Menurut Anthony Puopolo, kepala petugas medis LifeMD yang berbasis di California dan pendiri Integrated Medical Wellness Group, mengeklaim bahwa penularan HIV dapat dicegah dengan:
- tes HIV pada ibu
- pengendalian infeksi yang efektif pada ibu
- terapi antivirus prenatal
- pengobatan ibu dan bayi selama persalinan dan periode neonatus
- hindari menyusui bayi secara langsung
Pengobatan untuk ibu hamil yang teridentifikasi positif HIV juga dapat mencegah penularan infeksi ke bayinya. Pengobatan untuk ibu hamil positif HIV dapat terdiri dari:
- Terapi antiretroviral (ART) adalah pilihan pengobatan untuk HIV/AIDS.
- Jika seorang perempuan terinfeksi HIV selama kehamilan, ART akan diberikan. Obat ini berisiko rendah untuk bayi dalam kandungan. Namun, ibu hamil dapat melakukan USG di trimester kedua untuk menilai perkembangan bayi.
- Jika calon ibu didiagnosis dengan infeksi HIV pada waktu yang dekat dengan persalinannya, obat ART intravena segera diberikan. Hal ini dapat mengurangi risiko penularan sebesar 10%.
- Operasi caesar mungkin disarankan untuk mengurangi risiko penularan dari jalan lahir.
Berikut pengobatan untuk bayi yang lahir dari ibu dengan positif HIV:
- Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV diberikan obat ART dalam waktu enam sampai 12 jam setelah lahir.
- Dokter mungkin meresepkan satu atau lebih obat antiretroviral selama enam minggu setelah kelahiran.
- Ibu yang poitif HIV dan mengonsumsi obat HIV juga harus menghindari menyusui.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, perempuan yang sedang dalam program sangat dianjurkan untuk melakukan tes HIV untuk diri mereka sendiri dan pasangannya.
Jika salah satu pasangan terinfeksi, maka harus minum obat HIV setiap hari untuk mencegah penularan dan tetap hidup sehat.
Saat ini, ada banyak perawatan medis yang tersedia untuk memperlambat perkembangan penyakit akibat virus HIV.