Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels/Greta Fotografía
Pexels/Greta Fotografía

Intinya sih...

  • Para ahli merekomendasikan menggendong bayi untuk meningkatkan ikatan dan rasa aman

  • Sentuhan fisik antara bayi dan orangtua mengaktifkan oksitosin serta jalur saraf tertentu

  • Penelitian menunjukkan bahwa sentuhan lembut membantu perkembangan otak bayi secara efektif

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat bayi menangis, wajar jika Mama ingin menggendongnya dan menawarkan kenyamanan. Faktanya, manusia memang ditakdirkan untuk memberikan perawatan yang hampir konstan kepada bayi baru lahir mereka.

Meskipun demikian, orangtua baru sering bertanya-tanya apakah boleh terlalu sering menggendong bayi. Terkadang, mereka bahkan disarankan oleh "para ahli" yang berniat baik bahwa lebih baik tidak terlalu sering menggendong bayi. Nasihat dan naluri yang saling bertentangan dapat membingungkan orangtua yang ingin tahu apa yang terbaik untuk bayi mereka.

Namun, ada kabar baik bagi kita semua, terutama jika ada teman atau anggota keluarga (atau bahkan dokter) yang memarahi kita atau memiliki pendapat negatif lainnya tentang "memanjakan" bayi kita dengan terlalu sering menggendongnya. Menurut sains, orangtua tidak boleh terlalu sering memeluk bayi baru lahir.

Sebaliknya, sentuhan sangat penting untuk perkembangan bayi dan sebenarnya memiliki beberapa manfaat yang cukup besar dalam hal perkembangan otak. Penelitian tentang perkembangan mamalia telah menunjukkan bahwa bayi primata lebih menyukai kedekatan fisik daripada mencoba mencari makanan. Pada akhirnya, sains menunjukkan bahwa, bagi bayi, sentuhan sungguh menyelamatkan nyawa.

Pelajari lebih lanjut tentang benarkah orangtua tidak bisa memegang bayi terlalu sering pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Pexels

Manfaat Menggendong Bayi

Para ahli di American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menggendong bayi dengan erat untuk meningkatkan ikatan dan rasa aman bagi bayi. Penelitian substansial membuktikan pentingnya sentuhan dalam perkembangan manusia. Misalnya, sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa kedekatan fisik antara bayi dan orangtua mengaktifkan oksitosin serta jalur serabut saraf tertentu.

Studi serupa lainnya tentang dampak kedekatan antara pengasuh dan bayi menemukan bahwa sentuhan membantu mengembangkan komunikasi, meningkatkan kemampuan orangtua untuk merespons bayi mereka, dan mendorong ikatan, keterikatan yang aman, serta perkembangan saraf.

Dalam sebuah studi tahun 2017, para peneliti di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio mengamati 125 bayi prematur dan bayi cukup bulan untuk melihat bagaimana mereka merespons sentuhan lembut. Misalnya sentuhan yang mereka dapatkan saat berpelukan dengan orangtua. Hal itu dibandingkan dengan bagaimana mereka bereaksi terhadap sentuhan dari hal-hal yang tidak selembut itu. Seperti menjalani prosedur medis atau pemasangan infus.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa bayi yang disentuh dengan lembut menunjukkan respons otak yang lebih besar daripada bayi yang menerima rangsangan sentuhan dengan cara yang "buruk". Dengan kata lain, jenis sentuhan penting bagi bayi. Lebih penting lagi, bayi yang sering dipeluk dan dibelai akan memiliki otak yang berkembang lebih efektif daripada bayi yang tidak.

Pexels

Apa Artinya bagi Orangtua?

Intinya, penelitian ini bermuara pada hal ini: Tetaplah dekat secara fisik dengan bayi, terutama bayi prematur dan bayi baru lahir. Gendong, peluk, atau lakukan kontak kulit dengan mereka. Menariknya, bayi prematur yang lebih sering mendapatkan sentuhan lembut dari orangtua atau dari perawat NICU justru merespons sentuhan lembut lebih kuat daripada bayi prematur yang tidak sering disentuh atau digendong.

Menurut peneliti utama dalam studi tahun 2017, Dr. Nathalie Maitre, hasil ini membuktikan bahwa sentuhan lembut dan suportif justru dapat membantu perkembangan otak.

Memastikan bayi prematur menerima sentuhan positif dan suportif seperti perawatan kulit dari orangtua sangat penting untuk membantu otak mereka merespons sentuhan lembut dengan cara yang serupa dengan bayi yang mengalami seluruh kehamilan di dalam rahim ibu mereka. Ketika orangtua tidak dapat melakukan ini, rumah sakit mungkin ingin mempertimbangkan terapis okupasi dan fisik untuk memberikan pengalaman sentuhan yang direncanakan dengan cermat, yang terkadang tidak ada di rumah sakit.

Sentuhan sangat penting bagi orangtua sehingga para peneliti berupaya merancang cara-cara baru untuk memberikan sentuhan positif di NICU. Sementara itu, gendonglah bayi sesuka hati. Karena sentuhan orangtua penting, terlepas dari apa pun yang dikatakan orang lain tentangnya.

Pexels

Benarkah Orangtua Tidak Boleh Terlalu Sering Menggendong Bayi?

Semua ini tergantung pada kapan Mama menggendong bayi. Jawaban singkat tentang kapan (dan seberapa sering) orangtua harus menggendong bayi adalah banyak. Intinya, gendong bayi sesering yang Mama bisa, inginkan atau anggap perlu. Percayai insting—dan bayi baru lahir.

Bayi mengomunikasikan kebutuhannya melalui tangisan. Jadi, ketika mereka menangis, mereka memberi tahu Mama bahwa mereka membutuhkan sesuatu, seperti mengganti popok, makanan, kenyamanan, tidur, kehangatan, ketenangan, atau perubahan suasana.

Menggendong bayi memungkinkan Mama untuk memahami apa yang dibutuhkan bayi, sekaligus memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi si Kecil. Berada dalam gendongan Mama juga membangun ikatan dan keterikatan.

Selain itu, jika Mama menggunakan gendongan bayi, Mama juga bisa menggendong bayi. Pilihan praktis ini membuat bayi merasa dekat sekaligus menjaga tangan mama tetap bebas, sehingga memudahkan Mama melakukan hal-hal lain seperti berjalan-jalan, mengurus tugas, atau makan roti lapis, sambil menggendongnya.

Namun ingat, tidak masalah (dan penting untuk kesejahteraan Mama sendiri) untuk menidurkan bayi di tempat yang aman, seperti boks bayi atau di pelukan pengasuh lain, saat Mama perlu istirahat atau perlu melakukan hal lain (seperti pergi ke kamar mandi, mengambil camilan, atau mandi sebentar). Hal ini berlaku bahkan jika bayi menangis. Kembalilah kepada bayi sesegera mungkin untuk menawarkan sentuhan yang menenangkan.

Selain itu, ingatlah untuk tidak menggendong bayi jika Mama sedang pusing atau berencana untuk tidur sendiri. Protokol tidur yang aman menyarankan untuk menidurkan bayi telentang di boks bayinya sendiri daripada menggendongnya saat Mama berdua tidur. Menempatkan mereka di tempat tidurnya sendiri mengurangi risiko mati lemas yang tidak disengaja dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Pexels/Danik Pridhoko

Cara Lain untuk Menenangkan Bayi

Menggendong bayi sangat ampuh untuk memberikan kenyamanan dan perawatan untuk bayi. Namun, terkadang, bahkan setelah semua kebutuhan dasar seperti makan, mengganti popok, bersendawa, dan tidur telah terpenuhi, bayi mungkin masih menangis di gendongan Mama.

Jangan khawatir. Itu juga normal. Berikut beberapa teknik menenangkan lainnya yang bisa dicoba jika hanya menggendong bayi tidak berhasil:

  • Pastikan tidak ada yang menusuk, mencubit, atau mengiritasinya, seperti sesuatu yang kasar pada pakaian atau popoknya.

  • Lakukan latihan pernapasan dalam atau bermeditasi—menenangkan diri sendiri juga dapat membantu menenangkan bayi.

  • Antarkan bayi berkeliling kompleks dengan kursi mobilnya.

  • Ayunkan, gendong, atau menarilah dengan lembut bersama bayi dalam gendongan Mama.

  • Mandikan bayi.

  • Pergilah ke luar. Menghirup udara segar sering kali membantu.

  • Putar suara berirama seperti dari kipas angin, penyedot debu, mesin cuci, atau mesin white noise.

  • Ubah posisi tubuh mereka, baik di gendongan Mama maupun di tempat tidur bayi mereka.

  • Bernyanyilah atau ajak mereka bicara.

  • Tersenyumlah pada bayi.

  • Belai lembut wajah, dada, kepala, atau punggungnya.

  • Bedong bayi.

  • Ajak bayi berjalan-jalan, baik di gendongan Mama, gendongan bayi, atau kereta dorong bayi.

  • Nyalakan musik yang lembut dan menenangkan atau lagu-lagu yang ceria dan menyenangkan (atau irama lain yang Mama pilih).

  • Cobalah mengubah suasana dengan berjalan ke ruangan atau tempat lain.

Jika bayi masih rewel, pastikan kembali bahwa semua kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Jika cara lain gagal, ingatlah bahwa terkadang bayi tetap menangis, apa pun yang Mama lakukan—atau seberapa sering Mama menggendongnya. Tentu saja, hubungi dokter anak jika Mama khawatir atau merasa bayi sedang dalam kesulitan. Namun, sering kali, mereka hanya perlu menangis dan akan tenang seiring waktu.

Pada akhirnya, selama Mama tahu bahwa semua kebutuhan dasarnya telah terpenuhi, menggendong bayi, meskipun mereka masih rewel, sudah menunjukkan bahwa Mama ada di sisinya. Yang terpenting, berbaik hatilah pada diri sendiri dan ketahuilah bahwa tangisan bayi bukanlah kesalahan Mama atau cerminan dari pola asuh Mama. Merawat dan menggendong mereka saja sudah cukup.

Jadi, tidak benar orangtua tidak boleh terlalu sering menggendong bayi. Menggendong bayi menjadi sarana bonding dengan si Kecil. Jangan sia-siakan kesempatan ini, ya!

Editorial Team