Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik.com/freepic.diller
Freepik.com/freepic.diller

Apakah Mama pernah mendengar tentang penyakit kernikterus pada bayi? Penyakit ini sangat langka dan jarang ditemui pada bayi. Kernikterus bisa menyebabkan kerusakan otak pada bayi karena memiliki penyakit kuning yang tidak cepat ditangani.

Dengan adanya kerusakan jaringan otak, maka akan memperhambat juga tumbuh kembang bayi. Hal tersebut terjadi ketika adanya kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darah bayi.

Selain kerusakan otak, penyakit kernikterus juga memengaruhi kerusakan tubuh lainnya seperti permasalahan pada gigi bayi, gangguan penglihatan dan pendengaran, bahkan sampai keterbelakangan mental.

Berikut Popmama.com rangkum tenytang kernikterus pada bayi, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Yuk, simak!

Apa Itu Kernikterus?

Pexels/Sunvani Hoàng

Penyakit kernikterus merupakan kerusakan otak yang terjadi pada bayi dengan penyakit kuning yang parah. Kernikterus juga menyebabkan komplikasi serius bahkan sampai bisa mengancam jiwa bayi. Ketika bayi terlambat mendapatkan perawatan akibat penyakit kuning, maka si Kecil bisa mengalami kernikterus ini.

Penyakit ini tidak terjadi pada bayi saja, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Pada orang dewasa, penyakit ini disebabkan karena adanya kelainan genetik yang dapat berpengaruh atas proses pengolahan bilirubin.

Apa Saja Penyebab Kernikterus pada Bayi?

Freepik/jcomp

Kernikterus terjadi ketika kadar bilirubin tinggi sampai menyebar ke otak dan merusak sistem jaringan otak bayi permanen. Perlu Mama ketahui ada dua jenis bilirubin di dalam tubuh, yaitu:

  • Bilirubin konjugasi yang berfungsi sebagai kadar bilirubin yang larut di dalam air dapat keluar dari tubuh melalui usus.
  • Bilirubin tak terkonjugasi yang berfungsi sebagai bilirubin bergerak dari aliran darah ke hati. Tetapi, bilirubin ini tidak larut dalam air sehingga bisa menumpuk di jaringan tubuh.

Nah, pada penyakit ini bilirubin yang dimaksud adalah bilirubin tak terkonjugasi karena ia menumpuk di dalam jaringan tubuh.

Namun, bukan berarti semua penyakit kuning akan berujung menjadi kernikterus. Perlu diketahui beberapa penyebab penyakit kuning yang semakin berkembang menjadi kernikterus seperti:

  • Kekurangan oksigen (hipoksia).
  • Kelainan sel darah merah, salah satunya adalah talasemia.
  • Memiliki hepatitis.
  • Kekurangan enzim
  • Mengalami infeksi yang terjadi selama di dalam kandungan atau saat lahir seperti rubella.
  • Cephaloematoma atau perdarahan di bawah kulit kepala pada bayi yang baru lahir.

Apa Saja Gejala Kernikterus pada Bayi?

Pexels/Anna Shvets

Nah, perlu Mama perhatikan apa saja gejala dari penyakit kernikterus pada bayi. Gejala utamanya adalah perubahan warna kulit dan bagian mata putihnya bayi menjadi kuning ini artinya bayi sedang mengalami penyakit kuning.

Kondisi tersebut biasanya akan muncul pada tiga hari setelah bayi dilahirkan dan dapat hilang dalam waktu 2–3 minggu.

Namun, bila penyakit kuning tak kunjung hilang dan tidak diobati, kondisi penyakit kuning tersebut dapat menjadi kernikterus. Adapun beberapa gejala kernikterus adalah sebagai berikut:

  • Mudah mengantuk dan lemas.
  • Kelainan gerakan mata.
  • Gangguan pendengaran.
  • Muntah.
  • Tidak mau menyusu dan nafsu makan menurun.
  • Gerak tubuh tidak normal.
  • Otot menegang atau melemah.
  • Kaku di seluruh tubuh.
  • Menangis keras dengan suara melengking.
  • Tubuh melengkung.
  • Demam.
  • Kejang.

Apa Saja Faktor Risiko Kernikterus?

Pixabay/Engin_Akyurt

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami kernikterus adalah sebagai berikut:

  • Lahir dari ibu yang memiliki golongan darah O atau rhesus negatif.
  • Mengalami kurangnya asupan makanan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit kuning.

Cara Diagnosis Kernikterus pada Bayi

Freepik/kamranaydinov

Selain mengamati kulit dan mata pada bayi, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin darah. Ketika kadar bilirubin bayi lebih dari 25–30 mg/dL, maka, bayi didiagnosis kernikterus.

Tak hanya itu, dokter juga akan periksa tes darah yang bertujuan untuk mendeteksi apakah bayi tersebut memiliki kelainan darah atau infeksi dan genetik.

Cara Mengatasi Kernikterus pada Bayi

Pexels/Los Muertos Crew

  • Melakukan fototerapi. Terapi cahaya yang difokuskan ke kulit bayi yang bertujuan untuk mempercepat keluarnya bilirubin dari kulit agar tidak menumpuk.
  • Melakukan transfusi tukar. Cara ini dilakukan oleh dokter dengan mengambil darah berulang kali untuk digantikan dengan darah dari donor hingga sebagian besar darah pada bayi sudah ditukar.
  • Pemberian cairan dan makanan. Pemberian ASI dan MPASI pada bayi dapat membantu mengurangi tingginya kadar bilirubin.
  • Plasmapheresis. Cara ini mengeluarkan zat yang kotor dari darah, seperti toksin, zat metabolik, dan bagian plasma lainnya kemudian diganti dengan plasma dari donor.
  • Intravenous Immunoglobulins (IVIG). Cara ini dilakukan ketika kernikterus berkaitan dengan kondisi imunologi atau inkompatibilitas Rh, ABO.

Itulah penjelasn kernikterus pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa membantu Mama.

Editorial Team