Ibu di Jember Bunuh Bayinya Lantaran Dibully, Ini Tanggapan Pengamat

Menurut pengamat sosial, pelaku perundungan kemungkinan memiliki masalah pribadi dengan tersangka

30 Maret 2022

Ibu Jember Bunuh Bayi Lantaran Dibully, Ini Tanggapan Pengamat
Freepik/freepik

Kabar menyayat hati belum lama ini datang dari Jember, Jawa Timur. Seorang ibu berinisial FN tega membuang bayinya yang baru berusia 1 bulan ke dalam sumur.

Pelaku mengaku merasa marah kepada dirinya sendiri lantaran tidak bisa memberikan ASI untuk bayinya. Ditambah lagi dengan keluarga dan orang terdekat yang merundung pelaku lantaran memberi bayinya susu formula. 

Seorang pengamat Sosiologi memberi tanggapan atas kejadian perundungan ini. Menurut beliau, bullying sudah melekat di kehidupan masyarakat sosial, apalagi semakin berkembangnya media sosial.

Untuk mengetahui kronologi lengkapnya dari peristiwa ibu di Jember bunuh bayinya lantaran diejek tak bisa beri ASI dan pendapat pengamat perihal kasus ini, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya secara lebih lengkap.

1. Kronologi kejadian

1. Kronologi kejadian
Pexels/Mark D'aiuto

Kasus ini bermula dari penemuan mayat seorang bayi yang baru berumur 30 hari pada Rabu, 23 Maret 2022 di dalam sumur di kawasan Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur.

Setelah diselidiki, rupanya pelaku yang tega membunuh seorang bayi yang tak berdosa tersebut adalah ibu kandungnya sendiri yang berinisial FN. Meski sempat menutupi fakta bahwa ialah yang telah membuang bayinya ke dalam sumur, FN akhirnya mengaku dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Pelaku mengaku bahwa awalnya ia sedang tidur bersama bayi dan ibunya (nenek dari sang bayi) di kasur lantai di area ruang tengah rumahnya. Kemudian FN pergi untuk mengurus baju yang dijemur. Saat FN menyadari kondisi rumah tidak ada orang selain ia dan ibunya yang sedang tertidur, ia bangun dan membawa bayinya yang sedang terlelap ke area dapur rumahnya.

Kemudian FN membuka penutup sumur yang terbuat dari kayu dan tega melempar bayinya ke dalam sumur. FN lalu menutup sumur tersebut dan kembali tidur.

Kini, anggota kepolisian telah menetapkan FN sebagai tersangka atas pembunuhan anaknya sendiri dan ditahan di Rutan Polres Jember. Dari perbuatannya tersebut, FN terancam pidana 15 tahun kurungan penjara.

Editors' Pick

3. Motif pembunuhan yang dilakukan FN terhadap bayinya sendiri

3. Motif pembunuhan dilakukan FN terhadap bayi sendiri
Freepik/Racool_studio

Aksi pembunuhan FN terhadap bayinya ternyata dipicu rasa kesal dan sakit hati karena dirundung oleh keluarga suaminya lantaran FN tidak bisa memberikan ASI untuk bayinya dan hanya memberikan susu formula.

Akibatnya, FN pun merasa benci kepada diri sendiri dan bayinya sehingga ia tega membuangnya ke dalam sumur. Pihak kepolisian masih terus mendalami kebenaran dari keterangan yang diberikan oleh tersangka mengenai orang yang telah merundungnya.

3. Tanggapan pengamat sosial perihal kasus perundungan berujung kematian ini

3. Tanggapan pengamat sosial perihal kasus perundungan berujung kematian ini
Freepik/freepik

Rahmat Muhammad, seorang pengamat Sosiologi dari Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa perundungan merupakan tindakan yang sudah melekat pada kehidupan masyarakat sosial, apalagi dengan semakin berkembangnya media sosial yang berpotensi meningkatkan kasus bullying.

Maka dari itu, menurut Rahmat Muhammad, korban perundungan sebaiknya tidak perlu ditanggapi.

“Jadi itu harus diabaikan saja, tidak perlu reaktif dan responsnya tidak usah berlebihan" ujar Rahmat dikutip dari Kompas.com (29/03/2022).

Menurut Rahmat, tersangka yang melakukan tindakan perundungan hanya mencari kepuasan yang bersifat sesaat. Jadi, melakukan perundungan sama sekali tidak memberikan keuntungan terhadap pelaku.

"Apalagi sampai ada yang meninggal, mau tertawa di balik penderitaan orang, tentu tidak kan?" sambungnya. 

Masih dari pendapat Rahmat, tidak menutup kemungkinan bahwa korban bullying yang merasa tertekan akan melakukan tindakan di luar dari nalarnya, sama seperti yang dilakukan oleh FN.

Kejadian ini sebenarnya dapat dicegah jika ada pihak lain yang membantunya dan memberikan dukungan kepada korban.

4. Pengamat sosiologi ini juga berpendapat bahwa kemungkinan pelaku perundungan memiliki masalah pribadi dengan FN

4. Pengamat sosiologi ini juga berpendapat bahwa kemungkinan pelaku perundungan memiliki masalah pribadi FN
Pixabay/Anemone123

Rahmat Muhammad juga berpendapat bahwa kemungkinan pelaku perundungan FN memiliki masalah pribadi. Kemudian, kondisi FN yang tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya menjadi kesempatan bagi pelaku untuk membully FN.

 "Ketika ibu ini melahirkan dan menyusui anaknya dengan susu formula, dan ada pihak yang tidak suka dengan si ibu itu dijadikan argumentasi untuk menghukum. Itu sifatnya dari personal ke kolektif," tuturnya. 

Selain itu, Rahmat juga menilai bahwa FN lemah dalam perlindungan keluarga. Menurut beliau, sangat tidak masuk akal jika seorang ibu tega membunuh bayinya hanya karena dirundung. 

"Tetapi, apapun dapat dilakukan oleh seseorang jika merasa terpojok dan dia sendiri. Ada kemungkinan juga sang suami, orangtua, saudara, dan mertuanya tidak membantu, sehingga berujung seperti ini," jelasnya. 

Jadi, Rahmat mengungkapkan bahwa ini merupakan pelajaran bahwa perundungan sama sekali tidak ada untungnya dan malah merugikan.

Demikianlah informasi mengenai ibu di Jember bunuh bayinya lantaran diejek tak bisa beri ASI dan pendapat pengamat perihal kasus ini. Kejadian ini mengingatkan kita bahwa kondisi mental seseorang sangat penting, apalagi dari seseorang yang baru saja menjadi ibu.

Baca juga:

The Latest