Tips dan Cara Toilet Training Sejak Bayi

Pada dasarnya, semua manusia memiliki insting yang sama yaitu tidak mau mengotori dirinya.

Karena itu, saat tubuh memberi sinyal untuk BAK atau BAB, manusia menjadi gelisah dan menunjukan ekspresi tertentu yang khas. Kendalanya, isyarat bayi masih sulit dimengerti Mama sehingga Mama lebih suka memakaikan popok daripada repot mencuci baju, selimut, dan kasur si Bayi.

Cindy memakai nalarnya untuk mengetahui cara bayinya berkomunikasi saat ingin BAK/BAB. Menurut Cindy, hal itu tidak sulit.

"Sama saja seperti saat mengetahui bayi lapar, haus, atau marah. Bersabarlah, dan pelan-pelan kita akan memahami kapan bayi akan BAK/BAB. Saya mengombinasikan nalar, insting, dan waktu yang tepat untuk mendengarkan bayi saya," kata Cindy.

Cindy bilang, ia juga belajar cukup lama untuk memahami Chloe. Kadang, Cindy salah mengartikan isyarat yang diberikan sampai-sampai Chloe menangis kencang. Tetapi, lama kelamaan, Cindy tahu "bahasa" Chloe.

Cara Cindy ini pernah lho memicu pertengkaran dengan pasangannya.

"Awalnya ia berpikir itu tidak mungkin. Tetapi semuanya cepat berubah ketika ia melihat Chloe bisa melakukannya," cerita Cindy.

Berikut tahapan toilet training ala Cindy:

1.  Mama bisa memulai dengan mencoba membawa bayi ke toilet setelah bangun pagi. Waktu lainnya adalah beberapa saat setelah bayi makan. Saat malam bawa ia sebelum tidur.

2. Jika bayi ingin BAK/BAB biasanya ia akan gelisah dan menggeliat.

3. Pelajari bahasa tubuh bayi. Jika Chloe tidak mau buang air, kata Cindy, saat ia dibawa ke wastafel, ia akan membuat gerakan menendang.

Tetapi, kadang, terutama bila sudah jadwalnya buang air tiba, Mama perlu 'memaksa' si Kecil. Cindy akan berdesah, "pissss" atau "poooo", untuk merangsang Chloe buang air. 

Mama mau coba?