Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Sleep Training Nikita Willy.jpg
Popmama.com/Sania Chandra

Intinya sih...

  • Dokter spesialis anak menganjurkan untuk sleep training mulai dari usia 4-6 bulan dengan rekomendasi yang sesuai dengan karakter anak.

  • Cara tidur biasa sudah tidak efektif dan muncul gangguan tidur, menandakan bahwa anak membutuhkan bantuan untuk membangun keterampilan tidur mandiri yang lebih sehat dan konsisten.

  • Situasi keluarga mengharuskan untuk sleep training, terutama saat orangtua mulai bekerja atau memiliki jadwal yang padat, maka membuat kebutuhan dalam memastikan anak bisa tidur mandiri menjadi semakin penting.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleep training adalah sebuah metode yang dapat melatih kemampuan anak untuk bisa terlelap tidur tanpa bantuan apapun. Nikita Willy menjadi salah satu Mama pintar yang telah menerapkan sleep training kepada anak pertamanya, Issa. 

“Aku ajarkan sleep training ke Issa saat dia usia lima bulan. Karena saat itu dia masih bayi, prosesnya terasa smooth sekali meski awalnya dia nangis 30 menit. Aku menciptakan sleep hygiene dan bedtime routine untuk Issa,” kata Nikita Willy saat acara ‘Playdate bersama Baby HUKI’ di Pororo Park Pondok Indah Mall (PIM) Street Gallery, Senin (28/4/2025). 

Lantas, kapan mulai sleep training pada anak seperti diterapkan Nikita Willy? Simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan. 

1. Dokter spesialis anak menganjurkan untuk sleep training

Popmama.com/Sania Chandra

Salah satu indikasi paling kuat bahwa sudah waktunya memulai sleep training adalah anjuran dari dokter spesialis anak. Biasanya, dokter akan mempertimbangkan faktor usia, kondisi kesehatan, dan pola tidur anak sebelum memberikan rekomendasi ini.

Umumnya, sleep training mulai diperkenalkan saat bayi berusia sekitar 4–6 bulan, tepatnya ketika mereka sudah mampu tidur lebih lama tanpa perlu menyusu di malam hari. 

Rekomendasi dari dokter sangat penting untuk memastikan bahwa proses sleep training dilakukan dengan mempertimbangkan aspek medis dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Dengan melibatkan dokter, orangtua bisa mendapatkan panduan metode sleep training yang sesuai dengan karakter anak. Sebab, tidak semua metode cocok untuk setiap bayi.

Lewat dukungan ahli, proses ini bisa dijalani dengan lebih percaya diri, minim stres, dan tetap memprioritaskan kenyamanan si Kecil, persis seperti yang dilakukan oleh Nikita Willy. 

2. Cara tidur biasa sudah tidak efekti dan muncul gangguan tidur

Popmama.com/Sania Chandra

Waktu terbaik untuk memulai sleep training juga bisa terlihat saat pola tidur anak yang biasa mulai tidak lagi efektif. Misalnya, bayi yang sebelumnya bisa tertidur dengan menyusu atau digendong, kini justru semakin sulit terlelap, terbangun berulang kali di malam hari, atau membutuhkan waktu lama untuk tidur. 

Hal ini menandakan bahwa anak membutuhkan bantuan untuk membangun keterampilan tidur mandiri yang lebih sehat dan konsisten.Sleep training bertujuan membantu anak mengenali pola tidur yang alami tanpa terlalu bergantung pada bantuan eksternal. 

Dengan tidur yang lebih teratur, anak pun menjadi lebih segar, ceria, dan perkembangan fisiknya bisa lebih optimal.

“Kalau bayi kurang tidur, maka akan keluar hormon stres yang mana dapat membuat bayi justru susah tidur. Siklus tidur mereka juga akan berantakan, jadi berujung kebangun setiap 2-3 jam atau tidur siangnya jadi pendek. Bagaimanapun juga, baik tidur siang maupun malam sama pentingnya,” jelas dr. Celestina Hardiman-Yap, M.Res selaku Sleep Trainer Expert & Founder MimpiOfficial.id.

3. Situasi keluarga mengharuskan untuk sleep training

Dok. Baby HUKI

Ada kalanya, keputusan untuk memulai sleep training juga dipengaruhi oleh situasi keluarga. Misalnya, kondisi saat orangtua mulai bekerja atau memiliki jadwal yang padat, maka membuat kebutuhan dalam memastikan anak bisa tidur mandiri menjadi semakin penting. 

Sleep training dalam konteks ini bukan hanya demi kenyamanan anak, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan energi dan kesehatan seluruh anggota keluarga.

“Contohnya, keluarga tidak ada support system atau tidak ada baby sitter, jadi mengharuskan anak perlu tidur tanpa bantuan apapun,” dr. Inda Tasha Bastaman, M.Res selaku Sleep Trainer Expert & Founder MimpiOfficial.id.

Memiliki anak yang mampu tidur sendiri dengan baik tentu sangat membantu orangtua dalam menjalankan aktivitas harian. Ini bukan berarti orangtua menyerah atau kurang perhatian, melainkan sebuah langkah untuk mengajarkan kemandirian sejak dini.

Gangguan Tidur yang Bisa Diatasi dengan Sleep Training

Popmama.com/Sania Chandra

1. Sering terbangun di malam hari

Anak yang belum bisa menenangkan dirinya sendiri cenderung sering terbangun di malam hari dan membutuhkan bantuan orangtua untuk kembali tidur. Sleep training membantu anak belajar menenangkan diri, sehingga dapat kembali tidur sendiri tanpa perlu digendong atau disusui.

2. Sulit terlelap tidur

Anak yang terbiasa tidur dengan bantuan seperti menyusu, digendong, atau ditimang, seringkali mengalami kesulitan untuk terlelap tanpa kebiasaan tersebut. Sleep training mengajarkan anak untuk tertidur secara mandiri, sehingga proses tidur menjadi lebih cepat dan alami.

3. Bangun subuh (sebelum pukul 05.30)

Beberapa anak memiliki jam biologis yang terlalu dini, menyebabkan mereka bangun sebelum waktu yang ideal. Dengan sleep training, ritme tidur anak bisa diatur ulang sehingga mereka dapat tidur lebih panjang dan bangun pada waktu yang lebih tepat.

4. Transisi tidur siang

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan tidur siang anak akan berubah. Sleep training membantu anak melalui masa transisi ini dengan lebih mudah, serta mengurangi kerewelan dan kesulitan saat tidur siang.

5. Gangguan pada tumbuh kembang

Tidur yang cukup dan berkualitas penting untuk tumbuh kembang anak. Sleep training membantu memperbaiki pola tidur anak, sehingga kebutuhan tidur mereka terpenuhi dan mendukung perkembangan fisik, kognitif, serta emosional.

6. Ketergantungan pada metode pengantar tidur

Anak yang terlalu bergantung pada cara tertentu untuk tidur (seperti menyusu, ditimang, atau digendong) bisa mengalami gangguan tidur jika tidak mendapatkan metode tersebut. 

Sleep training membantu anak belajar tidur tanpa bantuan eksternal, membentuk pola tidur yang lebih sehat dan konsisten.

Perlu diketahui bahwa kualitas tidur anak yang baik melibatkan kenyamanan dan perhatian orangtua. Mama dan Papa memiliki peran dalam memastikan anak mendapatkan perawatan fisik dan emosional yang seimbang.

“Banyak riset menunjukkan bahwa tidur berkualitas berperan penting dalam pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kestabilan emosi anak. Oleh karena itu, menciptakan rutinitas sebelum tidur yang baik sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang,” ujar dr. Celestina Hardiman-Yap, M.Res. 

“Rutinitas sebelum tidur yang baik, seperti membacakan dongeng, memijat lembut dengan minyak telon juga dapat mendukung proses sleep training dan meningkatkan kualitas tidur si Kecil. Semua aktivitas ini merupakan bentuk love language orangtua melalui quality time dan physical touch yang memperkuat emotional security si Kecil dan mengisi ‘tangki cinta’ mereka setiap hari,” lanjutnya. 

Nah, itu dia penjelasan mengenai kapan mulai sleep training pada anak seperti diterapkan Nikita Willy. Apakah Mama tertarik untuk menerapkan metode satu ini?

Editorial Team