TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Waspada! Penggunaan Retinol saat Hamil Berisiko bagi Janin

Penggunaan retinol saat hamil dapat menyebabkan cacat lahir

Unsplash/Enecta Cannabis extracts

Meski sedang hamil, sebagian Mama ingin tampil menawan. Paling tidak, Mama tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melakukan perawatan kulit.

Tapi seperti yang Mama ketahui, banyak hal yang harus dihindari selama masa kehamilan. Termasuk penggunaan kosmetik dan produk perawatan kulit. Salah satu yang perlu ditambahkan di dalam daftar adalah retinol. Ini digunakan untuk mengatasi beragam masalah kulit, mulai dari anti-penuaan sampai jerawat.

Bagaimana penggunaan retinol dapat meningkatkan risiko pada ibu hamil dan janin? Simak ulasan Popmama.com berikut ini tentang risiko penggunaan retinol saat hamil dan altenatif yang aman untuk perawatan.

Apa Itu Retinol?

Unsplash/Birgith Roosipuu

Retinol termasuk dalam keluarga kimia yang dikenal sebagai retinoid. Retinoid dan retinol adalah bahan kimia yang berasal dari vitamin A. Keduanya dapat ditemukan dalam serum perawatan kulit, gel, dan krim.

Retinol dan retinoid adalah menjadi favorit banyak orang karena manfaatnya. Bahan ini mendorong sel-sel kulit untuk membuat kolagen, yang membuat kulit tampak lebih muda. Selain itu juga dapat merangsang sel-sel permukaan untuk mengelupas, membuat kulit lebih halus.

Penggunaan retinol juga mendukung peningkatan elastisitas, merawat garis-garis halus, memperbaiki tekstur, meminimalkan munculnya pori-pori, dan memperbaiki perubahan warna.

Apakah Aman Menggunakan Retinol selama Kehamilan?

Unsplash/kevin laminto

Retinol memberikan banyak manfaat, tapi apakah ini aman untuk digunakan saat hamil? Penggunaan retinol saat hamil tidak aman karena dapat menimbulkan risiko serius pada janin.

Meskipun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa turunan vitamin A topikal seperti retinol menyebabkan cacat lahir, dokter kulit sangat berhati-hati dengan topikal ini.

Dan menyarankan untuk dihindari selama kehamilan dan menyusui. Bahan-bahan yang dioleskan ke kulit berpotensi diserap ke dalam aliran darah dan diteruskan ke janin melalui plasenta.

American Academy of Dermatology secara khusus menyebutkan retinoid dalam daftar bahan yang tidak aman selama kehamilan dan harus segera dihentikan penggunaannya saat hamil.

Risiko Menggunakan Retinol saat Hamil

Unsplash/Amr Taha™

Risiko menggunakan retinoid dan kemungkinan retinol selama kehamilan termasuk kondisi yang disebut "sindrom retinoid janin." Secara khusus, ini adalah pola cacat lahir fisik dan mental yang muncul dalam hubungan langsung dengan retinoid.

Jenis kelainan bentuk dan tingkat keparahan bervariasi tetapi cenderung berdampak pada pertumbuhan prenatal dan postnatal, bersama dengan beberapa sistem pada janin. Berikut beberapa kelainan yang umum terjadi pada janin jika retinol digunakan saat hamil:

  • Malformasi kraniofasial

Beberapa bayi telah menunjukkan kelainan pada struktur wajah mereka ketika retinoid digunakan selama kehamilan.

Ini termasuk wajah kecil, telinga rendah (mikrotia) dengan saluran telinga sempit (stenosis) atau bahkan tidak memiliki telinga sama sekali. Bayi juga dapat memiliki kelainan pada telinga bagian dalam, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Hambatan perkembangan lainnya termasuk jarak mata yang luas (hipertelorisme), keterbelakangan wajah bagian tengah (midface hypoplasia), langit-langit mulut atau bibir sumbing, atau kelumpuhan saraf wajah tertentu (palsy).

  • Malformasi jantung

Menggunakan retinoid saat hamil juga meningkatkan risiko potensi kelainan kardiovaskular, yang melibatkan malformasi jantung janin. Ini bisa termasuk lubang di jantung, posisi terbalik dari arteri utama, empat kelainan jantung dan pembuluh darah besar yang bersamaan, dan keterbelakangan kritis dari sisi kiri jantung.

  • Malformasi sistem saraf pusat

Bayi yang ibunya menggunakan retinoid saat hamil juga berisiko mengalami kelainan pada sistem saraf pusatnya. Juga dapat menyebabkan mikrosefali, suatu kondisi di mana lingkar kepala bayi lebih kecil dari yang seharusnya. Mikrosefali dapat mengakibatkan cacat perkembangan dan intelektual, serta masalah dengan koordinasi dan keseimbangan

  • Malformasi tambahan

Faktor risiko lain penggunaan retinoid saat hamil adalah fungsi kelenjar timus yang tidak memadai. Kelenjar ini adalah bagian penting dari sistem limfatik yang membuat sel darah putih untuk melawan infeksi.

Deformitas lain yang dapat terjadi adalah malformasi tulang belakang dan kaki, tonus otot yang tidak memadai (hipotonia), mata yang kurang, dan salah satu atau kedua mata yang terlalu kecil, yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan (anophthalmia). Janin yang terpapar retinoid juga dapat mengembangkan jari berselaput (sindaktili).

Alternatif Aman Pengganti Retinol selama Kehamilan

Unsplash/Nati Melnychuk

Untungnya, ada alternatif perawatan kulit selain retinol yang diberikan lampu hijau oleh dokter. Namun penting untuk diingat, selalu pastikan soal keamanan kosmetik atau produk perawatan yang Mama gunakan dengan dokter. Pastikan Mama membaca bahan-bahan produk tersebut sebelum menggunakannya.

Berikut beberapa alternatif pengganti retinol yang aman untuk kehamilan:

  • Asam glikolat

Asam glikolat adalah asam alfa-hidroksi (AHA) yang digunakan di banyak produk perawatan kulit sebagai pengelupasan kulit yang lembut. Asam glikolat memberikan beberapa manfaat seperti pengelupasan kulit, mengurangi hiperpigmentasi, beberapa stimulasi produksi kolagen, dan pengobatan dan pencegahan jerawat

Meskipun belum ada penelitian konkret tentang penggunaan asam glikolat, hindari penggunaan secara berlebihan ya, Ma.

  • Vitamin C

Vitamin C meningkatkan produksi kolagen dan melawan hiperpigmentasi, mirip dengan retinol. Ini juga melindungi dari kerusakan kulit akibat lingkungan, dan merawat serta mencegah penuaan kulit sebagai antioksidan kuat.

  • Niasinamida

Juga dikenal sebagai vitamin B3, niacinamide topikal menenangkan kulit, dapat membantu mengobati jerawat, dan melindungi dari kerusakan akibat sinar matahari. Niacinamide, atau vitamin B3, memiliki manfaat kulit yang serupa dengan retinol tanpa menyebabkan iritasi. Juga telah terbukti menghaluskan kulit dan mengecilkan pori-pori.”

  • Asam hialuronat

Asam hialuronat (HA) bertugas menjaga kulit kita tetap lembab dan terhidrasi dari dalam. Mama dapat menemukan asam hialuronat di banyak produk perawatan kulit, mulai dari pembersih, minyak, dan pelembab.

  • Ceramide

Ceramide juga dapat membantu meningkatkan penghalang hidrasi kulit. Mirip dengan asam hialuronat, ceramide diproduksi secara alami oleh tubuh.

Meski ada beberapa risiko pada penggunaan retinol selama kehamilan, bukan berarti Mama harus berhenti melakukan perawatan kulit. Masih banyak alternatif bahan pengganti yang aman. Jangan lupa untuk bertanya kepada dokter mengenai produk yang aman untuk ibu hamil.

Jadi, penggunaan retinol selama kehamilan dan menyusui sebaiknya dihindari ya, Ma. Mama dapat menggunakan produk perawatan yang aman untuk bumil dan busui. Produk perawatan apa yang Mama gunakan selama kehamilan dan menyusui?

Baca juga:

The Latest