Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono saat ini tengah menjalani perannya sebagai orangtua. Pasangan ini telah dikaruniai bayi perempuan, Bebingah Sang Tansahayu yang lahir pada 15 Oktober 2024. 

Dalam membesarkan buah hati mereka, Kaesang dan Erina diketahui memiliki ketentuan tersendiri dalam hal pola asuh, termasuk soal penggunaan gadget. 

Salah satu yang menjadi sorotan adalah keputusan mereka untuk tidak memberikan screen time kepada Bebingah hingga usia 18 tahun. Hal ini disampaikan langsung oleh Erina melalui unggahan Instagram Story-nya. 

Lebih lanjut, berikut Popmama.com rangkumkan mengenai Erina larang Bebingah dapat screen time hingga usia 18 tahun.

1. Erina ungkap aturan screen time untuk Bebingah

Dalam Instagram Story-nya, Erina Gudono membagikan tangkapan layar percakapan WhatsApp yang membahas soal panduan screen time untuk anak berdasarkan usia. 

Terlihat ada referensi panduan umum yang merekomendasikan anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberi screen time, sementara anak 13–18 tahun maksimal 2–3 jam per hari.

Namun, dalam chat tersebut, seseorang yang tidak diperlihatkan namanya cukup tegas menulis, "Jangan diikutin. No screen time terus."

Erina pun menambahkan caption dalam unggahannya, "No screen time sampai 18 tahun ya, Nak," yang berarti Erina memiliki aturan untuk tidak memberikan gadget pada anaknya hingga usia 18 tahun.

2. Panduan screen time dari WHO berdasarkan usia anak

Organisasi seperti WHO (World Health Organization) telah mengeluarkan panduan screen time sesuai usia anak. Berikut rekomendasi screen time dari WHO berdasarkan usia:

  • Bayi berusia kurang dari 1 tahun: tidak direkomendasikan untuk diberikan screen time.

  • Usia 1-2 tahun: anak berusia 1 tahun tidak direkomendasikan untuk diberikan screen time, sementara anak berusia 2 tahun tidak lebih dari satu jam (lebih singkat lebih baik).

  • Usia 3 hingga 4 tahun: tidak lebih dari satu jam.

Lebih lanjut, dilansir dari OSF Healthcare, anak usia 5-17 tahun sebaiknya tidak screen time lebih dari dua jam per hari, kecuali untuk keperluan akademik.

3. Dampak negatif screen time berlebihan pada tumbuh kembang anak

Dilansir dari laman UNICEF, ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai ketika anak terlalu lama terpapar layar. Berikut adalah dampaknya:

  • Mengganggu fokus anak

Anak perlu belajar fokus sejak dini. Terlalu banyak paparan layar membuat mereka sulit berkonsentrasi karena otak tidak mendapat waktu cukup untuk memproses informasi seperti saat membaca buku.

  • Layar melemahkan kontrol diri

Anak butuh rasa bosan untuk belajar mengendalikan diri. Layar yang terus-menerus menstimulasi membuat mereka mudah frustasi dan kurang kreatif.

  • Layar menurunkan empati

Interaksi langsung dengan orang lain sangat penting agar anak bisa membaca ekspresi wajah dan belajar empati. Layar menghambat kemampuan ini dan mengurangi waktu untuk bermain dan bersosialisasi.

4. Tips memberikan screen time pada si Kecil

Di era digital saat ini, memang sulit untuk menjauhkan si Kecil dari paparan layar, baik itu lewat TV, tablet, atau ponsel. 

Agar tidak mengganggu perkembangan anak, orangtua perlu bijak dalam memperkenalkan gadget sejak dini. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

  • Dampingi anak saat screen time sambil mengajak mereka berdiskusi. Ini membantu anak memahami apa yang mereka lihat dan menghubungkannya dengan dunia nyata.

  • Lakukan riset terlebih dahulu sebelum mengunduh aplikasi atau game untuk anak.

  • Pastikan anak lebih banyak beraktivitas secara fisik dan berinteraksi dengan orang sekitar dibandingkan dengan waktu screen time.

  • Jauhkan gadget saat waktu makan dan sebelum tidur untuk membantu mereka fokus saat makan dan menjaga kualitas tidurnya.

  • Jadi contoh yang baik dengan mematikan TV atau ponsel saat tidak digunakan, terutama saat sedang bersama anak. Menghindari distraksi dari layar akan mempererat hubungan dan memberi contoh penggunaan teknologi yang tepat.

5. Alternatif kegiatan pengganti screen time bagi anak

Untungnya, ada banyak kegiatan seru dan edukatif yang bisa dilakukan tanpa bantuan gadget. Selain menyenangkan, aktivitas ini juga mendukung perkembangan sensorik, motorik, hingga keterampilan sosial bayi. 

Berikut 10 alternatif kegiatan bayi tanpa screen time yang tak kalah seru:

  • Sensory play: kenalkan bayi pada berbagai tekstur, warna, dan suara. Cukup isi wadah dengan benda-benda aman seperti kain lembut, sendok kayu, atau wadah plastik.

  • Membacakan buku: mulai tanamkan cinta membaca sejak dini. Membacakan cerita pada bayi bisa merangsang perkembangan bahasa dan imajinasi mereka.

  • Floor time: biarkan bayi bermain bebas di atas playmat untuk membantu perkembangan motorik dan mendorong kemandirian.

  • Bernyanyi dan menari: nyanyikan lagu anak-anak atau putar musik lembut lalu, menari bersama bayi untuk menstimulasi indera bayi.

  • Jalan-jalan: ajak bayi berjalan-jalan ke taman untuk menikmati beragam pemandangan, suara, dan aroma yang baik untuk perkembangan sensorik.

  • Bermain cilukba: cilukba tak hanya memancing tawa, tetapi juga membantu bayi memahami konsep object permanence.

  • Menyusun balok: aktivitas menyusun mainan atau balok bisa melatih koordinasi tangan dan mata, serta kemampuan memecahkan masalah.

  • Finger painting: biarkan bayi berekspresi dengan cat yang aman untuk mengenalkan warna sekaligus merangsang kreativitas.

  • Bermain saat mandi: gunakan mainan air saat mandi untuk merangsang indera peraba dan penglihatan bayi dengan cara menyenangkan.

  • Pertunjukan Boneka: gunakan boneka tangan untuk bercerita. Ini bisa menstimulasi keterampilan mendengar dan visual bayi.

Itu dia rangkuman mengenai Erina larang Bebingah dapat screen time hingga usia 18 tahun, serta panduan screen time untuk si Kecil.

Setiap orangtua memang memiliki pola asuh yang berbeda-beda dan menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Bagaimana menurut Mama?

Editorial Team