Mana yang Lebih Baik bagi Bayi, Pakai Sepatu atau Telanjang Kaki?

Pahami manfaat keduanya, karena keputusan mama menentukan masa depan kaki bayi

2 Agustus 2020

Mana Lebih Baik bagi Bayi, Pakai Sepatu atau Telanjang Kaki
Pexels/Johan Bos

Kebanyakan mama berpikir untuk membelikan bayinya sepatu bahkan jauh sebelum ia bisa berjalan. Harapannya, dengan sepatu yang Mama belikan, si Bayi bisa belajar berjalan lebih cepat. Hmm benar nggak ya?

Ma, sama seperti fungsinya pada orang dewasa, sepatu pada bayi juga berfungsi untuk melindungi kaki, terutama saat berjalan di luar ruangan. Jadi, sepatu bukan untuk membantu bayi belajar berjalan lebih cepat atau lebih baik.

Sepatu, jika salah memiliki misalnya bersol keras atau tidak fleksibel, justru dapat membuat bayi kesulitan belajar berjalan karena membatasi pergerakan kaki secara alami.

Pada 2007, para peneliti di Afrika Selatan membandingkan kesehatan kaki seseorang dengan tulang tengkorak berusia 2.000 tahun. Mereka menyimpulkan bahwa orang-orang memiliki kaki yang lebih sehat sebelum mereka mulai mengenakan sepatu secara teratur. Ini mendukung bukti ilmiah yang mengklaim bahwa alas kaki yang tersedia secara komersial tidak sehat untuk kaki.

Studi ini memang berbicara tentang kaki orang dewasa. Bagaimana dengan kaki bayi dan balita? Banyak yang mengatakan, penggunaan sepatu pada anak justru akan mengubah postur kakinya yang sedang tumbuh. Sedangkan yang lainnya mengatakan, sepatu justru membantu bayi leluasa bergerak dan mengeksplor lingkungan sekitarnya.

Jika Mama masih bingung mana yang lebih baik bagi bayi, pakai sepatu atau telanjang kaki? rangkuman informasiPopmama.comberikut ini bisa menjadi pertimbangan:

Perdebatan Telanjang Kaki Vs Bersepatu

Perdebatan Telanjang Kaki Vs Bersepatu
Pexels/Pixabay

Pada tahun 2014, produsen sepatu asal AS Vibram FiveFinger Shoes digugat konsumennya yang melaporkan manfaat sepatu ini tidak sesuai seperti apa yang produsen klaim.

Vibram memproduksi sepatu dengan desain kontur mengikuti bentuk kaki dan jari. Mereka mengklaim sepatu larinya dapat meniru keleluasaan lari tanpa alas kaki dan memberi banyak manfaat kesehatan bagi tubuh, seperti menciptakan otot kaki yang kuat, meningkatkan jangkauan gerak tubuh bagian bawah, dan memperbaiki postur tubuh.

American Podiatric Medical Association (APMA) yang dimintai pendapatnya mengenai hal ini mengatakan tidak sepenuhnya meniadakan manfaat potensial dari bertelanjang kaki atau berlari dengan (hampir) bertelanjang kaki.

"Berlari barefoot telah disebut-sebut meningkatkan kekuatan dan keseimbangan sambil mempromosikan gaya lari yang lebih alami. Namun, risiko berjalan tanpa alas kaki termasuk kurangnya perlindungan juga dapat menyebabkan cedera seperti luka tusukan dan peningkatan tekanan pada ekstremitas bawah."

Selain ini, masih banyak perdebatan lain mengenai barefoot dan mungkin perdebatan masih akan terus bergulir pada para orangtua di masa depan.

Editors' Pick

Manfaat Bertelanjang Kaki

Manfaat Bertelanjang Kaki
Pexels/Tatiana Syrikova

Ada banyak manfaat kesehatan bayi yang bertelanjang kaki.  

1. Memungkinkan perkembangan kaki yang optimal.

Kaki manusia saat lahir bukanlah versi mini dari kaki dewasa. Faktanya, kaki bayi tidak mengandung tulang sama sekali, melainkan terdiri dari massa tulang rawan yang beberapa tahun kemudian mengeras menjadi 26 tulang, 33 sendi, dan lebih dari 100 otot, ligamen, dan tendon seiring bertambahnya usia.

Proses ini terus berlangsung hingga di usia remaja akhir. Jadi Mama harus benar-benar mengenali bentuk kaki bayi dan memilih sepatu yang tepat agar perkembangan kakinya tidak bermasalah.

Untuk anak yang baru belajar cara berjalan (juga berguling, bermain, dan merangkak) sepatu dapat memengaruhi cara mereka menggunakan otot dan tulang kakinya.

Penelitian yang diterbitkan jurnal pediatri The Foot pada 2007 menunjukkan bahwa perubahan struktural dan fungsional dapat terjadi karena kaki harus menyesuaikan dengan bentuk dan sepatu yang sempit. Ingat ya, Ma, semakin muda kaki, semakin besar potensi kerusakannya.

2. Melatih koordinasi otak dan kaki

Di laman The Guardians, Pediatris asal Inggris Tracy Byrne mengatakan, ketika balita berjalan tanpa alas kaki, mereka cenderung menengadah atau melihat ke atas. Saat itu bayi menggunakan kakinya untuk memberi informasi ke otak untuk menavigasi dirinya bagaimana seharusnya ia mengatur pola gerakan kaki dan tubuhnya.

Jika bayi memakai sepatu pada usia yang terlalu dini, sepatu justru dapat menghambat informasi itu ke otaknya sehingga proses berjalan dan perkembangan otaknya menjadi lebih lambat. “Bayi jadi cenderung melihat ke bawah dan lebih sering jatuh,” jelas Tracy.

3. Meningkatkan kesadaran

Alih-alih melihat lantai saja, bertelanjang kaki tidak hanya membebaskan bayi melihat ke atas dan sekitarnya. Ini membantu mereka belajar dengan aman melintasi permukaan yang berbeda.

Berjalan dan berlari tanpa alas kaki di lantai keras, pasir, rumput, lumpur dan sejenisnya memberi anak kepercayaan diri untuk bermanuver menggunakan tubuhnya dalam pengaturan pola gerak yang berbeda. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa bertelanjang kaki berkorelasi dengan penurunan risiko cedera.

4. Meningkatkan kelincahan

Sepatu juga dapat membatasi penyebaran jari kaki yang membuat langkahnya kurang seimbang. Dengan bertelanjang kaki bayi menjadi mampu mengkoordinasikan gerakan kaki dan tubuhnya lebih luwes lagi.

5. Mengoptimalkan pengembangan motorik sensorik

Manusia memiliki sebanyak 200.000 ujung saraf di telapak kakinya. Pada bayi, saraf-saraf ini membantunya mengenali tubuh dan lingkungan sekitar bahkan sebelum ia bisa belajar berdiri dan berjalan. Tentu ini bisa didapatkan dengan bertelanjang kaki. Misalnya mengenali tekstur dan suhu dari lantai, tempat tidur, pangkuan mama, kursi, stroller, dan masih banyak lagi.

Yang Perlu Diperhatikan saat Bertelanjang Kaki

Yang Perlu Diperhatikan saat Bertelanjang Kaki
Unsplash/Jessica Shaevitz

Jika Mama memutuskan bayi bertelanjang kaki saat beraktivitas, jangan lupa untuk memerhatikan hal-hal berikut ini:

1. Saat berada di rumah, biarkan bayi merangkak, berguling, berdiri, dan melakukan semua aktivitasnya sambil bertelanjang kaki.

2. Anak sudah menerima vaksin tetanus. Ini untuk mengantisipasi jika ia tak sengaja menginjak benda tajam yang bisa menyebabkannya terjangkit tetanus.

3. Pertimbangkan lingkungan:

  • Tidak di tempat yang basah atau lembap. Jika pun terpaksa, segera cuci bersih kakinya untuk menghindari peningkatan pertumbuhan jamur, virus, dan bakteri.
  • Tidak di tempat yang berpotensi bahaya, seperti di dekat api atau benda tajam.

4. Perhatikan suhu. Pada hari yang hangat, pasir atau aspal bisa terasa sangat panas dan menyebabkan luka bakar yang serius. Jika lantainya dingin, Pediatri Mary L. Gavin, MD pada laman KidsHealth mengatakan, jaga kakinya dengan mengenakan kaus kaki atau sepatu bersol tipis.

5. Gunakan tabir surya dan pelembap di kakinya, terutama saat ia bermain di luar, agat tidak terbakar matahari dan tetap lembut.

6. Segera temui dokter jika anak mengalami luka tusukan. Luka tusuk pada kaki bisa serius, jadi pastikan untuk menghubungi dokter jika anak menginjak benda tajam.

Jika Harus Memakai Alas Kaki

Jika Harus Memakai Alas Kaki
Pexels

Ada kemungkinan bayi harus menggunakan alas kaki, entah itu sekadar mengantisipasi cuaca dingin di dalam ruangan atau saat berjalan-jalan di luar rumah. Perhatikan pemilihan alas kaki bayi seperti berikut ini:

  • Jangan memilih sepatu karena alasan sedang tren, tapi pilih yang sesuai dengan fungsi pada anak.
  • Pilih kaus kaki yang memiliki karet di bagian bawahnya untuk menghindari bayi terpeleset saat mencoba berjalan.
  • Pastikan sepatu atau sandal yang Mama pilih memiliki sol yang fleksibel, bersol antiselip, serta cukup lebar dan pas di kaki sehingga memungkinkan kaki memiliki cukup ruang untuk mendukung pertumbuhan kakinya.

Gangguan Kaki yang Tidak Memungkinkan Bayi Bertelanjang Kaki

Gangguan Kaki Tidak Memungkinkan Bayi Bertelanjang Kaki
Pexels/Tatiana Syrikova

Ada beberapa kondisi kaki yang tidak memungkinkan bayi bertelanjang kaki. Di antaranya adalah:

  • Kulit kaki atau jari melepuh (callouses) atau kapalan
  • Tulang kaki atau jari tidak wajar (bengkok, mengarah atau naik ke atas)
  • Kaki letter X atau O
  • Berjalan jinjit

Kondisi-kondisi ini memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Terapis Fisik Pediatrik Dr. Andrea Hayward, PT, DPT mengatakan, jika Mama melihat salah satu dari kondisi aneh ini pada kaki atau jari anak, segera berkonsultasi dengan dokter anak atau terapis fisik pediatrik.

Sekali lagi, Ma, pahami kondisi kaki bayi. Dan keputusan mama mengenai apakah bayi perlu bersepatu atau bertelanjang kaki haruslah dengan prosedur yang mengutamakan kesehatan bayi, terutama kakinya.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest