Hipospadia umumnya dapat didiagnosis segera setelah bayi dilahirkan. Diagnosis ini bisa dilakukan melalui pemeriksaan fisik pada penis dan tidak membutuhkan tes-tes lain.
Namun hipospadia yang parah membutuhkan pemeriksaan lebih mendetail untuk memastikan ada atau tidaknya keabnormalan pada alat kelamin pengidap.
Oleh karena itu, dokter akan menganjurkan penderita untuk menjalani tes kromosom dan proses pemindaian area genital.
Meski positif didiagnosis hipospadia, bayi atau anak belum tentu membutuhkan penanganan medis. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan hipospadia yang dialami.
Beberapa tujuan dari penanganan hipospadia adalah membuat urine mengalir keluar melalui ujung depan penis, membuat penis tidak membengkok ketika ereksi, dan membuat penis terlihat senormal mungkin.
Jika lubang uretra terletak sangat dekat dari lokasi yang seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung, penanganan medis secara khusus kemungkinan tidak diperlukan.
Tetapi jika lubang uretra berada jauh dari lokasi yang seharusnya, operasi pemindahan uretra perlu dilakukan.
Operasi ini bisa dijalani kapan saja, tapi masa idealnya adalah saat anak berusia empat bulan hingga 1,5 tahun. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan memosisikan uretra pada lokasi yang seharusnya.
Begitu juga dengan bentuk penis yang melengkung ke bawah karena pertumbuhan kulup yang tidak normal, dokter akan memperbaiki sehingga penis kembali ke bentuk yang normal.
Ahli bedah mungkin juga akan membutuhkan cangkok jaringan tubuh yang diambil dari kulup atau bagian dalam mulut untuk merekonstruksi saluran urine, jika lubang uretra berada di dekat pangkal penis.
Perlu diingat bahwa jaringan dari kulup biasanya diperlukan dalam operasi ini. Oleh karena itu, hindari proses sunat sebelum prosedur rekonstruksi ini dilakukan.