Panduan Lengkap Imunisasi Terbaru IDAI 2020 dari Usia Anak 0-18 Tahun

Jangan sampai terlewat panduan dan jadwal lengkap imunisasi dari IDAI 2020 ya, Ma!

18 Desember 2020

Panduan Lengkap Imunisasi Terbaru IDAI 2020 dari Usia Anak 0-18 Tahun
Pixabay/distelAPPArath

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui website resminya telah mengeluarkan panduan serta jadwal lengkap imunisasi yang terbaru. 

Perlu kembali diingat bahwa imunisasi terhadap anak berusia 0 hingga 18 tahun sangatlah penting untuk diperhatikan dengan baik. Mengingat banyak sekali virus yang bisa menyebabkan berbagai penyakit ketika imunitas tubuh si Kecil sedang menurun. 

Dalam penerapan imunisasi terhadap anak berusia 0 hingga 18 tahun, Mama pun perlu memahami panduan yang ada karena tidak bisa dilakukan sembarangan. Pahami jadwal, usia, dan jenis imunisasi yang diberikan untuk anak-anak. 

Jadwal imunisasi rekomendasi terbaru dari IDAI tahun 2020 ini telah mempertimbangkan WHO position paper terbaru untuk berbagai vaksin, Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi dan kebijakan Kemenkes terkait program imunisasi global. 

"Revisi ini juga memperlihatkan vaksin yang tersedia di Indonesia, keamanan dan imunogenitas vaksin, epidemiologi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan hasil uji klinik vaksin di Indonesia," jelas IDAI dalam keterangannya di Instagram pada Rabu (16/12/2020). 

Kali ini Popmama.com telah merangkum jadwal lengkap imunisasi terbaru dari IDAI 2020.

Yuk Ma, usahakan jangan sampai terlewat panduan dan jadwal lengkap imunisasi terbaru dari IDAI 2020!

1. Vaksin hepatitis B (HB) 

1. Vaksin hepatitis B (HB) 
Pexels/RF Studio

Ma, vaksin hepatitis B (HB) monovalen sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam. Diperhatikan juga bahwa perlu didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. 

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.000 gram, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur satu bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer. 

Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. 

Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.

2. Vaksin polio 0 (nol)

2. Vaksin polio 0 (nol)
Pixabay.com/PhotoLizM

Vaksin polio 0 (nol) sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. 

Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.

3. Vaksin BCG 

3. Vaksin BCG 
Pixnio.com/Amanda Mills

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. 

Bila berumur 3 bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Jika timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.

4. Vaksin DPT

4. Vaksin DPT
Freepik

Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. 

Booster pertama perlu diberikan pada umur 18 bulan, lalu  booster berikutnya diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS kelas 1. 

Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Kemudian, booster selanjutnya pada umur 10–18 tahun atau pada program BIAS kelas 5. Booster Td diberikan setiap 10 tahun ya, Ma. 

5. Vaksin pneumokokus (PCV)

5. Vaksin pneumokokus (PCV)
Pixabay/Myriams-Fotos

Vaksin pneumokokus (PCV) diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12-15 bulan. 

Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. 

Apabila belum juga diberikan pada umur 1-2 tahun, maka berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika masih belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.

6. Vaksin rotavirus monovalen 

6. Vaksin rotavirus monovalen 
Pixabay/Chillsoffear

Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu. Setelah itu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu.

Perlu diingat bahwa vaksin ini harus selesai pada umur 24 minggu.

Editors' Pick

7. Vaksin rotavirus pentavalen 

7. Vaksin rotavirus pentavalen 
Pixabay/qimono

Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu. 

Vaksin ini harus selesai ketika si Kecil berumur 32 minggu nih, Ma. 

8. Vaksin influenza 

8. Vaksin influenza 
Pixabay/Myriams-Fotos

Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. 

Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.

9. Vaksin MR / MMR 

9. Vaksin MR / MMR 
Pixabay/12019

Saat si Kecil berumur 9 bulan, maka perlu mulai diberikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. 

Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Selanjutnya, umur 5–7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR. 

10. Vaksin Japanese encephalitis (JE)

10. Vaksin Japanese encephalitis (JE)
Freepik/Rawpixel.com

Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian.

11. Vaksin varisela 

11. Vaksin varisela 
Unsplash/CDC

Ma, perlu diperhatikan kalau vaksin varisela diberikan mulai umur 12–18 bulan. 

Selanjutnya, pada umur 1–12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu. 

12. Vaksin hepatitis A 

12. Vaksin hepatitis A 
Pixabay/frolicsomepl

Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian. 

Perlu Mama ketahui bahwa pemberian vaksin ini diharapkan dapat mencegah anak mengalami penyakit hepatitis A. Setidaknya ini bisa mencegah beberapa gejala mulai dari demam, nafsu makan berkurang, mual, muntah serta nyeri sendi yang menjadi tanda tertularnya hepatitis A.

13. Vaksin tifoid polisakarida

13. Vaksin tifoid polisakarida
Unsplash/CDC

Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. 

Perlu Mama ketahui bahwa pemberian vaksin ini diharapkan dapat mencegah anak mengalami demam tifoid. Penyakit tersebut seringkali ditandai dengan gejala demam, bahkan terjadi lebih dari tujuh hari dan terus meningkat. 

14. Vaksin human papiloma virus (HPV)

14. Vaksin human papiloma virus (HPV)
Pixabay/whitesession

Vaksin human papiloma virus (HPV) diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). 

Selanjutnya, umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,1,6 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent). 

15. Vaksin dengue 

15. Vaksin dengue 
Pixabay/dfuhlert

Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.

Ketika ingin memberikan vaksin kepada anak-anak, Mama tetap perlu memastikan kalau kondisi mereka sehat dan siap menerima imunisasi. Hal ini tidak bisa disepelekan karena akan membantu kinerja vaksin di dalam tubuh, sehingga bekerja lebih maksimal.

Semoga informasi terkait panduan lengkap imunisasi terbaru IDAI 2020 dari usia anak 0-18 tahun ini bisa bermanfaat. 

Catat dengan baik untuk menjaga kesehatan anak-anak ya, Ma.

Baca juga: 

The Latest