Mengenal Neonatal Uterine Bleeding, Keluarnya Menstruasi pada Bayi

Agar tidak panik, ketahui tanda dan cara penanganannya!

5 Desember 2022

Mengenal Neonatal Uterine Bleeding, Keluar Menstruasi Bayi
Unsplash/Picsea

Bayi perempuan yang telah dilahirkan ternyata juga dapat mengalami menstruasi layaknya perempuan remaja dan dewasa lho, Ma. Menstruasi pada bayi biasanya terjadi setelah pemotongan tali pusar. Kondisi tersebut dinamakan Neonatal Uterine Bleeding (NUB).

Sebuah kondisi yang ditandai dengan keluarnya bercak darah dari vagina bayi perempuan setelah dilahirkan. Seperti pada remaja atau orang dewasa, darah dari vagina bayi juga keluar dari dalam rahim.

Namun, sebenarnya apa sih yang menjadi penyebab dan apakah NUB ini berbahaya?

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini Popmama.com akan ulas mengenai Neonatal Uterine Bleeding yang telah dirangkum dari beragam sumber.

1. Hanya 5 persen bayi perempuan yang mengalaminya

1. Ha 5 persen bayi perempuan mengalaminya
Unsplash/Alex Pasarelu

Menurut penelitian, hanya lima persen bayi yang baru lahir mengalami kondisi Neonatal Uterine Bleeding (NUB) sehingga kasusnya cukup jarang ditemukan. NUB dapat terjadi pada bayi yang baru lahir atau pada usia ke-2 hingga 10 hari.  

Keluarnya darah dari vagina bayi perempuan ini pun cenderung tidak berlangsung lama, sekitar 3-4 hari saja. Pertumbuhan rahim pada janin perempuan yang menyebabkan terjadinya NUB biasanya disebabkan oleh lonjakan kadar hormon esterogen mama saat masa kehamilan.

Tak hanya itu, adanya akselerasi pematangan rahim karena stres saat di dalam kandungan juga dapat memicu terjadinya NUB.

2. Disebabkan oleh hormon estrogen

2. Disebabkan oleh hormon estrogen
Unsplash/Adam Szabo

Kondisi seperti NUB ini terbilang cukup jarang sehingga tidak lazim terjadi. Mengingat bayi yang baru lahir belum sensitif terhadap hormon. Namun, terjadinya menstruasi pada bayi bisa disebabkan oleh hormon mama yang diturunkan ketika masa kehamilan.

Saat janin dalam kandungan, lonjakan kadar hormon mama dapat merangsang rahim janin perempuan. Pada rahim ini lah esterogen mama berdifusi melintasi plasenta ke bagian dalam sirkulasi darah janin.

Setelah bayi lahir, kadar esterogen pun akan menurun secara drastis dan memicu timbulnya keputihan atau bercak darah yang ke luar dari vagina. Bentuk rahim bayi yang masih sangat dini seperti tabung panjang ini membuat darah langsung turun dan ke luar melalui vagina.

3. Cara mengatasi NUB

3. Cara mengatasi NUB
Unsplash/Irina Murza

Meskipun kasus NUB ini jarang ditemukan pada bayi, tetapi bisa saja dialami oleh siapa pun. Lalu, bagaimana cara mengatasinya, ya, Ma? Hal yang paling penting tentu saja mengenai kebersihan.

Mama perlu memerhatikan dengan cermat bercak darah yang ke luar. Bersih kan area vagina dengan bantuan air hangat dan handuk lembut.

Rutin juga untuk mengganti pakaian dalam agar tidak terjadi infeksi. Mama pun perlu menjaga kondisi vagina bayi tetap kering untuk menghindari tumbuhnya bakteri atau jamur.

Mengingat kondisi vagina bayi yang masih sensitif, Mama tidak perlu membersihkannya terlalu dalam. Jadi, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian saat mengatasinya.

Namun, jika darah yang keluar dari vagina si Kecil berlangsung lama dengan kondisi yang semakin parah. Sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan yang tepat.

Semoga informasi mengenai Neonatal Uterine Bleeding pada bayi baru lahir ini bermanfaat, ya, Ma.

Baca juga:

The Latest