Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Intinya sih...

  • Bayi baru lahir lebih tertarik pada perilaku yang ramah dan menolong.

  • Reaksi bayi diamati lewat video animasi sederhana.

  • Rasa moral dasar sudah muncul sejak hari-hari pertama.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayi yang baru lahir mungkin terlihat hanya tidur dan menangis, tapi jangan salah, Ma. Di balik keterbatasan fisiknya, si Kecil ternyata sudah mulai mengenali dunia sosial di sekitarnya sejak hari-hari pertama kehidupan.

Sebuah studi terbaru mengungkap fakta menarik bahwa bayi berusia lima hari sudah mampu membedakan perilaku yang baik dan kurang baik. Temuan ini menunjukkan bahwa kepekaan sosial manusia kemungkinan sudah terbentuk sejak lahir, bahkan sebelum bayi bisa tersenyum atau berbicara.

Penasaran mengenai studinya? Berikut ini Popmama.com sudah merangkum tentang bayi baru lahir sudah bisa membedakan baik dan jahat.

1. Bayi lebih tertarik pada perilaku yang ramah dan menolong

Freepik

Penelitian yang dilansir dari News Medical & Life Sciences menunjukkan bahwa bayi baru lahir cenderung lebih menyukai individu dengan perilaku ramah dibandingkan yang bersikap kasar. Meski pengalaman sosial mereka masih sangat terbatas, bayi sudah menunjukkan preferensi sejak dini.

Dalam penelitian tersebut, bayi tampak lebih tertarik untuk memperhatikan interaksi yang melibatkan bantuan atau kerja sama. Hal ini mengindikasikan bahwa dasar penilaian sosial manusia mungkin sudah ada sejak bayi lahir, bukan semata hasil pembelajaran.

Menurut Kiley Hamlin, profesor psikologi dari University of British Columbia, kemampuan ini menjadi petunjuk penting tentang sifat dasar manusia. Ia menyebutkan bahwa bayi, meski minim pengalaman sosial, tetap mampu membedakan interaksi yang positif dan negatif.

2. Reaksi bayi diamati lewat video animasi sederhana

Freepik/krakenimages.com

Untuk mengamati kemampuan ini, para peneliti menggunakan metode khusus dengan menampilkan video animasi sederhana kepada sekitar 90 bayi baru lahir. Salah satu video memperlihatkan sebuah bola yang berusaha mendaki bukit, lalu dibantu bola lain hingga mencapai puncak.

Sebaliknya, pada video lain, bola justru mendorong bola pendaki ke bawah bukit. Menariknya, mata bayi lebih lama tertuju pada adegan yang memperlihatkan aksi saling membantu dibandingkan tindakan yang menghalangi.

Tak hanya itu, bayi juga diperlihatkan animasi bola yang saling mendekat seolah ingin berteman dan adegan bola yang menjauh seakan menghindar. Hasilnya, bayi lebih fokus pada gerakan yang menunjukkan sikap ramah. 

Menurut Hamlin, meski bayi belum bisa melihat jelas dari jarak jauh, mereka mampu menangkap gerakan dari jarak dekat, terutama yang bersifat menarik secara sosial, dilansir dari Jacobs Foundation.

3. Rasa moral dasar sudah muncul sejak hari-hari pertama

Freepik/onlyyouqj

Temuan ini melengkapi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hamlin dan timnya pada bayi usia enam hingga sepuluh bulan. Dalam studi tersebut, bayi yang lebih besar juga menunjukkan preferensi terhadap perilaku yang membantu orang lain.

Artinya, kecenderungan ini bukan muncul tiba-tiba, melainkan sudah ada sejak bayi baru lahir. Studi lanjutan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications dan memperkuat dugaan bahwa manusia memiliki dasar moral sejak lahir.

Temuan serupa juga pernah dilakukan oleh Yale University’s Infant Cognition Center. Dalam penelitian tersebut, bayi diperlihatkan boneka yang membantu membuka kotak dan boneka yang justru menutupnya dengan kasar. Lebih dari 80 persen bayi memilih boneka yang bersikap membantu. 

Dikutip dari laman Romper, menurut Paul Bloom dari Yale University, hal ini menunjukkan bahwa manusia mungkin memang terlahir dengan “moral bawaan” yang tertanam sejak awal kehidupan.

Nah, itulah penjelasan seputar studi yang mengungkap bahwa bayi baru lahir sudah bisa bedakan baik dan jahatSemoga informasi ini bermanfaat untuk Mama.

Editorial Team