Patut Disimak! 5 Hal yang Harus Diperhatikan saat Membeli Sepatu Bayi

Si Bayi belum bisa berjalan, perlukah membelikannya sepatu?

8 Agustus 2020

Patut Disimak 5 Hal Harus Diperhatikan saat Membeli Sepatu Bayi
Unsplash/Drew Hays

Saat ingin membeli perlengkapan bayi baru, apakah Mama juga memasukkan sepatu ke dalam list belanja? Atau, Mama menunggu dulu hingga usia bayi 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, baru membelinya?

Sebenarnya kapan, sih, waktu yang tepat membelikan bayi sepatu, Ma?

Sepatu merupakan aksesoris yang menutupi semua bagian kaki mulai dari jari jemari, punggung kaki hingga bagian tumit. Fungsinya adalah untuk melindungi kaki dari kotoran berupa debu, kerikil, atau bahkan lumpur.

Penjelasan ini menggambarkan, sepatu digunakan untuk menjaga kaki saat seseorang berjalan, terutama saat berada di luar ruangan. Lantas, perlukah bayi mendapatkan sepatu pertamanya meski ia belum bisa berjalan?

Berikut ini Popmama.com paparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan membeli sepatu bayi:

Sepatu Menghambat Pertumbuhan Kaki Bayi

Sepatu Menghambat Pertumbuhan Kaki Bayi
Unsplash/Jessica Shaevitz

Banyak bayi mendapatkan sepatu pertamanya lebih cepat dari seharusnya. Para ahli di American Pediatric Association menyarankan, agar Mama tidak memakaikan sepatu pada kaki bayi baru lahir, dan tidak perlu memakaikan sepatu sampai mereka mulai berjalan. Alasannya sangat rasional. Sepatu bisa memberikan efek potensial dengan menghambat perkembangan kaki bayi yang sedang berkembang.

Di laman The Guardians, konsultan pediatrik dan juru bicara Society of Chiropodists and Podiatrists Mike O'Neill, mengatakan, "Dari perspektif fungsional, sepatu seharusnya tidak perlu (bagi bayi)."

Ia menjelaskan faktanya ada kemungkinan kerugian yang sangat besar dari pemakaian sepatu pada bayi. Di antaranya, deformasi yang disebabkan oleh ketidaknyamanan bersepatu, kuku yang tumbuh ke dalam, dan kaki atlet (tinea pedis).

Utamanya, menurut Mike, sepatu bayi harusnya berfungsi memberikan kehangatan. Namun ia tetap berpendapat, membelikan sepatu pada bayi hanyalah membuang-buang uang. Sebagai alas kaki, bayi cukup diberikan kaos kaki saja.

Justru menurut Dr. Elizabeth Berger di laman Parents.com, saat bayi sedang belajar merangkak dan berjalan, ia lebih baik diberikan sarung tangan karena aktivitas ini lebih banyak menggunakan tangannya.

Mike menerangkan, merangkak adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai, tetapi sangat sulit jika Mama memakaikannya sepatu.

"Merangkak merangsang otak untuk mengembangkan konvergensi penglihatan; orang yang melewati fase ini ketika bayi mungkin merasa sangat sulit untuk belajar membaca dan menulis saat masa anak-anak. Dan dalam kasus anak-anak yang merangkak mundur untuk memulai, sepatu dapat memberikan tekanan ekstra pada struktur kaki dan tungkai."

Tunda hingga Bisa Berjalan

Tunda hingga Bisa Berjalan
Pexels/Tatiana Syrikova

Dalam tulisan Lenora Jane Estes di laman Parents.com dikatakan, Mama dapat menunda membeli sepatu bayi hingga ia mulai berjalan (biasanya antara 10 dan 18 bulan). Bayi akan lebih merasa nyaman saat ia berlatih berjalan dengan bertelanjang kaki.

Jadi, ada baiknya menunggu bayi bisa benar-benar berjalan baru Mama membelikannya sepatu, ya. Setelah bayi melakukan langkah pertamanya, Mama bisa mulai melirik sepatu bayi, terutama yang bisa dipakai saat bepergian.

Mike mengatakan, masih banyak orangtua yang memperlakukan anak-anak sebagai aksesoris mode, dan memilih sepatu bayi berdasarkan kesukaan mereka bukan faktor ergonomi.

Layaknya pakaian, ada beberapa hal yang harus Mama perhatikan saat membeli sepatu bayi, di antaranya:

1. Bahan yang ringan

1. Bahan ringan
Unsplash/Wes Hicks

Pilih merek yang dibuat khusus untuk balita. "Sepatu yang bagus untuk pejalan kaki kecil agak fleksibel dan terbuat dari bahan ringan, seperti kulit atau jala berkualitas tinggi," kata Ron Raducanu, D.P.M., Presiden American College of Foot dan Ankle Pediatrics.

Editors' Pick

2. Harga

2. Harga
Pexels/Breakingpic

Sesuaikan harga dengan fungsi sepatu. Ingat, Ma, di usia ini pertumbuhan bayi sangat pesat. Utamakan efektifitas pemakaiannya.

3. Kenyamanan

3. Kenyamanan
Pexels/Johan Bos

Artinya, sepatu harus pas di kaki bayi, tidak kesempitan dan kebesaran, serta memiliki ruang di jari kaki. Untuk menghindari kaki bayi lecet, kenakan sepatu pada kaki bayi. Masukkan kelingking mama ke bagian pergelangan kaki belakang bayi.

Jika jari terasa pas, itu tanda kaki bayi aman dari lecet. Lalu, minta anak berdiri dan tekan ujung sepatunya. Jika ada ruang kosong di bagian depan sekitar setengah inc, pertanda sepatu tidak kekecilan.

Ada beberapa mama yang nekat membelikan sepatu 2 nomor lebih besar dari ukuran kaki anak dengan alasan sepatu awet dipakai hingga beberapa tahun ke depan. Ma, sepatunya mungkin awet, tapi bayi tidak mendapatkan manfaat yang baik dari memakai sepatu itu.

4. Keamanan

4. Keamanan
Pexels/Tatiana Syrikova

Hal ini melingkupi faktor perlindungan seperti sol yang tidak terlalu tebal dan fleksibel, juga antiselip. Pilih juga sepatu dengan dukungan pergelangan kaki yang lebih tinggi untuk mencegah sepatu terlepas.

5. Sederhana

5. Sederhana
Unsplash/Isabella and Louisa Fischer

Terlihat stylist boleh saja, tapi jangan memilih sepatu dengan mengedepankan mode atau tren. Agar sesuai di segala acara, beli model yang kasual dengan warna dasar seperti putih, hitam, atau cokelat.

Pastikan tidak terlalu banyak ornamen pada sepatu, seperti tali, ristleting, kancing, dan asesori lain. Hal-hal seperti itu bisa mengalihkan perhatian bayi dan berisiko celaka. Misalnya, bayi berusaha menggigit-gigit sepatu atau menarik-narik aksesorinya.

“Kami tidak merekomendasikan sepatu high-top lagi karena kami menemukan bayi berisiko jatuh dan cedera lebih sering ketika menggunakan sepatu jenis ini," kata Larissa Isterabadi, M.D., dokter anak di Yorba Linda, California.

Tanda Sepatu Harus Diganti

Tanda Sepatu Harus Diganti
Pexels/Pixabay

Kaki balita tumbuh dengan cepat, seringkali ukurannya meningkat setiap dua hingga tiga bulan.

"Jika anak sudah memakai sepatunya selama berbulan-bulan dan tiba-tiba mulai melepasnya, berjalan terpincang-pincang, atau menggosok kakinya, itu tanda-tanda ia siap menerima sepatu baru," kata Tanya Remer Altmann, MD, penulis buku Mommy Calls.

Jangan Gunakan Sepatu ‘Warisan’

Jangan Gunakan Sepatu ‘Warisan’
Pexels/Anna Shvets

Sepatu anak memang bisa sangat mahal, terutama jika Mama menggantinya beberapa kali dalam setahun. Namun jika saat ini anak sedang belajar menguasai keterampilan motoriknya seperti berjalan, berlari, dan melompat, sebaiknya jangan biarkan anak menggunakan sepatu bekas karena bentuk bagian dalam sepatu sudah mengikuti bentuk kaki dan pergerakan anak pertama. 

Sepatu baru akan lebih baik beradaptasi dengan tumbuh kembang si Kecil. Menurut Tanya, tidak ada dua kaki yang sama, dan membeli sesuatu yang baru memastikan bahwa bagian dalam tidak membentuk kaki orang lain.

Jadi, sudah tahu kan, Ma, kalau sebaiknya bayi mendapatkan sepatu pertamanya saat ia sudah bisa berjalan. Jika Mama memiliki kekhawatiran tentang kaki, cara berjalan, masalah pada pertumbuhan kuku, atau si Bayi tidak berjalan hingga usianya lebih dari 15 bulan, segera konsultasikan ke dokter anak.

Itu dia beberapa hal yang harus diperhatikan saat membeli sepatu bayi. Pastikan Mama memerhatikan hal tersebut, ya.


Baca juga:

The Latest