Mengatasi Flu Pertama pada Bayi yang Baru Lahir

Bayi belum memiliki banyak antibodi jadi akan rentan sakit. Coba lakukan hal ini, Ma!

16 Oktober 2021

Mengatasi Flu Pertama Bayi Baru Lahir
Pexels/Cleyder Duque

Saat bayi baru lahir, ia tidak memiliki antibodi untuk melawan pilek dan infeksi saluran cerna sehingga ia akan lebih mudah sakit. 

"Pada tahun pertama, bayi mengalami sekitar enam hingga 12 kali infeksi. Hal itu paling lama terjadi sekitar tujuh sampai 10 hari," kata Mary Anne Jackson, M.D., seorang ahli pediatrik di Rumah Sakit dan Klinik Anak Mercy, di Kansas City, Missouri, demikian dilansir dari Parents

"Jika ditotal, kemungkinan bayi yang baru lahir akan mengalami sakit selama 120 hari," imbuhnya. 

Selain itu, selama beberapa bulan pertama, suhu rektal bayi kemungkinan akan tinggi. Namun, jika suhu sudah mencapai 100,4 derajat Fahrenheit Mama harus segera membawanya ke rumah sakit.

Jika hal itu terjadi pada bayi yang berusia di bawah satu bulan, maka kemungkinan besar ia akan di rawat di rumah sakit 

“Untuk alasan itu, kami ingin menjaga bayi yang baru lahir agar tidak sakit,” tutur Theoklis Zaoutis, M.D., kepala divisi penyakit menular di The Children's Hospital of Philadelphia. Sayangnya itu tidak realistis. 

Lalu, apa yang bisa dilakukan Mama dan Papa di rumah untuk menghindari penyakit tersebut hinggap pada bayi? 

Berikut ini Popmama.com telah merangkumkan beberapa langkah yang dapat Mama dan Papa lakukan untuk melindungi buah hati yang baru lahir dari penyakit flu. Simak yuk! 

1. Tahapan flu/pilek pada bayi

1. Tahapan flu/pilek bayi
Freepik/preechab

Saat lahir, bayi akan mendapat kekebalan tubuh ibu melalui ASI. Namun, hal itu tidak dapat melindungi tubuh bayi seutuhnya dari virus yang terus berkembang hingga menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti pilek. 

Maka, saat bayi mengalami pilek pertama di kehidupan mereka, penyakit itu akan membantu bayi membangun kekebalan tubuh mereka sendiri. 

Pilek pada bayi itu sendiri terjadi dalam tiga fase seperti berikut ini: 

1. Tiga hari pertama 

Dalam tiga hari pertama, bayi akan tampak lebih rewel daripada biasanya, nafsu makan menurun dan demam. 

Jika bayi Mama masih berusia kurang dari 3 bulan dan suhu mereka di atas 100,4 derajat F, maka langsung hubungi dokter untuk segera mendapatkan pertolongan. 

Kemudian, di hari kedua dan ketiga, bayi baru akan terlihat pilek yang menandakan sistem kekebalan tubuh pada bayi sedang melawan.  Di tahap ini, lendir jernih dan cair akan terus mengalir. 

2. Tiga hari kedua 

Setelah melewati fase pertama, demam biasanya sudah menghilang sehingga rewel pada bayi pun akan berkurang. si Kecil pun biasanya mulai kembali makan secara teratur. 

Namun, di tiga hari kedua ini, pilek yang tadinya masih cair sudah mulai sedikit mengental hingga menyumbat hidung bayi untuk bernapas 

Selain itu, masa-masa ini pun membuat bayi mengalami batuk.

Sebab, ketika bayi berbaring telentang, lendir menetes ke saluran hidung bagian belakang tenggorokan dan memicu respons batuk untuk menjaga cairan keluar dari paru-paru. 

Masa-masa ini akan membuat bayi Mama menjadi susah tidur. 

3. Tiga hari terakhir  

Dalam tiga hari terakhir, lendir semakin mengental dan menjadi berkerak. Namun, bayi biasanya sudah mulai beraktivitas dengan normal.

Tak hanya itu, nafsu makan mereka pun sudah kembali seperti semula.

Editors' Pick

2. Cara mencegah pilek pada bayi 

2. Cara mencegah pilek bayi 
Pexels/Marcin Jozwiak

Orangtua baru mungkin akan memiliki kekhawatiran yang sangat tinggi. Mereka biasanya bingung apakah bayi mengalami pilek atau sesuatu yang lebih serius. 

Jika Mama dan Papa merasakan hal itu, cobalah tarik bafas dalam-dalam dan hembuskan, lalu hadapi tantangan itu dengan tenang. 

Di awal kelahiran, pencegahan pilek pada anak memang harus ekstra hati-hati. 

"Sampai bayi Mama mendapatkan suntikan pertama pada usia 2 bulan, Mama harus ekstra hati-hati," kata Mary Ian McAteer, M.D., seorang dokter anak di Indianapolis. 

Salah satu langkah mudahnya, hindari tempat ramai untuk bayi Mama. Jadi, selama dua bulan pertama alangkah baiknya bayi tetap berada di rumah saja ya, Ma. 

Namun, jika bayi mama sudah berusia lebih dari dua bulan dan mendapat suntikan, cobalah lakukan hal-hal berikut ini untuk menghindari flu pada anak 

1. Dekatkan bayi mama 

Saat mengajak anak keluar, pastikan bayi selalu dalam dekapan Mama.

Kemudian, Mama harus menjaga jarak sejauh enam kaki dari siapapun karena orang lain dapat batuk dan bersin secara tiba-tiba. 

Selain itu, jangan lupa gunakan selimut atau kain bedong pada anak untuk menghindari orang lain menyentuh langsung ke bayi Mama. 

Kemudian, jika Mama membawa bayi keluar rumah dengan stroller, maka jangan lupa untuk menurunkan kanopi (penutup stroller). Jangan lupa juga untuk tetap menutupi bayi Mama dengan selimut ya. 

2. Sering-seringlah mencuci tangan

"Banyak kuman yang terbawa di tangan Anda," kata Dr. Zaoutis. Gosok tangan Mama.  Setidaknya selama 20 detik mereka akan berkembangbiak sebanyak dua kali. 

Hal itu terjadi setiap kali Mama sedang berada dari tempat umum, keluar dari kamar mandi, makan, atau mengganti popok bayi. 

Jika Mama tidak mencuci tangan secara rutin, maka bakteri tersebut dapat hinggap pada bayi bahkan masuk ke dalam mulutnya. Hal ini bisa menyebabkan bayi terkena berbagai macam penyakit seperti diare dan muntah. 

3. Tetap menyusui

Penelitian menunjukkan, mengonsumsi ASI akan mengurangi pilek dan infeksi telinga atau tenggorokan pada bayi sebanyak 63%. 

Selain itu, mengonsumsi ASI secara rutin dapat memperkecil kemungkinan bayi Mama untuk terkena infeksi saluran pernapasan dan penyakit perut. 

4. Beri desinfeksi permukaan 

Kuman dapat hidup berjam-jam di barang-barang sekitar Mama. Jadi, jangan lupa untuk selalu membawa tisu pembersih di dalam tas Mama guna membersihkan permukaan barang sebelum dipegang. 

5. Jangan menunda atau melewatkan vaksin 

"Mengikuti jadwal vaksin adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit seperti campak, meningitis, dan cacar air," kata Dr. McAteer. 

"Namun, karena kita tidak sering melihat penyakit ini, orang tua berpikir kita tidak memerlukan vaksin ini. Tapi itu tidak benar." lanjutnya. 

Jika Mama bertanya-tanya apakah aman untuk memberikan begitu banyak suntikan yang berdekatan, jawabannya adalah "ya". Hal itu diungkapkan dalam sebuah studi dari Institute of Medicine. 

6. Mama Papa juga harus vaksin 

Tidak hanya anak-anak yang memerlukan vaksin tetapi orangtua pun harus melakukannya. 

Orangtua yang sudah memiliki anak bayi maupun belum, keduanya membutuhkan vaksin flu dan pertusis (batuk rejan). 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar ibu hamil juga mendapatkan vaksinasi terhadap batuk rejan antara minggu 27 dan 36 sehingga mereka tidak menularkan penyakit kepada bayi mereka yang tidak divaksinasi. Semua orang di lingkaran bayi Anda perlu diimunisasi. 

"Suntikan flu yang dilakukan pada Mama akan melewati janin bayi yang seharusnya akan bertahan selama enam bulan," kata Dr. Jackson. 

Hal itu bagus, karena bayi tidak mendapatkan vaksin flu sampai mereka berusia 6 bulan Sedangkan flu itu sendiri bisa menjadi penyakit yang menyebabkan bayi yang baru lahir meninggal. 

Di samping itu, melakukan suntik vaksinasi flu dapat membuat Mama mengalami demam ringan atau mual. 

7. Tingkatkan kekebalan tubuh Mama dengan tidur yang cukup dan makan makanan yang bergizi 

Ketika Mama memiliki bayi yang baru lahir pasti setiap tidur malam setidaknya akan bangun setiap dua jam.

Namun, tetaplah coba mengatur waktu agar tetap mendapatkan waktu tidur yang cukup, bahkan jika itu siang hari. 

Tidak hanya itu, pastikan pula Mama tetap makan makanan yang bergizi. 

Kedua hal itu mampu membuat tubuh Mama menjadi tetap sehat sehingga bayi Mama pun akan tetap terhindar dari penyakit. 

3. Mengobati flu/pilek pada baby

3. Mengobati flu/pilek baby
Freepik/Photodiod

Mama harus tahu fakta sederhana yang cukup menyedihkan, tidak ada pengobatan yang cepat dan praktis untuk pilek atau flu. Termasuk sebuah antibiotik. 

Sebab, beberapa antibiotik tidak dapat melawan virus dengan sempurna, sebagian lagi pun tidak dapat digunakan untuk bayi. 

Selain itu, banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa kandungan dekongestan dan produk kombinasi dekongestan-antihistamin tidak terlalu efektif pada anak-anak.

Malah, keduanya dapat memberi efek samping seperti gelisah atau sulit tidur pada bayi. 

Namun, tenang saja Ma, masih ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu menyembuhkan bayi yang terkena flu. Perhatikan cara berikut ini yuk! 

1. Bersihkan lendir 

Saat bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, mereka cenderung bernapas menggunakan hidung. Jadi, jika jika hidung tersumbat lendir pasti mereka akan gelisah dan merasa terganggu. 

Mama dapat membantu membersihkan lendir atau ingus yang ada di dalam hidung bayi dengan dengan spuit atau  bulb syringe. 

2. Jaga bayi agar tetap terhidrasi 

Sama seperti orang dewasa, bayi pun akan sulit makan dan minum jika sedang sakit. Namun, Mama dan Papa harus tetap memberikan asupan kepadanya. 

Jika Mama sudah berusaha namun bayi tidak mau minum susu, konsultasikan dengan dokter supaya ia tidak dehidrasi. 

Memberi makan bayi Anda dalam posisi tegak juga dapat membantu mengurangi kemacetan dan mencegah lendir mengalir di tenggorokan mereka saat minum. 

3. Kendurkan dahak dengan kelembapan 

"Bayi tidak memiliki kekuatan otot untuk batuk secara efektif sehingga mungkin sulit bagi mereka untuk membersihkan dahak," kata Stan Spinner, M.D., kepala petugas medis Texas Children's Pediatrics di Houston. 

Salah satu cara mudah yang dapat Mama lakukan yakni dengan memberi uap pada anak. Kemudian, dekatkan anak pada uap tersebut. 

Nantinya, lendir di dalam hidung akan keluar dengan sendirinya karena menjadi cair seperti air. 

4. Ajak anak untuk istirahat 

Saat tubuh sedang sakit biasanya anak akan rewel dan susah untuk tidur. Namun, jika istirahat, sakit yang diderita bisa lebih lama untuk sembuh. 

Mama dapat menidurkan bayi menggunakan cara yang menenangkan seperti seperti bermain musik atau mandi bersama. 

5. Pasang dan nyalakan humidifier 

Menempatkan humidifier di kamar bayi Mama selama tidur siang dan malam hari dapat melancarkan pernapasan dan meringankan flu.

Hal itu karena humidifier mampu melembabkan udara yang kering. 

Taruhlah humidifier jauh dari bayi mama. Selain itu, jangan lupa isi humidifier secara rutin ketika sudah habis agar tidak berjamur.

Pastikan pula suhunya tidak terlalu tinggi karena itu bisa memperburuk kemacetan pernapasan bayi mama. 

4. Kapan Harus Mengunjungi Dokter? 

4. Kapan Harus Mengunjungi Dokter 
Freepik/prostooleh

Pilek memang bisa ditangani secara mandiri di rumah. Namun, ada kalanya Mama dan Papa harus membawa sang bayi ke dokter. 

Berikut ini ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan kapan Mama dan Papa harus membawa bayi yang sedang sakit ke dokter. 

  • Jika bayi terlihat lesu, tidak bereaksi terhadap Mama dan Papa, memiliki warna yang buruk, atau jika dirasa ada sesuatu yang tidak beres.
  • Jika batuk semakin parah atau bayi mengalami kesulitan bernapas.
  • Jika bayi Mama menangis lebih dari biasanya, menepuk atau menarik telinga, atau menolak menyusu atau minum dari botol.
  • Jika Mama mencurigai bayi terkena flu, terutama jika mereka mengalami demam tinggi dan batuk yang berlangsung lebih dari tiga hari. Setiap bayi di bawah 3 bulan dengan demam (suhu rektal 100,4 atau lebih) harus diperiksa.
  • Jika bayi Mama berusia lebih dari 3 bulan dan mengalami demam tinggi selama lebih dari lima hari, batuk yang semakin parah (dengan atau tanpa nyeri dada), sakit kepala selama lebih dari lima hari, atau sakit kepala yang semakin parah atau disertai dengan leher kaku.

Nah itulah beberapa cara mencegah dan mengobati pilek pada bayi yang baru lahir. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan Mama serta membantu Mama merawat bayi. Semangat terus ya, Ma!

Baca juga:

The Latest