Halo, Sayang! - c1.staticflickr.com
Studi mengenai gelombang otak menemukan efek dari bertatapan mata antara orang dewasa dan bayi. Saat saling bertatapan, emosi, detak jantung, dan aktivitas otak akan menjadi selaras.
“Mekanisme ini membuat orangtua dan anaknya siap berkomunikasi. Saling bertatapan mata membuat bayi belajar kapan harus bicara dan kapan harus mendengar. Bahkan bayi baru lahir pun akan bisa belajar lebih efketif jika orangtua atau pengasuhnya menatap matanya,” kata Leong.
Penelitian mengenai gelombang otak ini dilakukan Cambridge terhadap 36 pasang orangtua dan bayi mereka. Peneliti mengukur aktivitas gelombang otak memakai elektroda yang ditempelkan di kepala mereka.
Para orangtua diminta berinteraksi dengan bayi mereka. Orangtua juga diminta menyanyikan lagu anak sambil menatap mata bayinya. Kemudian ditemukan, bahwa saat tatapan mata terjadi, gelombang otak orangtua dan si Bayi langsung saling menyelaraskan.
Sam Wass, salah satu peneliti menegaskan bahwa penelitian ini masih sangat awal. Mereka belum bisa menarik kesimpulan lebih jauh selain memberitakan bahwa benar terjadi sinkronisasi gelombang otak saat orangtua menatap mata bayinya.
“Kami belum bisa memberi klaim bahwa apa yang terjadi bisa disebut telepati. Kami masih perlu waktu untuk menentukan mengapa dan bagaimana sinkronisasi itu terjadi,” kata Wass.
Studi tersebut telah dipublikasikan di Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Baca juga: Jawaban sains tentang cara terbentuknya bonding antara Mama dan anaknya