Kondisi ini bisa terjadi saat tubuh kekurangan oksigen. Normalnya, aliran darah dipompa dari jantung ke paru-paru agar mendapatkan oksigen. Selanjutnya, darah akan disirkulasikan kembali melalui jantung ke seluruh tubuh.
Ketika bayi sedang menderita masalah pada jantung, paru-paru atau darah, maka kadar oksigennya biasanya di bawah kondisi normal. Akibatnya, kulit bayi akan terlihat berwarna biru.
Berikut ini kondisi medis yang bisa menyebabkan rendahnya kadar oksigen:
1. Methemoglobinemia
Merupakan kondisi yang diakibatkan adanya nitrat yang meracuni bayi. Ini dapat ditemui di beberapa kasus saat bayi mengonsumsi susu formula yang dicampur dengan air sumur, atau makanan bayi yang padat nitrat, seperti bayam.
Kondisi ini dapat menyerang bayi berusia di bawah enam bulan karena pada usia tersebut kondisi sistem pencernaan bayi masih sensitif dan belum berkembang secara sempurna.
2. Tetralogy of Fallot (TOF)
Merupakan kondisi langka, di mana bayi mengalami cacat jantung bawaan lahir. TOF menjadi penyebab utama terjadinya sindrom bayi biru karena adanya kombinasi empat cacat jantung yang mengurangi aliran darah ke paru-paru, sehingga darah dalam tubuh kekurangan oksigen.
3. Cacat jantung bawaan lahir lainnya
Faktor genetik sering kali menjadi penyebab cacat jantung bawaan lahir. Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kelainan penyakit jantung bawaan (PJB) dibagi menjadi dua tipe, yakni PJB biru (sianotik) dan PJB non-sianotik (tidak menimbulkan warna biru). Jenis PJB sianotik menyebabkan warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput lender bayi.
Kondisi tersebut sangat mungkin menyebabkan kurangnya kadar oksigen dalam darah yang dapat menjadi penyebab sindrom bayi biru.