Sayangnya, sebagian besar obat batuk umum tidak dianggap aman untuk diberikan pada bayi. Ini termasuk sirup obat batuk, dekongestan, pelega tenggorokan, dan ekspektoran. Berikut ini beberapa cara mengatasi batuk pada bayi secara alami:
1. Berikan ASI atau cairan. Jika bayi masih sangat kecil, ini akan dibatasi pada ASI, tetapi bayi yang lebih besar dapat diberi air, jus encer, kaldu, atau buah dengan kandungan air tinggi. Batuk sering kali menjadi berkepanjangan saat tenggorokan kering, jadi hidrasi dapat membantu.
2. Ubah posisi bayi. Apakah bayi batuk karena lendir atau asam lambung, berbaring bisa memperburuk keadaan. Pada siang hari, biarkan bayi menghabiskan lebih banyak waktu untuk berdiri dengan menempatkannya di kursi goyang, kursi tinggi, atau bersama di gendongan bayi. Jika bayi batuk di malam hari, coba angkat kasur agak miring. Mama dapat melakukannya dengan meletakkan bantal atau seprai yang dilipat di bawah bagian kasur tempat mereka biasanya meletakkan kepala. Jangan pernah meletakkan bahan lembut di dalam tempat tidur bayi di bawah usia 18 bulan, karena dapat menimbulkan risiko mati lemas.
3. Gunakan perawatan homeopati. Banyak produk yang dipasarkan sebagai "alami" sebenarnya tidak aman untuk bayi dan sebagian besar dokter anak menyarankan untuk menghindari pengobatan herbal atau alternatif. Sebagai gantinya, Mama dapat membilas rongga hidung bayi dengan lembut menggunakan larutan garam untuk menghilangkan penyebab iritasi.
4. Gunakan uap. Gunakan pelembap ruangan di kamar bayi saat mereka tidur atau duduk bersamanya di kamar mandi yang beruap. Ini dapat meredakan batuk dengan melembapkan saluran napas dan meredakan iritasi.
5. Memasang humidifier di ruangan. Cobalah untuk mmenggunakan humidifier atau alat pelembap udara di rumah, Ma. Udara yang lembap dapat membantu menjaga saluran pernapasan si kecil agar tidak kering sekaligus mengencerkan lendir sehingga gejala batuk dan hidung tersumbat akan mereda.
6. Mengoleskan minyak esensial. Cara mengatasi batuk pada bayi berikutnya adalah dengan mengoleskan minyak esensial, seperti minyak eucalyptus. Minyak eucalyptus dipercaya mampu membantu mengatasi batuk dan nyeri otot ketika dioleskan pada kulit atau dihirup melalui udara.
Cobalah untuk mengoleskan minyak pada kaki, dada, punggung, dan telapak tangan bayi mama. Kemudian beri pijatan untuk bayi secara perlahan. Sebelum menggunakan minyak esensial, Mama disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait jenis minyak esensial yang aman untuk kulit bayi.
7. Istirahat. Cara mengatasi batuk pada bayi yang paling efektif adalah membiarkannya beristirahat dengan cukup, Ma. Coba tidurkan bayi dalam posisi paling nyaman. Apabila bayi mama lebih mudah tertidur saat digendong, sebaiknya jangan membaringkannya hingga ia tertidur sepenuhnya.
Bayi yang sudah berusia 6 bulan atau mulai mengonsumsi MPASI, Mama bisa memberikannya makanan yang dapat membantu meringankan gejala batuk seperti buah yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
8. Mengoleskan pasta kunyit. Dalam situs resmi Siloam Hospital dijelaskan bahwa kunyit adalah salah satu rempah yang dipercaya sebagai salah satu cara mengatasi batuk pada bayi hingga orang dewasa. Kunyit mengandung kurkumin, yaitu senyawa yang memiliki sifat antiinflamasi, antivirus, dan antibakteri.
Mama dapat mencampurkan kunyit dengan air hangat untuk membuat pasta halus. Kemudian oleskan kunyit pada dada, dahi, dan telapak kaki bayi. Sensasi hangat dari kunyit akan membantu mengencerkan lendir dan membuatnya lebih mudah keluar.
9. Menaikkan kepala bayi. Cobalah untuk memosisikan kepala bayi sedikit lebih tinggi saat ia tertidur, misalnya menggunakan tumpukan bantal yang tidak terlalu tebal atau lipatan handuk. Cara yang satu ini dinilai cukup efektif untuk meredakan batuk dan hidung tersumbat akibat pilek. Namun, langkah ini sebaiknya dilakukan apabila si kecil sudah menginjak usia lebih dari satu tahun.
10. Berkonsultasi dengan dokter anak. Konsultasikan pada dokter anak apabila gejala batuk tak kunjung membaik bahkan setelah Mama melakukan beberapa perawatan di atas. Terlebih jika batuk tersebut disertai dengan gejala lain, seperti sesak napas, demam tinggi, muntah, nafsu makan menurun atau tidak mampu menyusu, dan kulit menjadi pucat.