Sayangnya, studi terkini yang dipublikasikan di Scientific Report menyebutkan bahwa sembilan dari 10 bayi kekurangan bakteri jenis Bifidobacterium infantis. Padahal, mikroorganisme ini sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bayi.
Kekurangan Bifidobacterium infantis membuat bayi berisiko mengalami ketidakmampuan menyerap nilai gizi ASI, memberikan dampak negatif pada dinding usus, meningkatkan risiko terpapar patogen berbahaya, serta mengalami gangguan perkembangan sistem imun.
Fakta ini diungkapkan oleh Rebecca Duar, PhD, seorang ilmuwan di Evolve Biosystems, Inc.
"Mayoritas bayi kekurangan bakteri usus yang utama ini sejak minggu-minggu awal kehidupan. Walaupun kondisi ini cukup umum, namun hal ini tak diketahui oleh sebagian besar orang tua dan dokter anak," ungkap Duar, seperti yang ditulis Very Well Family.
Studi lain juga menyebutkan bahwa Bifidobacterium infantis juga berperan untuk melindungi saluran usus dari bakteri berbahaya. Padahal, menurut penelitian, 26 persen dari bakteri di dalam usus berpotensi menyebabkan penyakit.
Karena itu, kurangnya bakteri baik akan mengancam kesehatan buah hati. Berbagai macam gangguan kesehatan akan muncul, mulai dari risiko kolik, ruam popok, eksim, alergi, bahkan diabetes tipe 1. Karenanya, Duar menyarankan agar orangtua lebih memerhatikan kesehatan usus buah hatinya.