merokok, menghindari minum alkohol dan obat-obatan terlarang, menjalani perawatan prenatal secara teratur, dan mengikuti rekomendasi pada umumnya tentang menjaga kehamilan yang sehat. 

Dokter mungkin dapat mengambil tindakan untuk mencegah stillbirth pada ibu hamil yang dianggap memiliki risiko lebih tinggi dari rata-rata. Itulah sebabnya perawatan prenatal yang teratur menjadi sangat penting, meski stillbirth tidak selalu dapat dicegah.

Hamil Lagi Setelah Stillbirth Boleh, Tetapi ...

Pixabay/Pexels

Belum ada saran medis yang dapat memastikan berapa lama jeda waktu yang aman untuk hamil lagi setelah mengalami stillbirth. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jarak antara kejadian stillbirth dengan kehamilan berikutnya yang terlalu dekat, dapat meningkatkan risiko kecemasan atau gangguan stres pasca-trauma. Berkaca dari hal ini, beberapa ahli menyarankan masa tunggu enam hingga 12 bulan adalah jeda waktu yang cukup untuk memulihkan kondisi kejiwaan mama.

Namun, secara umum, memutuskan jeda waktu untuk hamil lagi setelah mengalami stillbirth merupakan keputusan pribadi. Keputusan yang mengharuskan Mama (dan juga Papa) siap secara psikologis dan emosional. Juga, ingatlah bahwa apa yang tepat untuk satu orang mungkin tidak tepat untuk orang yang lainnya.

Keguguran maupun stillbirth bukanlah kesalahan siapa pun, Ma. Kita tidak selalu bisa memiliki kendali atas hal-hal buruk yang menimpa hidup kita. Segalanya telah dirancang sebaik-baiknya oleh Sang Maha Pencipta. Tetap semangat ya, Ma!

Baca Juga:

The Latest