Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Instagram.com/kesharatuliu05
Instagram.com/kesharatuliu05

Sunat merupakan hal umum yang dilakukan oleh laki-laki saat beranjak remaja. Namun, beda halnya dengan anak bungsu Kesha Ratuliu. Melalui akun Instagramnya, Kesha Ratuliu mengumumkan bahwa anak ketiganya, Danish, baru saja melakukan sunat di usia yang baru menginjak empat bulan. 

Bukan tanpa alasan, sunat dilakukan lebih dini lantaran Danish mengalami kondisi phimosis pada alat vitalnya. Alhasil, sunat menjadi salah satu cara yang harus dilakukan Danish. 

Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut informasi seputar Baby Danish anak ketiga Kesha Ratuliu sunat di usia 4 bulan. 

1. Baby Danish mengalami phimosis, sehingga harus sunat lebih awal

Instagram.com/kesharatuliu05

Belum lama ini, Kesha Ratuliu membagikan kabar bahwa Baby Danish harus disunat di usia empat bulan. Keponakan dari Mona Ratuliu tersebut pun membagikan momen saat Baby Danish ditemani kedua orangtuanya untuk menjalani sunat. 

Melalui akun Instagram pribadinya, Kesha bercerita bahwa Baby Danish harus melakukan sunat lebih awal lantaran mengalami kondisi phimosis.

2. Phimosis juga pernah dialami anak pertama Kesha Ratuliu

Instagram.com/kesharatuliu05

Rupanya, ini bukan kali pertama bagi Kesha menghadapi anak dengan kondisi phimosis. Sebelumnya, putra pertamanya yang bernama Qwenzy juga mengalami kondisi yang sama. 

“Alhamdulillah yeayy! You’ve made it Danish. Sama kaya Zyzy, ternyata Danish phimosis juga. Jadi kita memutuskan untuk Danish segera disunat,” tulis Kesha Ratuliu di Instagram pribadinya, Sabtu (6/9/2025). 

3. Sedang dalam kondisi pemulihan

Instagram.com/kesharatuliu05

Atas keberaniannya, Baby Danish mendapatkan penghargaan kecil berupa sertifikan sunat. Secara keseluruhan, prosesi sunat yang dijalaninya ini berlangsung lancar. Kini, Baby Danish hanya tinggal menunggu proses pemulihannya berjalan lancar. 

“Makasih onty uncle yang udah doain Danish! Semoga proses pemulihannya lancar yah,” tutup Kesha Ratuliu. 

Apa Itu Phimosis?

pexels/FounderTips

Mengutip dari Cleveland Clinic, phimosis adalah kondisi ketika kulup penis mengencang dan tidak dapat ditarik kembali ke belakang kepala penis, sehingga kepala penis tidak dapat terlihat. 

Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak laki-laki. Kondisinya bersifat fisiologis dan biasanya akan mengendur seiring bertambahnya usia. Phimosis dapat juga terjadi pada laki-laki dewasa akibat infeksi, peradangan, atau masalah kulit lainnya. 

Kenapa Bayi dengan Phimosis Harus Disunat?

Pexels/Yan Krukau

Bayi dengan phimosis tidak selalu harus disunat. Sebab, kondisi ini biasanya akan membaik sendiri seiring pertumbuhan, biasanya saat anak berusia 5–17 tahun.

Namun, dokter umumnya akan menyarankan sirkumsisi (sunat) jika phimosis telah menyebabkan keluhan atau komplikasi, seperti: 

  • Infeksi berulang (balanitis, posthitis, infeksi saluran kemih).

  • Kesulitan buang air kecil (misalnya pancaran lemah, nyeri, atau kulup menggembung saat kencing).

  • Peradangan kronis atau jaringan parut pada kulup (sering akibat lichen sclerosus atau infeksi berulang).

  • Risiko atau riwayat paraphimosis (kulup tersangkut di belakang kepala penis dan tidak bisa kembali, kondisi darurat).

Dalam kondisi ini, sunat dianggap pilihan paling efektif karena mengangkat kulup yang bermasalah secara permanen.

Demikian informasi seputar Baby Danish anak ketiga Kesha Ratuliu sunat di usia 4 bulan serta penjelasan mengenai phimosis. Apakah anak mama pernah mengalami hal serupa seperti Baby Danish? 

Editorial Team