6 Risiko Jika Anak Terlambat Dikenalkan Makanan Bertekstur

Jangan telat, harus on time ya!

10 Juli 2020

6 Risiko Jika Anak Terlambat Dikenalkan Makanan Bertekstur
Shutterstock/alice-photo
Shutterstock/alice-photo

Namanya juga masih kecil, tentunya tekstur makanannya pun harus halus nih supaya mereka dapat menelan dan juga mencernanya dengan baik. Tapi sekarang pertanyaannya adalah, kira-kira apakah akan berakibat fatal kalau adek bayi terlambat saat dikenalkan pada makanan yang bertekstur?

Coba pahami enam hal ini dulu ya, sebelum semuanya terlambat!

1. Adek bayi bisa susah makan, bisa jadi makan diemut atau bahkan dilepeh

1. Adek bayi bisa susah makan, bisa jadi makan diemut atau bahkan dilepeh
Freepik/a3pfamily
Freepik/a3pfamily

Awal mula memperkenalkan makanan bertekstur emang susah-susah gampang nih! Ada anak yang sudah siap atau bahkan penasaran untuk menerima makanan bertekstur, tapi ada juga lho anak yang masih terlalu nyaman dengan makanan lembut.

Tapi kalau mereka telat dikenalkan makanan bertekstur, jangan salahkan anak kalau mereka akan terbiasa untuk mengemut makanan dalam waktu yang lama. Atau mungkin, makanannya bisa saja mereka lepeh jika sewaktu-waktu bukan makanan lembut lagi yang ia makan.

2. Perkembangan otot lambung jadi kurang sempurna

2. Perkembangan otot lambung jadi kurang sempurna
Freepik/a3pfamily
Freepik/a3pfamily

Sekadar informasi juga nih, kalau adek bayi terlalu nyaman dengan makanan bertekstur lembut, bisa jadi otot-otot pada lambungnya pun ikut bermasalah. Secara konsep, otot lambung bisa saja tidak terlatih karena selalu ‘dicekoki’ makanan lembut.

Jadi, meski adek bayi sudah mengkonsumsi makanan sehat atau usianya sudah sedikit besar pun, nggak menjamin mereka baik-baik saja. Bisa saja mereka merasakan sakit perut waktu makan makanan padat untuk pertama kalinya.

Jadi kalau memang sudah waktunya, jangan ditunda-tunda ya! 

Editors' Pick

3. Kemampuan untuk mengunyah juga melambat

3. Kemampuan mengunyah juga melambat
Freepik/prostooleh
Freepik/prostooleh

Untuk pertama kalinya makan makanan bertekstur, sudah bisa dipastikan mereka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengunyah apalagi selama ini mereka terbiasa untuk mengemutnya. Biarkan saja, ini sebuah proses yang harus mereka lewati. Jika tidak, mereka akan kehilangan kemampuan mengunyahnya.

Saat adek bayi beranjak ke usia 8 bulan, saran Popmama sih coba deh untuk memberinya bubur yang teksturnya lebih padat dan kasar sebagai peralihan dari MPASI mereka yang lembut. Coba berikan SUN Bubur Tim 8+, bubur bertekstur ini dapat melatih gerakan mengunyah pada anak lho. Tidak seperti bubur lainnya, SUN Bubur Tim 8+ memberikan pengalaman mengunyah secara bertahap untuk adek bayi. Teksturnya dapat merangsang mulai dari koordinasi gerakan rahang, lidah, dan otot pipi bisa membantunya untuk melatih kemampuan mengunyah dan berbicara.

6 Risiko Jika Anak Terlambat Dikenalkan Makanan Bertekstur
Popmama.com/SUN
Popmama.com/SUN

Lebih dari itu, SUN Bubur Tim 8+ juga mengandung gizi lengkap seimbang untuk dukung pertumbuhan optimal adek bayi, seperti 11 vitamin, 8 mineral, zat besi, kolin, lisin, dan juga zink. Tinggal sesuaikan dengan pilihan rasanya, Ati Ayam, Ayam & Sayur, Tomat Wortel & Ayam, atau Coklat & Susu (9 bulan ke atas) deh. Cek info selengkapnya di sini ya!

4. Pertumbuhan gigi ikut terhambat

4. Pertumbuhan gigi ikut terhambat
youngparents.com
youngparents.com

Bakal gigi adek bayi biasanya akan tumbuh sejak usia 6 bulan, namun terkadang ada yg lebih cepat atau lamban. Perlu Ibu ketahui bahwa bakal gigi ini juga membuat gusi mereka ikut mengeras. Maka dari itu, adek bayi membutuhkan makanan bertekstur kasar guna membantu ‘menggaruk’ gusi menjadi lebih lemas.

Otomatis, jalan tumbuhnya bakal gigi ini jadi lebih mudah deh!

5.Terhambatnya kemampuan bicara

5.Terhambat kemampuan bicara
fineartamerica.com
fineartamerica.com

Semuanya memang berkaitan, apalagi kalau pertumbuhan giginya ikut terhambat. Bisa-bisa kemampuan berbicara mereka juga terhambat akibat masalah linguistik mereka.

Kok bisa? Sebab, pertumbuhan gigi ini juga berhubungan dengan bibir dan juga lidahnya yang sangat berpengaruh pada kejelasan artikulasi ucapan. Awalnya terkesan tidak ada hubungannya ya antara telat mengunyah makanan bertekstur dengan kemampuan berbicara. Tapi sekarang jadi tahu ‘kan?

The Latest