TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Perubahan Emosi yang Dialami Ibu Hamil di Trimester Ketiga

Jika Mama mengalaminya, ini normal kok

Unsplash/Isaac Quesada

Perubahan emosi yang cepat adalah hal yang normal selama masa kehamilan, Ma. Menjelang akhir kehamilan, kecemasan tentang bayi yang akan lahir menjadi alasan Mama menjadi ‘moody’ di akhir trimester.

Perubahan emosional saat hamil bisa membingungkan dan membuat frustrasi, tetapi merupakan bagian alami dari kehamilan.

Apa saja perubahan emosi yang biasa dirasakan oleh ibu hamil di trimester ketiga?

Untuk tahu jawabannya, simak ulasan Popmama.com berikut mengenai perubahan emosi yang dialami ibu hamil di trimester ketiga.

1. Keinginan yang lebih besar untuk menyelesaikan kehamilan dengan segera

Unsplash/Jonathan Borba

Meskipun Mama telah menempuh perjalanan jauh, dua bulan lagi menuju hari-H terasa seperti sangat panjang.

Perubahan emosi yang normal saat hamil ini cenderung menjadi lebih buruk, terutama banyak pertanyaan dan kecemasan yang muncul. Misalnya seperti apa rupa bayi mama nanti, apakah ia akan sehat dan normal, atau bagaimana jika Mama mengalami persalinan yang panjang.

Mama mungkin sudah tidak sabat, namun dalam waktu 2 bulan, banyak hal yang bisa dikembangkan oleh bayi. Jadi, biarkan si Kecil bertumbuh dan berkembang dengan baik di perut Mama.

Ingatkan diri Mama bahwa ini adalah kesempatan terakhir yang miliki untuk sementara waktu untuk tidur, pergi ke bioskop tanpa khawatir akan bayi kecil di rumah, atau bercinta tanpa kemungkinan gangguan. Manfaatkan waktu spesial ini sebaik mungkin.

2. Dorongan untuk berimajinasi

Unsplash/Ömürden Cengiz

Saat mengalami perubahan emosi yang cepat, imajinasi yang Mama alami selama ini tampak lebih nyata. Mama mungkin membayangkan bayi atau membayangkan si Kecil bersama dengan keluarga.

Mama mungkin akan membayangkan soal kepribadian dan tampilan fisiknya. Merasakan tendangan janin biasanya menjadi pemicu perubahan emosi ini saat hamil.

Kadang-kadang mereka benar-benar menjadi liar dan Mama bahkan mulai mempercepat rekaman imajiner itu. Misalnya membayangkan seperti apa si Kecil di sekolah, sebagai remaja, bahkan sebagai orang dewasa.

3. Terdorong untuk memutar ulang kelahiran sebelumnya

Unsplash/Sergiu Vălenaș

Jika Mama pernah melahirkan sebelumnya, Mama mungkin mulai banyak mengingat tentang kelahiran sebelumnya. Mama akan mengingat peristiwa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.

Bagaimana persalinan sebelumnya dan persalinan selanjutnya akan berbeda? Apakah akan lebih atau kurang menyakitkan? Apakah akan lebih pendek atau lebih lama?

Ini juga saat yang tepat untuk merenungkan pelajaran yang Mama peroleh dari persalinan sebelumnya. Apa yang ingin Mama lakukan kali ini? Apa yang ingin Mama lakukan secara berbeda? Apakah Mama akan menggunakan teknik penghilang rasa sakit yang sama?

Mama dapat membuat rencana, berdiskusi dengan dokter, dan melakukan latihan relaksasi. Membuat rencana persalinan dapat membantu jika Mama khawatir.

Jangan ragu untuk mencari bantuan profesial untuk menyalurkan kekhawatiran Mama.

4. Percaya mitos dan pertanda

Pexels/Pixabay

Jika sebelumnya Mama tidak percaya dengan mitos atau pertanda, Mama mendadak perubah di akhir trimester ini.

Seekor kucing hitam melintasi jalan dan Mama langsung khawatir tentang apa artinya itu.

Ini tidak terjadi pada semua ibu hamil. Namun bila Mama mengalaminya, ini mungkin karena Mama khawatir dan menginginkan bayi lahir dalam kondisi sehat. Ini normal kok, Ma. Tetapi berhati-hatilah agar tidak membiarkan bentuk kekhawatiran ini mengganggu kedamaian Mama.

5. Meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatan bayi

Unsplash/CDC

Mama pasti banyak menerima saran dari mereka yang memiliki pengalamanan dengan kehamilan, persalinan, dan bayi. Alih-alih menambah pengetahuan, saran ini bisa menambah kekhawatiran Mama akan kesehatan bayi.

Dokter mungkin secara tidak sengaja memperbesar kekhawatiran kesehatan ini. Namun itu tugasnya. Dokter akan memberi informasi tentang segala kemungkinan yang berhubungan dengan bayi.

Jika percakapan negatif pada kunjungan pranatal menyebabkan perubahan emosi negatif saat hamil, diskusikan dengan dokter mengenai hal itu.

6. Meningkatnya kekhawatiran tentang penambahan berat badan

Freepik/user18526052

Jika Mama terobsesi dengan berat badan dan mengalami depresi setelah setiap penimbangan bulanan, berhentilah melihat timbangan.

Mintalah dokter dan perawat untuk tidak memberi tahu berapa berat badan Mama kecuali ada alasan medis untuk melakukannya. Selama Mama merasa sehat dan janin tumbuh normal, jangan khawatir tentang berat badan.

Dan tentunya jangan berpikir untuk melakukan diet sekarang. Jika dokter tidak mengatakan apa pun kepada Mama, anggaplah jika Mama memiliki berat badan yang sehat.

Fokus pada kebiasaan makan bergizi daripada berapa angka di timbangan.

7. Rasa lega

Unsplash/Sergiu Vălenaș

Di trimester ketiga, Mama mungkin merasa lega karena sudah sampai pada tahap ini dan kemungkinan besar bayi akan lahir dengan sehat.

Faktanya, pada akhir bulan kedelapan kebanyakan bayi telah mencapai perkembangan paru-paru yang cukup untuk memungkinkan mereka bernapas sendiri. Dan banyak bayi prematur yang lahir pada tahap ini mengalami komplikasi yang sangat sedikit.

8. Keinginan menjadi ibu yang baik

Unsplash/Richard Jaimes

Satu hari Mama mungkin akan bersemangat menyambut hari besar yang akan datang. Di hari lain Mama mungkin merasa sangat gugup tentang perubahan luar biasa yang akan dibawa oleh kelahiran bayi ke keluarga.

Semua perubahan emosional ini saat hamil adalah normal, dan tidak berbeda dengan pasang surut emosional menjadi ibu. Akan ada saat-saat ketika Mama senang menjadi orangtua, dan akan ada saat-saat ketika Mama bertanya-tanya apa yang telah Mama lakukan.

Satu kekhawatiran yang sangat umum, tetapi tidak perlu, yang dimiliki hampir semua ibu selama kehamilan, adalah apakah mereka akan menjadi ibu yang baik

Yakinlah bahwa Mama akan mengembangkan intuisi ibu dan menjadi ibu yang baik untuk si Kecil. Hormon membantu Mama menumbuhkan bayi dan akan mengisi sistem Mama setelah lahir untuk memberi wawasan yang jelas untuk menjadi ibu baik bagi si Kecil.

Nah, itu perubahan emosi yang dialami ibu hamil di trimester ketiga. Apakah Mama juga mengalaminya?

Baca juga:

The Latest